pitu

5 0 0
                                    

Filia Pov

Aku merutuki kalimat yang baru saja keluar dari bibir ku.

Johnny mengerjapkan matanya.

"What? Bisa diulangi?"

Aku salah tingkah. Aku gugup.

"Nope. Forget it"

Aku mengalihkan pandanganku ke jendela. Wah ini mobil Ac nya hidup tapi panas banget. Aku mengibaskan tanganku untuk mengipasi wajahku

"Li. Kalau kamu lupa ini mobil ada Acnya. Kamu dan ini sama sekali ngga panas"

Aku hanya diam.

"Me too"

Aku membeku. Aku memandang wajahnya Sekarang. Dia tersenyum.

Kejadian selanjutnya membuatku menegang. Bersemu. Dan aku ingin melebur.

Johnny menarikku dalam pelukannya. Aku masih diam. Tak tau harus bagaimana.

Dia melepaskan pelukannya. Lalu menggenggam tangan ku. Kemudian tersenyum. Aku gugup setengah mati.

"Sorry Li. Aku hanya tidak bisa menahan untuk tidak memeluk mu"
Ucapnya.

Arhh seo Johnny.

"Li.. bernapaslah"

"Ya!! Aku sudah bernapas sejak tadi. Bahkan aku belum berhenti bernapas."

Johnny tertawa. Aku juga ikut tertawa.

Andes is calling

"Mbak aku sama Haechan pergi jalan-jalan. Haechan udah cerita. Nikmati waktu sama Johnny. Urusan ibuk biar Andes yang atasin. Dan mungkin Andes ngajak Haechan Kerumah. Dan tugas mbak. Ngenalin Johnny ke Bapak sebelum Jodoh dari mbah uti dateng"

Aku tak tau harus bilang apa.

"Lia.. are you okay?"

"Ah.. tentu. Andes bilang dia Jalan-jalan dengan Haechan. Mereka akan kerumahku"

"Haechan tadi mengirimkan pesan. Aku diminta untuk menghabiskan waktu denganmu"

Kami hanya diam.
Aku akan mengajaknya berkeliling Jogja.

"Mau berkeliling? Liat sunset maybe?"

Johnny mengangguk. Selama di perjalanan aku hanya mengarahkan dia. Kami tidak membicarakan apapun.

Saat sampai pantai kami turun. Aku memilih pantai yang sepi. Sengaja. Agar Johnny lebih nyaman.

Hey! Dia Bintang. Idol. Tidak mungkin aku membawanya ke keramaian.

Sampai di pantai aku memilih bertelanjang kaki. Menikmati pasir. Aku sangat suka pantai. Tempat paling baik untuk kabur dari rumah.

Kami duduk menghadap matahari. Masih ada waktu sampai matahari tenggelam.

"Li.."

Aku menoleh ke arahnya.

"Hmm?"

"Bagaimana perjodohan mu?"

Aku bingung bagaimana menjawabnya. Tapi aku ingat pesan mbak Anna. Jawaban jujur adalah jawaban yang paling tepat.

"3 hari lagi kakakku menikah. Dan dihari itu pula Aku akan dikenalkan olehnya. Dia seorang tentara. Cucu teman nenekku"

"Kau? Tidak berusaha menolaknya?"

"Aku sudah bilang padamu John. Aku tidak punya alasan."

Kami masih berbicara tapi tidak saling melihat.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang