Chapter 20

102 4 6
                                    

--0--

Seulgi menatap tangan Jimin yang sibuk memotong daging diatas pemanggang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seulgi menatap tangan Jimin yang sibuk memotong daging diatas pemanggang. Tangan kanan gadis itu sudah memegang sepasang sumpit dengan tidak sabaran membuat Jimin terkekeh pelan melihatnya

"sabarlah. Dagingnya belum matang. Kau akan sakit perut" pintah lelaki itu

Tetapi Seulgi tidak mengubrisnya. Setelah lewat beberapa menit, sumpit ditangan gadis itu pun terulur untuk meraih daging diatas pemanggang tapi usahanya gagal karena Jimin menahan sumpitnya dengan sumpit lelaki itu

"ah, dagingnya sudah matang" keluh Seulgi

"ck, kau akan sakit perut. Tunggu sebentar lagi" pintah lelaki itu lalu menjauhkan sumpit Seulgi

"ah, aku sudah lapar" rengek gadis itu membuat Jimin menyendokkan sesuap nasi kemulutnya

"apha hang hau lahuhan? (apa yang kau lakukan?)" tegur Seulgi dengan wajah yang sedikit kesal

"kau bilang kau laparkan" balas Jimin sambil terkekeh melihat gadis yang sangat menggemaskan itu

"aish, kau benar-benar" keluh gadis itu setelah berhasil menelan makanan yang ada dimulutnya

"kenapa? Kau kesal padaku?" Tanya Jimin dengan tatapan menatang membuat Seulgi menciut dan menunduk

"bu-bukan itu maksudku. Maafkan aku" elak Seulgi tanpa berani menatap Jimin

"astaga Seul, aku hanya bercanda. Kenapa kau sangat menggemaskan?" kata Jimin yang sudah tidak menahan diri menjulurkan tangannya dan mencubit pipi Seulgi membuat gadis itu mendongkak dengan wajah heran

What? Demi apa seorang Park Jimin bercanda? Itu benar-benar hal aneh bagi Seulgi. Lelaki yang duduk dihadapannya ini adalah lelaki yang selalu serius dan tegas dalam setiap kata-katanya, dan tiba-tiba bercanda seperti ini membuat Seulgi heran

"ck, jangan menatapku seperti itu" pintah Jimin mencubit hidung Seulgi untuk menyadarkan gadis itu

"a-ah" sahut Seulgi canggung lalu mengusap belakang lehernya

"nah, buka mulutmu" pintah Jimin sambil menyodorkan daging yang sudah dibalut selada pada Seulgi membuat gadis itu menurut dan menerima suapan Jimin

"bagaimana?" Tanya Jimin

"enhak" balas Seulgi sambil mengunyah dan menelan makanan itu

Mereka berdua pun makan dengan lahap. Saat detik-detik terakhir dipanggangan hanya tersisa sepotong daging membuat Jimin menatap Seulgi dengan tatapan jahilnya sedangkan gadis itu hanya terfokus pada daging dipanggaan itu

Jimin pun menggerakkan sumpitnya untuk mengambil daging itu tapi ditahan oleh sumpit Seulgi

Jimin pun menggerakkan sumpitnya untuk mengambil daging itu tapi ditahan oleh sumpit Seulgi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
High School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang