***
Menjelang akhir-akhir masa koasnya, Jiyeon menyadari bahwa dirinya sebentar lagi akan jatuh tumbang setelah terpenjara di dalam rumah sakit. Tangannya baru saja mau membuka pintu ruang istirahat para dokter, tapi karena terlalu kelelahan, Jiyeon tidak bisa menahannya lagi dan langsung jatuh pingsan hingga membuat suara benturan yang sangat keras.
Bertepatan dengan itu, teman satu kelompoknya melihat Jiyeon yang jatuh pingsan di depan pintu. Perempuan itu buru-buru menghampiri Jiyeon dengan panik.
"Buset! Jiyeon! Jiyeon!"
Ayu, mahasiswa transfer dari Indonesia, yang sekarang berada di rumah sakit ini dengan tujuan magang untuk gelar sarjana kedokterannya terlihat panik dan seperti akan menangis saat Jiyeon jatuh pingsan. Ayu hampir melupakan statusnya yang akan menjadi sarjana kedokteran karena kepanikannya. Bahkan di lehernya dia mengalungkan stetoskop.
Pintu ruang istirahat itu terbuka, para dokter yang baru selesai istirahat sangat terkejut melihat Jiyeon yang tergeletak begitu saja di atas lantai dan Ayu tidak melakukan apapun selain merasa panik.
"Ngapain kamu diem aja ngeliat senior kamu pingsan gitu?"
"P-panik Dok, s-soalnya Jiyeon gak pernah pingsan tapi sering ngeluh kalo dia ngerasa sakit kepala...," lirih Ayu pelan.
Eric, sebagai dokter pengawas untuk para mahasiswa kedokteran, berdecak kesal melihat Ayu yang tidak berusaha untuk bersikap profesional meskipun masih berstatus mahasiswa. Kasus seperti ini seharusnya bisa diatasi olehnya, minimal membenarkan posisinya, memeriksa denyut nadi, pupil mata dan pernapasan Jiyeon.
"Udah berapa lama kamu magang? Masa hal kayak gini gak bisa kamu tangani? Gimana kalo kepala Jiyeon jatuh lebih dulu dan menyebabkan gegar otak ringan?" Cecar Eric yang menyudutkan Ayu yang semakin panik di setiap detiknya.
Eric berjongkok di samping Jiyeon, melepaskan stetoskop yang ada di leher Ayu dan segera memeriksa kondisi Jiyeon dengan teliti. Ayu masih menatap seniornya dengan cemas dan takut karena Ayu akhir-akhir ini sering melihat seniornya terlihat mudah kelelahan.
"Hmm vitalnya oke, tapi biar lebih lanjut bawa Jiyeon ke ruang pemeriksaan," Eric segera mengembalikan stetoskop milik Ayu dan menggendong Jiyeon.
Ayu segera ikut berdiri dan mengekor di belakang Eric bersama para dokter lain yang terlihat cemas akan kondisi dokter koas yang cantik jelita itu.
Jiyeon dibaringkan di atas kasur pasien, tangan cekatan Eric langsung melakukan pemeriksaan lebih lanjut karena dirinya merasakan ada yang berbeda dari perempuan yang dia sukai.
"Angkat bajunya sedikit, turunin juga celananya."
"H-hah?" Balas Ayu bingung.
"Cepet."
"I-iya, Dok."
Ayu segera melaksanakan perintah dokter pengawasnya, kemudian Ayu mengambil gel berwarna bening dan mengeluarkan isinya di atas perut Jiyeon yang rata.
Mungkinkah seniornya ini ... Tidak, tidak. Itu tidak mungkin.
Eric dan teman-temannya nampak penasaran sekaligus khawatir. Setelah menarik mesin USG, Eric segera mengambil stik USG dan menggerak-gerakkannya di atas perut Jiyeon untuk memastikan kecurigaannya.
Deg! Hasilnya sangat mengejutkan semua orang yang ada di sana. Ayu menutup mulutnya dengan telapak tangannya saking terkejutnya dengan hasil pemeriksaan tersebut. Sementara Eric mengeraskan rahangnya dan segera menghentikan pemeriksaan tersebut.
"Jiyeon hamil, ya, Ric?" Tanya salah satu temannya.
Eric tidak menjawab, Eric memutuskan untuk mencetak hasil USG tersebut dan menyelipkannya di dalam saku jas dokter Jiyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior✔ || Jung Jaehyun
Teen Fictiongimana rasanya punya senior ganteng? pastinya bahagia kan? tapi gimana jadinya kalo senior ganteng itu tiba-tiba deketin kamu? Started : 30 July 2019 End : 19 March 2020 © jiyeonsquad 2020