#36 🌼Hen'nakanji🌼

3.5K 400 71
                                    

Levi berdiri di depan jendela kamarnya dengan tatapan kosong, kedua tangannya ia silangkan di dada dan tubuhnya ia senderkan ke tembok. Pria itu terlihat sedang memikirkan sesuatu yang membuat pikirannya terganggu akhir akhir ini. Ia pun menghela nafas panjang lalu mengalihkan pandangannya ke meja kerjanya.

Terlihat kertas kertas berserakan di atas meja, Levi pun segera membereskannya karna ia sangat tidak suka dengan sesuatu yang berantakan.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu sebanyak tiga kali namun levi tak menggubrisnya sama sekali, tangannya masih terus bergerak membereskan semua benda benda yang berserakan di atas mejanya namun tatapan serta pikirannya tidak memperlihatkan adanya tanda tanda kehidupan disana.

TOK TOK TOK

Masih tidak ada jawaban dari levi.

BRAK

"YA AMPUN AKU MENGETUK PINTU SEDARITADI DAN KAU TAK KUNJUNG MENJAWAB JUGA?!?” suara teriakan gadis kuncir kuda dengan kacamata di atas kepalanya melengking begitu saja di telinga levi. Gadis itu adalah hanji, siapa lagi orang yang berani mengetuk pintu kamar levi sekeras itu kalau bukan seorang hanji.

Levi hanya melirik sedikit dan menunjukkan ekspresi tidak suka terhadap hanji, yah itu adalah hal yang sering terjadi hingga hanji sudah sangat terbiasa akan perilaku pria cebol kepala tiga tersebut.

Tapi ada satu hal yang membuat levi kini sedikit berbeda, biasanya levi akan memarahi hanji seperti "ada perlu apa mata empat?!" Atau semacamnya tapi ini tidak, levi hanya menunjukkan ekspresi sekilas namun setelahnya pria itu kembali merenung.

Hanji mengerutkan kedua alisnya sambil menatap  lurus kepada levi "ada apa, levi? Kau tidak terlihat seperti biasanya"

Levi menoleh ke arah hanji "apa?"

"Tatapan mu kosong saat kau membereskan buku buku mu" Ucap hanji, ia adalah gadis yang lumayan peka akan keadaan di sekitarnya, namun itu terjadi ketika ia sedang tidak bodoh saja.

"oh omong omong tidak baik yah ketika orang lain bertanya kau malah bertanya balik!!" Hanji melanjutkan kata katanya, ia kesal dengan kebiasaan Levi yang selalu bertanya balik apabila di lontarkan sebuah pertanyaan.

Levi mendongakkan wajahnya kemudian menatap hanji, seketika sekelebat pemikiran muncul di kepalanya. Ia berfikir apakah hanji adalah orang yang cocok untuk di ajak cerita dan menemukan jalan keluar atas semua kegalauan yang ia rasakan? Tapi dilihat dari kepribadian hanji yang ceplas ceplos seperti tidak punya sopan santun membuat Levi mengurungkan niatnya untuk bertanya apalagi bercerita.

Tok tok tok

"Pe-permisi.." Terdengar suara wanita dari balik pintu yang telah terbuka lebar akibat hanji yang tak menutup kembali pintu kamar levi.

Mendengar suara ketukan pintu, hanji pun reflek menoleh ke arah sumber suara untuk memastikan siapa tersangka pemilik suara tersebut "Oh, (Y/N)?! Kau sudah membaik??"

Ternyata itu adalah (Y/N), ia datang ke kamar Levi dengan baju compang camping dan rambut yang berantakan akibat tak pernah ia sisir. Ia mengenakan kaos hitam dan rok putih yang warnanya sudah sedikit menguning.

Levi menatap (Y/N) dari ujung rambut sampai ujung kaki, tiba tiba muncul pikiran aneh dalam kepala pria tersebut "bagaimana (Y/N) bisa terlihat begitu cantik dengan penampilan seperti itu?" Itulah pikiran aneh yang ia ucapkan dalam hatinya.

Benar apa yang dikatakan dalam hati Levi, padahal (Y/N) hanya mengenakan pakaian sederhana bahkan rambutnya sangat berantakan dan terlihat beberapa luka di kakinya yang tak tertutup kain, namun hal tersebut tidak bisa menutupi kecantikan yang khas dari seorang (Full name).

you and me Captain [Levi X reader] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang