Jeongyeon sedang menginterview trainee baru yang akan bergabung diagensi yang bernama Chaeryoung. Anak ini kayanya punya bakat deh, dan akan segera dites apakah benar dia memiliki potensi atau tidak.
"Oke Chaeryoung, kamu istirahat dulu di asrama nanti malam kita tes kamu, Minho tolong antar dia keasrama, tempatkan bersama Yuna"
"Baik nona"
Belum genap 1 bulan melatih 3 trainee udah datang lagi, ya semoga dia bisa mengatasi dan bisa membuat agensi lebih dikenal lagi.
"Gimana nona perkembangan soal trainee kita yang dulu, Seungmin Jeongin dan Yuna apakah seleksi akan dilaksanakan lagi" tanya Chan.
"Chan saya bener-bener bingung, saya kasihan sama Yuna sebenernya, kalau dia yang didiskualifikasi dia pasti sedih banget"
Yak Yuna, anak ini berbakat dalam vokal tapi lemah di nada tinggi. Jeongyeon merasa bimbang antara pertahankan Yuna atau mendiskualifikasi dia.
"Nah Chaeryoung, ini asrama kamu dan ini teman asrama kamu namanya Yuna, semoga kalian bisa berteman baik yak"
"Makasih kak"
"Nah Yuna ini teman sekamar kamu, tolong kamu bimbing dia yak"
"Baik kak"
"Yaudah saya tinggal dulu yak"
Minho meninggalkan Chaeryoung dan Yuna sendiri, dia menuju ruangannya, disana ada Chan dan Changbin yang sedang berdiskusi soal siapa yang akan didiskualifikasi Minggu depan.
"Woy dari mana aja loe ho baru nongol"
"Gua dari asrama putri tadi anterin Chaeryoung"
"Oh, yaudah kalau gitu"
Minho masuk keruangannya dan mengerjakan pekerjaannya.
Hyunjin saat ini sedang di suatu tempat buat merefresh otaknya dari tugas, dia memperdalam bakat nyanyinya, dia sambil menyanyi di tempat itu.
"Suara kamu bagus jin, kenapa nggak masuk agensi aja" suara Eunbi dari belakang, sejak kapan sang aunty dibelakang.
Hyunjin kaget, sang aunty mengikuti Hyunjin dari rumah sampai ditempat ini. Aduh ketauan kan Hyunjin kalau dia suka nyanyi.
"Ya, aunty aku memang suka nyanyi tapi mama dan papa nggak ngebolehin aku nyanyi" Eunbi kebingungan kenapa bakat harus dipendam.
Hyunjin merasa sedih, memang sih mama nya udah merestui buat nyanyi tapi nggak dengan masuk agensi. Sang mama hanya ingin melihat anaknya sukses bukan dengan menyanyi melainkan meneruskan bisnis sang papa didunia perkantoran.
Hyunjin memang udah keliling agensi ESP tapi itu bukan berarti dia masuk kedalam agensi tersebut. Mengingat akan kata-kata sang mama Hyunjin tanpa sadar mengeluarkan air mata, apakah dia harus merelakan keinginannya buat jadi idol.
"Hei, kok nangis udah nggak papa jin, aunty yakin suatu saat mimpi kamu pasti akan terwujud" sambil memeluk erat tubuh Hyunjin.
Eunbi adalah bibi yang paling pengertian, disaat Hyunjin lagi sedih dia yang selalu ada buat bikin Hyunjin senyum.
ESP entertainment
Trainee yang baru tengah dilatih oleh Jihyo, nada tinggi dan vokal dan anak ini mampu mengimbangi Jihyo. Jihyo merasa bahwa anak ini ada bakat walaupun nada tinggi bisa dia taklukan tapi kelemahan dia mudah sekali kelelahan.
"Wah nada tinggi kamu lumayan, tapi kamu mudah sekali kelelahan"
"Wah, bagus nada tinggi nya" puji Minho.
