Chapter 30 - End

222 13 3
                                    

...

Suasananya sedikit tenang. Jimin tidak membuka percakapan dengannya membuat Seulgi juga tak mengatakan apa-apa. Lelaki itu sudah mengemudikan mobilnya selama 15 menit tanpa memberitahu Seulgi kemana mereka pergi

Seulgi melirik Jimin sekilas, lelaki itu terlihat sangat tenang dan tak terlihat tanda seperti dia ingin membuka percakapan. Seulgi pun menolehkan wajahnya kekanan dan lebih memilih melihat sekitar

"kemana kita pergi?" Tanya Seulgi akhirnya karena dia melihat jalan yang tak biasa

"kau ingin kemana?" Tanya Jimin balik dengan sangat tenang membuat Seulgi menolehkan wajahnya

"bukannya kau yang mengajakku keluar? Kenapa bertanya balik?" balas Seulgi heran

"aku hanya bercanda" jawab Jimin yang mengembangkan senyumnya sambil menatap Seulgi sekilas lalu kembali focus kejalanan "bukannya ini malam natal? Kita akan pergi melihat festival kembang api dibusan" lanjut lelaki itu

"benarkah?!" sahut Seulgi bersemangat membuat Jimin hanya mengangguk pelan "assa!!" seru gadis itu gembira

...

Seulgi menyerjitkan keningnya melihat bangunan yang sangat tinggi didepannya. Gadis itu melirik Jimin yang sedang melepas sabuk pengamannya lalu keluar dari mobil

"katanya melihat festival kembang api, kok kesini?" gumam gadis itu bingung hingga Jimin membuka pintu untuknya

"ayo!" ajak lelaki itu sambil mengulurkan tangannya

Lagi-lagi Seulgi berpura-pura tak melihat uluran tangan lelaki itu dan turun dari mobil tanpa bantuan Jimin

"dimana ini? Apa yang kita lakukan disini?" Tanya Seulgi sambil merapikan posisi tasnya dan menatap gedung tinggi didepannya

"apa lagi? Melihat festival kembang api kan?" balas Jimin santai lalu menghampiri gadis itu dan mengenggam tangannya membuat Seulgi tersentak karena perlakuannya

"kok disini?" Tanya Seulgi bingung sambil berusaha menghilangkan keterkejutannya sendiri

"aku tidak akan pergi ketempat umum dan ramai. Terlalu bahaya apa lagi saat malam natal seperti ini. Disini tak terlalu buruk kok. Ayo naik" jawab Jimin lalu menarik gadis itu agar masuk kedalam gedung itu bersamanya

Gedung itu sangat sepi dan sedikit gelap. Yah, mungkin karena ini malam natal jadi semua orang memilih untuk pulang cepat dan tidak lembur. Lelaki itu menarik Seulgi menuju lift yan hanya berjarak beberapa meter dari pintu masuk dan menekan tombol lantai paling atas gedung itu

"sebenarnya gedung apa ini?" Tanya Seulgi pelan

"ah, ini salah satu property keluargaku. Tenang saja, tak ada hantu disini, yah kecuali jika kau tak sengaja bertemu wanita berambut panjang yang tak memiliki kaki" jawab Jimin santai membuat Seulgi seketika merinding karena ucapan lelaki itu

"itu candaan kan?" Tanya Seulgi pelan dan perlahan merapatkan dirinya pada Jimin yang awalnya sangat menjaga jarak

"entahlah. Itu hanya cerita lewat dari para karyawan yang sering lembur disini" balas lelaki itu dengan sangat santai dan tenang tanpa menyadari jika Seulgi sedikit ketakutan disampingnya

"eoh, kenapa lampu lift ini menyala dilantai 20? Apa ada seseorang digedung ini?" seru Jimin sedikit terkejut saat lampu lift lantai 20 menyala dan mereka sudah ada dilantai 9

"ah, jangan bercanda" keluh Seulgi yang tanpa sadar semakin merapatkan dirinya hingga bersembunyi dibelakang Jimin membuat lelaki itu menoleh untuk melihatnya

"hei, kau takut?" Tanya Jimin pelan yang hanya dibalas anggukan kecil dari gadis itu "tenanglah. Itu pasti hanya pegawai yang pulang terlambat" lanjut lelaki itu dalam nada menenangkan membuat Seulgi merasa aman

High School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang