14.PQ>QR

3.5K 424 31
                                    

Yahoo~jangan lupa vote dan komennya🔍.

Author Pov.

Jam sudah menunjukan pukul 2 dini hari, lorong rumah sakit nampak lengang dan tak ada satupun manusia yang terlihat. Mungkin jika bukan manusia, banyak yang berlalu-lalang.

Delta dan Derlon sudah terlelap di sofa panjang, mereka kelelahan dan tidur adalah cara yang nikmat untuk melepas lelah.

Krieeet.

Tap..tap.

Pintu terbuka, tapi tak ada yang terbangun hanya dengan suara derit pintu dan langkah kaki. Seorang remaja berhodie hitam jalan mendekat ke arah kasur yang Milky tempati.

Di balik saku hodienya, sudah tersimpan sebuah pisau kecil yang sangat tajam. Tersenyum kecil dibalik masker putihnya, tangannya bergerak untuk mengelus dahi Milky yang tertutup perban.

"Maaf.." Lirihnya. Tatapannya menyendu, dia ingin sekali menangis saat ini. Tapi sedari kecil dia selalu dilatih untuk menutupi segala emosinya, kedatangan Milky sebagai Sugar Mommy nya mengubah segalanya.

Dia bebas berekspresi, dia bisa bermanja, bisa tertawa bahagia, bisa merasakan perasaan dicintai. Tapi..dengan tangannya sendiri dia sudah mebahayakan Mommy yang amat dia jaga.

Tungkainya melemas, dia jatuh berlutut dengan tangan yang menggenggam erat tangan kiri Milky.

"Maaf..Mom..maaf..kumohon jangan buang aku..maaf.." Lirihnya pilu, dia meletakan telapak tangan Milky ke pipinya, berharap pemiliknya akan mengelus pipinya seperti biasanya.

Suara-suara asing yang amat dia benci kembali mendatanginya.

Kau pembawa sial!

Seharusnya kau mati!!

Anak gila!! Seharusnya aku tidak melahirkanmu!

Kau pembunuh!!

Kau menuruni kegilaanku Nak.

Suara dari masa lalunya, suara yang amat dibencinya. "Jidan" Jidan mendongak, dia baru saja mendengar suara halus milik Mommynya, milik Milky.

"Mom..Mommy..Milky..kamu dimana" Lirihnya sambil mencari asal suara, tapi seakan ilusi. Dia tak menemukan apapun, Milky masih memejamkan matanya damai.

Jidan tersenyum getir "Jangan berharap banyak, Milky masih tak sadar" Bisik Jidan datar. Dia menghela napas panjang kemudian meletakan tangan Milky ke sebelah tubuhnya.

Menatap sayu Milky, dan mendekat ke wajahnya "Maaf Mom..maaf Milky..aku benar-benar minta maaf" Bisik Jidan, setitik air mata tak tertahankan jatuh dan mengenai pipi Milky.

Jidan menarik diri, dan menatap wajah Milky.

Deg deg.

Jantungnya berdebar kencang, mata yang tadinya terpejam kini terbuka perlahan. Bibir yang sedari tadi tertutup kini nampak terbuka dan hendak mengatakan sesuatu.

"M-milky..kamu sadar.." Lirih Jidan senang, dia menekan tombol merah diatas ranjang dan kembali menggenggam erat tangan Milky.

Senyum lebarnya yang terlihat sangat tulus terbentuk, dia tersenyum tapi air mata tetap mengalir. Ini air mata kebahagiaan.

Milky melirik remaja berhodie yang menggenggam erat tanganny, dia tak mengenali siapa remaja itu. Tapi rasa takut menelusup ke dadanya, dia ingin menarik paksa tangannya yang di genggam, tapi dia tak punya cukup tenaga.

"Akhirnya kamu bangun.." Ucap Jidan senang, dia melepas tudung hodie serta maskernya. Dan menampakan wajah tampannya yang penuh luka.

Luka sayatan di pipi kanannya, ujung bibirnya yang terlihat mengeluarkan darah. Dan pipi kirinya yang memar. Milky membelalakan matanya, seakan ingatan buruk terjadi saat melihat wajah remaja itu.

Buagh!

Bruk!

Jidan tersentak dan langsung terjatuh begitu pukulan telak terarah ke kepala belakangnya, dia meringis dan menatap gelap pelaku pemukulan.

"Pembunuh sepertimu, tak berhak datang kemari" Perkataan itu seakan menghantam ulu hati Jidan, dia menegang dan kedua tangannya bergetar. Kembali dia dihadapkan kenyataan jika dia adalah pembunuh.

Menggeram pelan, kemudian bangkit dan melarikan diri. Dia akan kembali lagi, tapi tidak untuk saat ini. Pelaku pemukulan yang tak lain adalah Delta langsung berjalan cepat ke arah Milky.

Dia tersenyum lebar, air mata kembali tergenang "Nona akhirnya kamu bangun" Ucapnya bahagia, dia mengambil sendal swallownya dan melemparkan benda itu ke arah Derlon yang masih tidur.

Bugh!

"Bangsat!" Derlon terbangun dengan umpatannya, dia masih terlihat linglung dan mengumpulkan nyawanya.

"Kau gila Del-"

"Nona sudah sadar!"

Ucapan itu bagaikan siraman air dingin di atas kepala panasnya, Derlon segera berdiri dan berjalan mendekat ke arah Delta.

Memandang haru Milky yang masih memandang lemas keduanya. Milky kembali berfikir, siapa orang-orang aneh ini.

"Hueeeeee akhirnya Nona sadar juga"

Kan bener, mereka aneh.



















Tbc..

Semangat buat yang lagi ulangan😎💞.

Sugar Mommy [Tritologi My Ceo]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang