2.BC>CD.

6.5K 597 61
                                    

Hari sama Kanglim gemesin..tapi Jumin kasihan Huhu T_T. Btw aku tadi nonton The Haunted apa gitu judulnya, tapi yang versi drakor. Mayan seru lah😎. Oke sekarang mohon kerja samanya😌.

Author Pov.

Milky memilih mempercepat langkahnya sebelum ke 8 remaja itu menyadari hawa kehidupannya. "Mereka petaka bagiku.." Gumam Milky seraya sedikit berlari.

Tapi sayang sekali. "Oh? PECUNDANG"

Panggilan itu seakan menjadi sebuah perintah, buktinya Milky berhenti melangkah dan berdiri kaku di depan loker. Semua atensi teralih padanya, btw yang manggil dia tadi tuh namanya Jhonson Geoza.

Remaja 17 tahun pemilik wajah bagai pangeran es, rambut biru gelapnya ditambah mata hitam tajamnya. Tingginya 170 cm, kemudian sifatnya yang paling baik diantara yang lain.

Dia ramah, walau savage jika berbicara, dan juga dia termasuk murid teladan yang tak mau terseret masalah teman-temannya. Dan dia licik, munafik serta bermuka 4. Kebanyakan sebenarnya.

"Lo ngapai manggil tuh cewek?" Tanya yang berambut ungu muda datar. Jhonson memberikan senyum ramahnya pada temannya yang bertanya tadi.

Melihat ekspresi itu membuat yang bertanya tadi mendecih sinis "Hentikan itu, menjijikan sekali" Ketusnya. Yang ini adalah Triarta Jilbert Abigael.

Remaja 17 tahun yang memiliki wajah tampan, namun ekspresinya selalu datar dan dingin. Suka menghina, suka marah-marah juga. Tingginya tuh 178 cm, rambutnya berwarna ungu muda dan juga matanya yang bagai permata berwarna ungu cerah.

Jhonson langsung mendatarkan ekspresinya "Lo memang gabisa ditipu" Gumamnya, kemudian dia tersenyum lagi dan mendekati Milky.

"Bisa lo ikut kami sebentar?" Tanya Jhonson ramah, Milky menunduk dan meremat tali ranselnya.

Alki mendecih kesal dan mendekat, tanpa aba-aba dia menjambak rambut hitam Milky dan menariknya kasar.

"Oke kami pergi dulu ya semua, selamat pagi" Ucap Jhonson pada murid-murid yang masih berkerubung di dekat mereka. Murid-murid itu mengangguk dan membubarkan diri.

"Jhon, aku bawakan kamu bekal" Jhonson berhenti melangkah, dia berbalik dan melihat seorang gadis berambut coklat tengah menyodorkan tas berisi bekal.

Jhonson tersenyum ramah dan mengambil bekal itu "Pasti ini bukan buat gue kan?" Tebak Jhonson. Gadis itu tersentak dan menunduk, tak lama mengangguk.

"Yaudah, entar gue kasih sama Alki, sana gih" Jhonson mengelus kepala si gadis, membuat gadis itu mendongak dan memberikan senyumannya.

"Makasih Jhon, kamu memang sahabat aku yang terbaik" Ucapnya semangat kemudian pergi.

Jhonson hanya bisa menghela napas lesu, menatap sendu punggung gadis yang baru pergi itu "Kapan sih lo putus sama Alki, gue muak banget sama lo Nata.." Gumam Jhonson kemudian menyusul teman-temannya.

Tanpa Jhonson sadari, jika ada seorang gadis yang bersembunyi di balik tembok tak jauh dari tempatnya berdiri. "Kapan kamu sadar Jhon.." Lirih gadis yang bernama Fey itu.

Dia meremat coklat yang sebenarnya hendak dia berikan pada Jhonson, tapi tak jadi, dia tak punya keberanian.

......................

Di gudang belakang sekolah, mereka sudah setengah jalan dalam memberi Milky pelajaran. Alki sudah membuat kedua pipi Milky memar, bagaimana caranya? Ya ditamparnya lah.

"Gue sebenarnya enek sama lo, tapi kalau lo gak ada gue bosen. Jadi gimana dong" Celetuk Harvy, Milky duduk di lantai berdebu dengan kepala tertunduk.

Jidan maju dan berjongkok di depan Milky, dia mengapit dagu gadis itu dan mengangkatnya "Muka lo gak buriq-buriq amat, gue jadinya pingin nyayat tuh muka deh" Bisik Jidan disertai seringai di wajahnya.

Duk

"Gausah kumat, ayo balik ke kelas" Jidan mengepalkan kedua tangannya saat merasakan pukulan di kepalanya. Pelakunya itu si Jackob.

Memang cuma dia yang berani geplak kepala ganteng si Jidan. "Ganggu aja lo" Gumam Jidan kemudian berdiri.

"Gue muak sih sebenarnya, tapi tolong lo jangan kirimi loker gue dengan surat murahan lo itu." Milky meremat roknya, hatinya sakit sekali mendengar ucapan Harvy.

Salah ya jika dia mengirim surat pada Para Pangeran sekolah, diakan tak bisa mengatur hatinya ingin jatuh pada siapa.

Duagh!

Alki menendang wajah Milky sekali, membuatnya jatuh ke samping seketika. Darah mengalir dari hidung dan bibirnya. Alki malah tersenyum puas kemudian pergi keluar dari dalam gudang.

Mereka berlalu dan meninggalkan Milky sendiri, ah tidak sendiri karena Jackob, Judith dan Jilbert masih disana. Judith berjongkok dan mengelus pipi kanan Milky.

"Kasihan, tapi sayangnya lo cocok di giniin pecundang" Ucap Judith, sebelum berlalu dia menyempatkan untuk mencium sudut bibir Milky yang berdarah.

"Darah lo manis" Bisiknya sensual kemudian keluar.

"Ganti seragam lo" Celetuk Jilbert datar kemudian mengikuti yang lainnya keluar dari gudang.

Sedangkan Jackob merogoh saku celananya dan berjongkok di depan Milky.

Menyampirkan helaian rambut yang menghalangi wajah Milky, Jackob menyeka darah yang ada di hidung dan bibir Milky. Tak ada suara yang keluar dari keduanya.

"Maafin mereka, mereka cuma belum tau siapa kamu sebenarnya, dan maaf aku gabisa belain kamu" Lirih Jackob.

Dia menyentuh kedua pipi Milky, tatapan mereka beradu. Milky hanya mampu memberikan senyum teduhnya pada Jackob "Gapapa Jack, aku uda biasa. Aku hanya berharap mereka gak nyesal..kalau suatu hari mereka tau aku siapa" Ucap Milky lembut, namun seringai terbentuk.

Jackob tertawa pelan "That's my honey" Bisik Jackob lembut. Dia berdiri dan menyodorkan tangannya, Milky menyambut tangan itu dan berdiri.

"Aku harus pergi, nanti mereka curiga, dah Milky" Ucapnya lembut, sebelum pergi dia menyempatkan untuk mengelus kepala Milky.

Milky mengangguk dan memberikan senyum manisnya, setelah bayangan Jackob berlalu, Milky bersidekap dada dan menatap dingin pintu gudang.

"Bajingan, sakit banget pipi gue..." Gumam Milky, dia meludah darah dan mendecih sebal. Kemudian berjalan keluar dari dalam gudang.

Kenapa lama sekali mereka tau hal ini, Milky tak bisa menunggu lebih lama lagi.




























Tbc..

Dahinya jangan mengkerut, santai aja bacanya😂.

Sugar Mommy [Tritologi My Ceo]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang