Minho bener-bener merasa bersalah karna suara dia membuat Hyunjin tersedak makanannya. Dan Hyunjin pun juga kaget kenapa tiba-tiba Minho datang dari belakang bikin jantungan.
"Astaga Hyunjin saya minta maaf ya, saya ndak bermaksud buat kamu tersedak"
"Aduh kak Minho, tidak papa kok"
Minho pun segera membantu menetralkan tenggorokan Hyunjin, dan akhirnya Hyunjin bisa bernafas dengan baik lagi, emang si Minho ada aja, dateng tidak permisi.
"Oh ya kakak kenapa ajak aku kesini, ada hal apa ya" tanya Hyunjin.
"Oh itu nggak kakak cuma mau bicara sama kamu aja"
Hyunjin bener-bener dibuat bingung sama Minho, kok ia seorang asisten agensi yang sangat terkenal mau berbicara dengan orang biasa kaya dia.
"Oh, mau bicara apa ya kak, apa kakak perlu bantuan saya??"
"Apakah kamu beneran suka nyanyi"
"Ya saya sangat suka sekali menyanyi, tapi kak saya sangat dilarang keras oleh orang tua saya"
Kasihan sekali, padahal Hyunjin memiliki suara yang sangat amat merdu. Tapi sayang impiannya kini sangat ditentang oleh kedua orang tuanya.
Minho memegang pundak Hyunjin dan tersenyum.
"Hyunjin, kalau saran kakak kamu tekuni hobi bernyanyi kamu pasti suatu saat orang tua kamu pasti mengerti apa yang kamu suka, kaya kakak dulu, kakak juga sangat dilarang keras oleh kedua orang tua kakak buat jadi asisten atau bahkan manager di suatu agensi, tapi kakak tidak pantang menyerah kakak terus yakinkan kedua orang tua kakak dan ini hasilnya"
Hyunjin memang udah ngomong kepada kedua orang tuanya, tapi nihil ia malah dimarahi oleh sang mama, inginnya sang mama ia harus bisa meneruskan perusahaan sang papa. Fashion dia bukan di bisnis tapi di seni, jika dia jadi idol pasti namanya akan dikenal.
"Kakak bener sih, ah makasih ya kak nanti aku coba ngomong sama papa dan mama soal hobi ku ini" sambil tersenyum manis.
"Kamu udah makan Hyunjin"
"Belum kak, baru makan tteokpokki tadi"
"Yaudah kakak traktir ya"
"Nggak usah kak"
"Udah gak papa, anggap aja ini permintaan maaf saya yang bikin kamu tersedak tadi"
"Yah, boleh lah tapi aku tidak merepotkan kakak kan"
"Tidak"
Mereka menuju resto yang berada didekat taman.
Sedangkan Jeongyeon masih berada dikantor, ia sedari tadi Ndak melihat batang hidungnya si Minho, kemana dia.
Jeongyeon pun bertanya kepada Chan akan keberadaan si Minho.
"Chan, kamu lihat Minho tidak"
"Saya tidak lihat dia daritadi nona"
"Astaga kemana anak ini, coba gua telfon deh"
Akhirnya Jeongyeon menelfon si Minho yang pergi kagak pamit, anak ini minta di apakan ini.
"Hallo Minho dimana kamu, udah jam segini belom juga masuk kantor"(Jeongyeon)
"Astaga, maaf kan saya nona saya tidak pamit, saya lagi diresto ini dengan temen saya"(Minho)
"Temen, siapa??"(Jeongyeon)
"Hyunjin"(Minho)
"Oh yaudah, lain kali kalau mau pergi kabar jangan kaya gini, saya pikir kamu hilang tadi"(Jeongyeon)
"Maaf ya nona, saya akan segera ke label deh kalau urusan saya sama Hyunjin udah selesai"(Minho)
"Yaudah, segera selesaikan urusan kamu saya mau ajak kamu meeting hari ini"(Jeongyeon)
"Baik nona"(Minho)
Minho bener-bener bikin pusing, pergi ndak pamit hampir aja dia dicari tim sar karna disangka hilang.
"Ah, Hyunjin kakak pamit dulu yak, soalnya udah dicari bos kakak dan soal makanan kakak udah bayar semua kekasir kamu kakak tinggal ndak papa ya"
"Iya kak, makasih ya sekali lagi"
"Iya, yaudah kakak duluan ya"
Hyunjin mengangguk. Dengan tergesa-gesa Minho melajukan mobilnya segera keagensi, untung aja belum telat ah Minho bener-bener ngebut tadi.
"Habis dari mana loe, gua kira loe ilang tadi" ledek Chan.
"Elah tega amat, masa gua dikira ilang"
Saat berdebat dengan Chan, muncullah Jeongyeon dengan seorang pria yang baru dia kenal siapa gerangan orang itu.
"Akhirnya kamu pulang juga, hampir aja saya telfon polisi tadi"
"Astaga saya beneran dikira hilang ini"
"Tidak Minho saya bercanda, oh ya kenalin ini pak Jae dia adalah CEO pertama dari agensi kita"
Oh ini ternyata pendiri ESP yang pertama, wah berwibawa banget.
Sumpah ini orang bener-bener bikin jatuh cinta, sumpah ganteng banget. Tapi kenapa dia memutuskan untuk alihkan agensi ke Jeongyeon.
"Jeo, mereka itu staf kamu ya"
"Ah, iya oppa mereka staf saya"
"Saya sangat bangga sama kamu jeo, kamu bisa membuat agensi ini lebih dikenal, tapi oppa mau tanya kenapa kamu bisa kecolongan gini"
Yap, pasti yang dibahas tentang masalah Arin, apa lagi kalau bukan itu.
"Ah, maaf oppa saya bener-bener nggak tau dia bisa senekat ini"
"Maaf tuan, kami beneran kecolongan" Minho juga berbicara.
"Waduh, saya masih muda panggil aja Hyung jangan tuan kesannya saya tua banget ya"
Jeongyeon Chan dan Changbin hampir aja ketawa, ternyata Jae pun bisa melawak juga ya.
"Emang oppa kan udah umur kan" ledek Jeongyeon.
"Ini lagi ngeledek"
Suasana jadi anget karna ada Jae, tidak tegang saat menghadapi masalah skandal Arin. Hah memang skandal itu membuat si Jeongyeon merasa hampir menyerah, tapi demi kelangsungan hidup labelnya dia tidak pantang menyerah.
"Gini temen-temen, dalam sebuah kesuksesan pasti ada kegagalan tapi kalian jangan pantang menyerah, terus semangat saya yakin masalah ini bisa segera selesai"
"Makasih oppa"
"Semangat terus ya, yaudah saya pamit dulu soalnya saya udah janjian sama temen"
"Makasih oppa semangatnya"
Akhirnya Jae pun memutuskan untuk pamit. Jeongyeon dan Minho mengantarkan Jae kedepan.
Setelah Jae sudah tak terlihat lagi, jeo dan Minho kembali keruangan masing-masing buat lanjutkan kerjaan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Have A Dreams
Teen FictionMimpi seorang mahasiswa seni yang ingin sekali menjadi seorang penyanyi, dia mati-matian buat serius, tapi dilarang oleh orang tuanya. "tapi ma, aku mau jadi idol" "nyanyi tak akan bikin kamu sukses, lebih baik kamu bantu mama sama papa buat terusin...