Hari terakhir dirumah sang nenek, Hyunjin sangat senang bisa ketemu nenek dan kakek serta bibinya. Ah rasanya sangat lama sekali semenjak Hyunjin masuk kuliah, dan akhirnya bisa kesini.
"Aduh, besok ambil rapot lagi ah elah" gerutu nya.
"Dor, hayo ngelamun apa nih" sang aunty mengagetkan dia dari belakang.
"Kkamcagiya, ya aunty ngagetin aja sih, enggak aku nggak mikirin apa-apa kok"
Sang aunty duduk disebelahnya mengusak rambut keponakannya yang ganteng ini.
Hyunjin senyum kepada aunty nya yang satu ini, dia pasti kangen banget deh sama Eunbi dan keluarga yang lain, sayang besok harus kembali ke Seoul buat ambil rapot dan melanjutkan semester baru, ah kembali lagi dengan dunia perkampusan yang membikin kepala semakin pusying.
"Udah yuk masuk sarapan udah tersedia" sambil menggandeng tangan Hyunjin.
Rumah Minho
Yak suasana dirumah seorang Lee Minho asisten ganteng dari ESP entertainment. Bangun pagi lalu mandi habis mandi turun kebawah buat sarapan lalu berangkat kerja."Pah, sarapannya udah siap"
"Iya ma, papa turun" Yap kamar tuan Lee ada diatas lebih tepat lantai dua.
Setelah pak Lee dan ibu Lee turun tinggal anaknya yang belum turun. Tumben dia belum turun biasanya dia turun lebih awal, kemana anak ini dan sang mama memutuskan buat panggil Minho.
"Mama ngapain, pasti dikira aku belom bangun yak"
Sang mama mencubit hidung Minho, anak ini ditunggu malah ketawa aja.
"Udah buru turun, papa udah nunggu"
Minho mengangguk lalu turun kebawah, dimeja makan udah ada tuan Suho yang sudah rapi juga ingin berangkat kekantor. Yak setelah pulang dari Jepang pak Suho memang harus berangkat kekantor buat revisi lagi hasil nya selama meeting di Jepang.
"Minho, kamu nanti naik apa?? Mobilmu kan masih dibengkel" tanya sang papa.
"Naik motor pa, kemarin baru aja diservis"
Memang kemarin kempes tapi udah diperbaiki lagi kok, Minho baru keinget kalau ia pernah ketemu sama orang tuanya Hyunjin dan ternyata orang tuanya Hyunjin adalah sahabat mamanya.
"Mama kenal Tante Seulgi kan??"
"Iya iyalah, itukan teman sekolah mama emang kenapa??"
"Ternyata, Tante Seulgi itu mamanya Hyunjin ma"
"Ha masa nak, astaga udah lama banget mama nggak ketemu sama dia, rasanya kangen banget" sejak lulus Irene dan Seulgi memang pisah university, Irene dikorea dan Seulgi di Kanada.
Selesai makan Minho pun berangkat karna udah jam 9 pagi waktu Korea. Diperjalanan dia mampir sebentar ke minimarket buat beli sesuatu, yaitu kertas dan beberapa makanan supaya nanti kerja nggak bosen.
Jeongyeon sudah berada dikantor, dia membuka data-data soal pencarian bakat pengganti Arin.
"Minho jam segini kok belum Dateng juga, kemana ini anak"
Akhirnya dia menelfon Minho, karna sebentar lagi mau diajak buat rapat dengan pak Jae.
"Iya kak"(Minho)
"Kamu dimana??"(Jeongyeon)
"Ini disuper market, beli kertas"(Minho)
"Yaudah buruan saya mau ajak kamu meeting"(Jeongyeon)
"Iya"(Minho)
Minho segera melajukan motornya buat ke kantor.
Hyunjin yang sedang asyik makan di ruang tamu dikagetkan dengan kedatangan sang nenek, sang nenek duduk disebelah dia.
Hyunjin memeluk sang nenek. Karna besok dia udah kembali ke Seoul buat ambil rapot, hah sedih sih tapi dia harus pulang dan melanjutkan kuliahnya.
"Besok Hyunjin pulang nek, sedih deh" sambil memeluk sang nenek.
"Nenek tau, tapi kan pendidikan kamu lebih penting sayang"
Hyunjin cemberut karna harus berpisah dengan keluarga nya disini.
Hari semakin sore, selesai mandi Hyunjin keteras buat latihan vokal lagi buat semester depan. Sang mama yang mendengar suara sang anak nyanyi merasa bersalah pernah memarahi Hyunjin, dia memang nggak setuju kalau Hyunjin menjadi penyanyi tapi saat dia melihat anaknya menyanyi tanpa sadar air matanya jatuh, dia bangga kepada anaknya ini suaranya yang menyejukkan hati.
"Ah, besok balik kerumah belum puas sih disini"
Sang mama yang sedari tadi melihat sang anak langsung menghampiri sang anak dan memeluknya. Memang sih sang mama tidak terlalu menyukai hobi sang anak, tapi beliau juga tidak tega kalau terus melarang anaknya buat menjalani hobinya itu.
"Lho mama, kenapa" tanya Hyunjin, dia bingung sejak kapan sang mama ada disitu.
"Nggak papa kok, besok kita pulang ke Seoul dan papa mu besok juga balik ke Jepang"
"Hah, yah ditinggal lagi deh"
"Urusan bisnis"
ESP entertainment
Sesampainya dikantor Minho langsung dicegat oleh Chan dan Changbin, astaga udah kaya narapidana yang diburon aja ini, Minho heran sama kedua sahabatnya ini"Kalian ngapain, udah kaya satpam aja"
Chan dan Changbin hanya tersenyum dan lalu menghampiri Minho. Mereka bertiga langsung masuk ke ruangan dan langsung kerja, ditengah kerja datanglah Jeongyeon yang membawa banyak berkas buat dibahas di rapat ini. Ya hari ini mereka akan mengadakan rapat buat cari siapa yang akan debut.
"Kalian bisa tolong saya, jangan liatin saya aja" Jeongyeon agak kesel.
Mereka bergegas membantu buat membawa berkas-berkas yang dibawa Jeongyeon, hah Jeongyeon merasa lega akhirnya mereka peka juga ah.
"Ah makasih, akhirnya kalian peka juga"
Akhirnya rapat telah dilaksanakan keputusan buat mendiskualifikasi salah satu peserta, tapi mereka bingung siapa yang akan didiskualifikasi semua mempunyai bakat. Apakah mereka akan memutuskan hari ini siapa yang akan debut dan siapa yang akan didiskualifikasi, mereka masih ingin melihat lagi bakat dan potensi dari keempat trainee ini.
"Ah, gua merasa gimana gitu semua cocok buat debut sih" kata chan
"Bener tuh, tapi kan kita harus mendiskusikan lagi dan mengasah lagi mereka" balas Changbin
"Susah juga ya gaes" lanjut Minho
Saat berdebat datanglah Chaeryoung yang meminta tolong buat minta not.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Have A Dreams
Teen FictionMimpi seorang mahasiswa seni yang ingin sekali menjadi seorang penyanyi, dia mati-matian buat serius, tapi dilarang oleh orang tuanya. "tapi ma, aku mau jadi idol" "nyanyi tak akan bikin kamu sukses, lebih baik kamu bantu mama sama papa buat terusin...