Dengan perlahan [Y/N] membuka kedua kelopak matanya, dahinya mengkerut dan kedua matanya terasa silau akibat pancaran dari sinar lampur kerosin yang tergantung di atasnya. Setelah ia berhasil membuka kedua matanya, kepalanya langsung dihujani dengan rasa sakit. Ia langsung memegangi kepalanya dan memejamkan matanya berharap hal tersebut bisa mengurangi sedikit rasa sakit dari kepalanya.
"Eh?" Seketika terdengar suara perempuan di indra pendengaran [Y/N]. "[Y/N] kau sudah sadar? Apa kau baik baik saja?" Dan sedetik kemudian suara perempuan itu terdengar lagi.
[Y/N] mencoba untuk membuka kedua matanya dan melihat sosok Rico yang sedang berdiri di hadapannya sambil menatap penuh khawatir.
Gadis yang tidak sadarkan diri selama tiga hari itu masih tetap terdiam tanpa menjawab pertanyaan Rico.
Ia terlihat tak bertenaga hingga membuatnya tak bisa menjawab kata kata Rico. Bahkan baju [Y/N] sangat bau akibat gadis itu sudah berhari hari tidak mandi dan mengganti pakaiannya dari semenjak prof Albert menculiknya.
"Oy" Tiba tiba terdengar suara lain yang lebih berat seperti suara laki laki, dan [Y/N] kenal betul siapa pemilik suara tersebut.
"Akhirnya kau sadar juga"
Seketika [Y/N] menoleh ke arah sumber suara dan ia menemukan kapten levi sedang duduk di atas kursi sambil meminum teh hitam favoritnya.
[Y/N] membulatkan matanya tidak percaya ketika melihat levi duduk di dekatnya bahkan sambil menatap dirinya dengan tatapan yang sulit di artikan.
[Y/N] segera memalingkan wajahnya.
"[Y/N] apa kau merasakan sakit?" Rico pun angkat bicara di tengah tengah kecanggungan antara levi dan [Y/N]. Sedetik kemudian Rico mengambil alat pemeriksa jantungnya dan mengecek setiap jengkal tubuh [Y/N] yang sebelumnya detak jantungnya sangat lah lemah.
Rico mengerjakan tugasnya dengan sangat baik dan juga cepat. Beberapa kali ia mengajukan pertanyaan kepada [Y/N] tentang apa yang gadis itu rasakan sekarang, [Y/N] menjawab setiap pertanyaan dari Rico tentang apa yang ia rasakan dengan jujur pula, mulai dari luka luka yang masih terasa sakit serta sakit kepala yang ia rasakan begitu ia siuman.
Rico mengangguk angguk mendengar jawaban dari [Y/N] dan mencatat setiap keluhan yang dirasakan oleh gadis itu agar ia tau obat apa yang cocok dan harus ia berikan kepada [Y/N].
"Omong omong levi, bisakah kau pergi dari sini. Sudah tiga hari lamanya kau duduk duduk tidak jelas disini tanpa absen satu hari pun" Ucap Rico tanpa menghentikan kegiatannya.
"Aku hanya ingin disini" Jawab levi singkat sambil meminum secangkir teh hitamnya seolah tidak berdosa.
Rico hanya menghela nafas, jawaban levi selalu sama setiap ia menyuruh pria itu untuk pergi. Pada akhirnya Rico pun menyerah dan membiarkan levi melakukan apa yang ia mau selama itu tak menggangu pekerjaannya.
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu dari luar sebanyak tiga kali, tak lama kemudian muncul seorang prajurit yang mengetuk pintu tadi dari balik pintu. "Prajurit Rico, anda di panggil oleh komandan Erwin ke ruangannya" Ucapnya.
"Baiklah aku akan kesana" Jawabnya. Rico pun segera menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan segera beranjak menuju ke ruangan komandan Erwin.
"Levi, bisakah aku menitip [Y/N] padamu?" Ucap Rico sebelum benar benar beranjak pergi dari ruang perawatan "oh, aku juga minta tolong padamu untuk memberikan [Y/N] makan karna aku tak sempat, oke? " Rico melanjutkan kalimatnya sambil mengedipkan salah satu matanya untuk menggoda levi.
Levi yang melihat itu hanya menatap rico dengan ekspresi datar tanpa menjawab perkataan nya.
Setelah mengatakan hal tersebut rico pun segera beranjak pergi untuk menemui Erwin dan hanya meninggalkan levi dan [Y/N] di dalam ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
you and me Captain [Levi X reader] [END]
Fiksi Penggemar[Y/N] harus membunuh levi jika ia ingin menyelamatkan zion adiknya dari seorang ilmuan gila *Disarankan untuk follow author sebelum membaca, terimakasih. Rank 🎖: #1levi x reader [02-03-2020] #4levi [13-08-2019] #4AOT [02-03-2020] #2Levixreader [14...