"Makasih kak"
Saat melatih Chaeryoung tiba-tiba hp dia berbunyi dan itu telefon dari sang papa Suho Lee. Haduh papa lagi sibuk pakai telefon segala, pikirnya.
"Iya ada apa pa, tumben telepon"(Minho)
"Kamu masih dikantor kah??"(Suho)
"Iyalah, ini kan masih jam kerja"(Minho)
"Masih lama kah pulangnya"(Suho)
"5 jam lagi, kenapa emang"(Minho)
"Nggak papa cuma mau tau aja, oh ya gimana kabar mama kamu"(Suho)
"Mama baik, lah papa kapan pulang dari Tokyo"(Minho)
"2 minggu lagi deh kayaknya"(Suho)
"Oh, masih lama banget yak"(Minho)
"Iya lah, namanya juga masih bisnis"(Suho)
"Yaudah papa hati-hati deh disana, aku kerja lagi ya"(Minho)
"Yang semangat anak papa"(Suho)
Minho mematikan telefonnya, Minho bener-bener rindu dengan sosok sang papa dia udah sangat lama tidak bertemu sang papa, 2 tahun bukan waktu yang singkat buat Minho.
Minho merasa sedih, tapi kalau dia terus larut dalam kesedihan dia tak akan fokus dengan kerjaan dia sebagai asisten CEO. Apalagi dia adalah kaki tangan yang dipercaya, dan disegani kalau dia terus sedih kasian para penggemar.
"Loe kenapa ho, kaya sedih banget gitu" tanya Chan
"Nggak kok Hyung, gua nggak papa"
"Elah jujur aja Hyung, kita kan temen jangan ada yang ditutupi" tambah Changbin tumben anak ini pinter.
Minho bercerita tentang kerinduan dia dengan sang papa, membuat Chan dan Changbin merasa iba dan turut sedih.
"Astaga Hyung, gua turut sedih"
"Udahlah Minho, kan sebentar lagi papa loe pulang"
"Iya sih Hyung"
Saat bercerita tiba-tiba Jeongyeon datang dan memanggil si Chan buat bantu dia cari dokumen dari pak Jae 1 bulan yang lalu.
"Chan bisa bantu saya"
"Baik nona"
"Cieee" Minho dan Changbin menyaut bersama.
Chan otomatis melempar kertas kearah mereka, Minho sedih masih aja ngeledek Hyung nya ini, emang anak ini ya minta di apakan sih.
Hyunjin yang tengah asik mendengarkan lagu di ruang tamu, tiba-tiba dipanggil oleh sang ayah entah karna apa kok tumben-tumbenan.
"Iya pah, lah papa kerja dihari libur gini"
"Hah, tugas dari atasan"
"Yah, nggak ada waktu buat main dong"
"Ya! Kamu udah besar masih main dengan papa"
"Main catur papa ku"
"Hah, ya papa sih maunya gitu"
Saat berdebat soal kerja, tiba-tiba sang mama datang dengan membawa kopi dan biskuit, ah lagi-lagi biskuit tapi keluarga ini memang suka dengan biskuit sih.
Kembali lagi dengan keluarga Hwang ini, sambil menaruh kopi diatas meja kerja sang suami nyonya Hwang pun juga heran kenapa libur gini masih aja ada kerjaan.
"Itu kerjaan apa tugas sekolah sih pa, libur gini kok masih aja pantengin laptop"
"Hah, tugas negara ma" sambung Hyunjin.
"Yah namanya juga kerja"
Mereka bertiga berkumpul diruang tamu, sang papa mantengin laptop sang anak main game dan si mama baca koran udah lah paket lengkap.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Have A Dreams
Teen FictionMimpi seorang mahasiswa seni yang ingin sekali menjadi seorang penyanyi, dia mati-matian buat serius, tapi dilarang oleh orang tuanya. "tapi ma, aku mau jadi idol" "nyanyi tak akan bikin kamu sukses, lebih baik kamu bantu mama sama papa buat terusin...