siji

7 2 2
                                    

"Buk.."

Ibuk yang sedang menonton Tv menoleh padaku.

"Aku ngga usah Test PNS yo? Kan wes Ono mbak dadi PNS nang Rumah sakit"

Ibuk lalu merubah mimik wajahnya.

"Terus arep pie? Arep nganggur?" (Terus mau gimana? Mau nganggur?)

Duuh. Aku udah mulai merasakan perang dunia. Bapak please pulang. Tolong selamatkan aku.

"Ya ngga buk. Kan aku nulis novel tah. Duit nya juga banyak. Belum lagi kalau diundang seminar. Banyak lo buk. Lia ngga mau terikat buk. Kerja ngajar disekolah. Terus ngga semua sekolah di Jogja ada pelajaran bahasa koreanya. Kalau mau PNS mesti aku dadi Guru, wegah aku. Aku juga wes nyaman, nulis, terus kan aku juga jadi translator"

"Yo salahmu. Dulu ibuk nyuruh ambil pertanian. Kamu malah diem2 udah daftar sastra korea"

Ibuk udah mulai ngegas:) duh pak kok belum pulang to.

"Buk. Inget ngga dulu perjanjian bapak sama ibuk terus aku? Kalau umurku udah 17 tahun aku boleh milih jalan ku? Inget kan?"

Ibuk mulai melunak dia adalah orang yang selalu nepatin janji.

"Inget kan buk? Jadi boleh ya?"

"Karep mu lah! Wes pusing ibuk. Sak iki terserahmu"

Lohh. Kok tumben. Kok udah selesai. Gini aja?

Memang semua anak ibuk sama bapak waktu ulang tahun dan resmi punya KTP akan diberi kebabasan buat milih. Mereka hanya memantau jika udah ngga singkron sama norma dan agama.

Mungkin ibuk keras padaku karena memang aku yang paling melenceng dari sifat orang-orang kebanyakan di keluarga. Mbak Anna, kakakku yang pertama. Memilih menjadi Bidan dan Sekarang sudah PNS di sebuah rumah sakit di kota. Mbak Anna memilih untuk menuruti saran ibuk mengambil kebidanan. Andes adikku juga sedang menempuH S1 nya teknik pertambangan. Dan lagi-lagi dia nurut ibuk. Hanya aku yang kuliah harus pake drama dulu. Saudara ku itu lebih menunjukkan vibe ke orang-orang kalau dia tuh berguna bagi nusa dan bangsa. Kalem, sopan, pokoknya aktif deh kalau kegiatan amal dan lain-lain.

Sedangkan aku lebih menjadi Orang yang urakan, pecicilan, tapi masih sopan. Tapi kalau lagi acara keluarga aku bisa kok pencitraan apalagi didepan mbah Uti. Bahkan sangking mbah uti tuh pilih kasih ke aku. Semua sepupu ku selalu bilang "Itu mbah mu" tapi sebenernya aku anak yang nurut.

Terbukti kalau setiap ada acara keluarga aku selalu jadi yang paling sering disuruh. Selain karena aku emang nurut kecuali tentang hal-hal dimintain tolong. Ibuk sama Bapak juga sama-sama anak terakhir di keluarga yang mana aku bakal jadi cucu perempuan paling muda di Keluarga dan paling enak di suruh sama pak de, Bu De ku. Bahkan mbak-mbak sama mas-mas sepupuku. Ibuk selalu ngajarin aku buat ngerti tentang hal-hal itu.

Sebenernya aku lebih bakat ke masak pada awalnya. Tapi waktu aku mau daftar tata boga juga ngga boleh. Ibuk kekeuh ke pertanian. Tapi aku ngga mau. Ini bakal jadi apa yang aku jalanin ke depannya. Jadi aku pengen ngelakuin apa yang benar-benar aku suka. Ya karena Jengkel jadi aku malah pilih jalur ngga pilihan ku ataupun pilihan Ibuk. Sastra Korea. Aku ambil ini karena emang ini alternatif yang aku suka, aku suka Bakso, Sastra dan Kamu oh tentu tidak aku suka sastra dan korea.

Satu bulan minimal 3 kali aku beli buku. Dan sampai di bikinin Rak buku berjejer banyak banget di Kamar. Dan bahkan harus rela melepas beberapa Poster Mas D.O di kamar.

Aku seorang EXO-L terutama Dandanie fans Kyungsoo. Aku suka Korea dari awal mereka debut sampai sekarang. Berarti kalau dihitung udah 8 tahun. Waktu umurku 13 tahun. Inget banget dulu kalau pulang Sekolah ke warnet sampe di susulin ibuk.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang