EPILOGUE

1.5K 156 7
                                    

***

Hari yang ditunggu oleh Kak Jaehyun akhirnya datang juga. Setelah berperang di medan peperangan demi mendapatkan gelar sarjana kedokteran, akhirnya sekarang Kak Jaehyun mendapatkan gelar tersebut dengan predikat sebagai lulusan terbaik. Aku sebagai pacarnya sangaaat bahagia dan senang karena Kak Jaehyun berdiri di atas podium, seorang diri, sambil tersenyum malu sampai menunjukkan lesung pipinya yang menggemaskan.

Rektorat kampus kami meminta Kak Jaehyun sebagai lulusan terbaik untuk memberikan pidato singkat atas prestasi yang dia raih. Aku di sini duduk bersama kedua orang tua Kak Jaehyun merasa seperti istrinya daripada pacarnya. Dan saudara kembar Kak Jaehyun berhalangan hadir jadi dia tidak ada di sini.

Kak Jaehyun tersenyum padaku, padahal jarak di antara kami berdua cukup jauh dan kami duduk berada di tengah ratusan orang. Entah bagaimana caranya Kak Jaehyun bisa menemukan aku, dan itu membuatku tersipu senang.

"Pertama-tama, aku ucapkan terima kasih banyak kepada Tuhan Yang Maha Esa karena tanpa bantuan dari-Nya aku gak akan ada di sini. Kedua, untuk orang tua aku yang paling aku cinta dan sayang, terima kasih banyak atas semua dukungan dari kalian baik dari segi materi maupun dari segi lainnya. Terima kasih karena sudah mempercayakan Kakak sebagai mahasiswa kedokteran yang sempat kalian larang tapi sekarang buktinya aku membuat kalian bangga di hadapan orang banyak sebagai lulusan terbaik. Ketiga buat saudara kembar aku yang lagi sok sibuk, mungkin dia yang lebih dulu membuat orang tua kami bangga tapi karena kesibukannya dia jadi jarang ada di rumah. Jadi, sering-sering pulang, oke? Dan yang terakhir, buat pacar aku yang cantik, Park Jiyeon, terima kasih karena sudah mendampingi aku sampai ada di titik ini dan aku harap untuk seterusnya kamu mau mendampingi aku sampai menjadi dokter yang sukses."

Aku dibuat merona karena perkataannya. Aku bisa melihat dan mendengar dengan jelas saat orang-orang di sekitarku mulai melirik dan membicarakanku karena iri. Dan kemudian tangan lembut Tante Jung membuatku tenang, dan semakin tenang saat beliau tersenyum lembut padaku.

"Buat temen-temen semuanya, tanpa kalian hidup perkuliahan bakalan ngebosenin kayak kelas patologi." semuanya tergelak begitu mendengar ucapan Kak Jaehyun yang terakhir, Kak Jaehyun juga ikut tertawa pelan setelah mengatakannya. "Aku bercanda ya Pak hehehe pokoknya, untuk temen-temen semua yang ada di sini atau masih berjuang, jangan pernah patah semangat." lanjutnya sebelum mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari semua orang.

Lagi-lagi tatapan kami bertemu, dan Kak Jaehyun kembali tersenyum manis.

"Gak ada salahnya buat bersenang-senang sambil kuliah karena aku sadar setiap orang butuh penyegaran setelah berjam-jam belajar. Asalkan gak kebablasan aja sampe lupa waktu." semuanya kembali tertawa. "Masa-masa saat menimba ilmu di usia muda memang menyenangkan karena selain mendapatkan ilmu, kita juga mengeksplorasi atas rasa ingin tau kita yang gak bisa ditahan-tahan. Kenakalan kita selama itulah cukup membuat kita menjadi pribadi yang lebih dewasa lagi untuk menghadapi kehidupan yang sesungguhnya setelah lulus. Begitu kita melangkah keluar dari auditorium ini, kita secara resmi menjadi orang dewasa yang sesungguhnya yang siap menghadapi dunia ini."

Kak Jaehyun menghela napasnya, sepertinya dia tidak menyangka akan mengatakan kalimat yang mampu membuat semua orang di sini termotivasi olehnya.

Kemudian, dia kembali tersenyum sebelum meninggalkan podium tersebut. "Kayaknya yang barusan bukan pidato singkat, dan ya, terima kasih dan semangat buat kita semua!"

Aku dan ratusan orang yang ada di sini berdiri dan bertepuk tangan dengan meriah mengiringi langkah kaki Kak Jaehyun yang turun dari atas panggung menuju tempat duduknya. Tapi sebelum itu, dia berjalan ke arah kami.

Kak Jaehyun tersenyum kepada kami bertiga dan memeluk kedua orang tuanya dengan erat. Aku sangat terharu karenanya dan meneteskan air mata. Setelah itu, Kak Jaehyun melihatku, menarik tanganku dan memelukku dengan sama eratnya yang disertai kecupan ringan di kepala dan keningku.

Semuanya kembali bersorak heboh sambil menyiulkan suara menggoda kepada kami. Kak Jaehyun mengabaikannya dan fokus melihat bola mataku sebelum kembali ke tempat duduknya.

Sesuai dengan perkataannya di atas sana, Kak Jaehyun memintaku untuk terus mendampinginya, dan aku tersenyum kecil karenanya. Tanpa diminta pun aku akan melakukannya. Aku akan terus mendukung Kak Jaehyun untuk menggapai cita-citanya yang sesungguhnya.

Kami sama-sama berjuang,

Dan aku tidak mau mengecewakan Kak Jaehyun yang senantiasa membantuku dalam setiap mata kuliah yang aku rasa susah. Kak Jaehyun tidak pernah mengeluh setiap mengajariku, malah dia terlihat senang dan bersemangat.

Aku mengerti maksudnya apa.

Dia senang dan bersemangat karena bisa berduaan denganku lebih lama lagi.

Dasar laki-laki.

Dan sekarang aku harus fokus terhadap studiku karena giliran aku yang akan menjadi mahasiswa terbaik seperti Kak Jaehyun.

Aku ingin membuatnya bangga terhadapku sama seperti aku yang bangga kepadanya.

Aku ingin membuatnya bangga terhadapku sama seperti aku yang bangga kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]

Ini epilog yang mungkin kalian tunggu :) nantikan ekstra chapternya ya! baca juga cerita aku yang lain, banyak yang baru loh ;) Xx

Senior✔ || Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang