2.9

2.2K 257 26
                                    

"chan, kamu kenapa?" tanya ryana seraya menghampiri haechan yang terlihat gelisah sambil memainkan ponsel nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"chan, kamu kenapa?" tanya ryana seraya menghampiri haechan yang terlihat gelisah sambil memainkan ponsel nya.

jemari nya perlahan memainkan rambut lebat yang sedikit kasar milik suami nya itu, sesekali ryana melirik ke arah layar ponsel. mencari tau sebab dari gusar nya haechan saat ini.

"somi.. ngechat kamu ya?" tanya ryana yang hanya dapat melihat sedikit karena haechan langsung mematikan ponsel nya, seakan ada rahasia di antara mereka.

haechan menggeleng "engga, itu temen kantor aku. katanya, aku harus ke kantor sebentar" ujar haechan dengan nada sedikit gugup

ryana menghela nafas nya berat "serius? aku ngga suka lihat orang bohong, chan" balas nya membuat haechan terlihat semakin gugup

dengan takut haechan memeluk perut ryana,mengecup singkat perut buncit itu lalu menatap wajah istrinya "somi ngechat aku" ujar nya

"terus?"

"kamu jangan marah ya? biar aku jelasin semua" pinta haechan seraya mengacungkan jari kelingking nya

dengan berat hati ryana mengangguk dan menautkan jari kelingking nya dengan haechan "janji, asal jujur ya?"

"jadi belakangan ini somi ngechat aku lagi, aku ngga tau dia dapet nomor aku dari siapa. awal nya aku ngga terlalu ngeladenin dia yang suka bicara omong kosong dan ngungkit masa pacaran dulu. tapi baru baru ini dia jadi aneh, dia ngancam mau ngebunuh kamu.. anjing banget ngga tuh? jadi dia bilang kalau gamau kamu kenapa kenapa, aku harus ketemu sama dia dan bicara langsung, sedangkan hari ini kamu harus ke rumah sakit kan?" jelas haechan panjang lebar

ryana mengangguk paham "udah pergi aja dulu, bicara sebentar.. kan aku harus kerumah sakit nya nanti sore, selesain aja masalah kamu sama somi dulu.. karena gimana pun, dia pasti bakalan tetap begitu walau anak kita sebentar lagi lahir. aku gamau keluarga kita terjadi apa apa" suruh ryana dengan yakin

"kamu hari ini udah harus ke rumah sakit sesuai perintah dokter karena jadwal lahiran kamu hari ini. aku ngga mungkin pergi untuk nemuin cewe gila itu" cebik haechan

ryana tersenyum tipis, merasa gemas dengan tingkah haechan saat marah. "kamu marah nya lucu, gimana coba nanti kalau anak kita nakal terus kamu marahin kaya gini?" tanya ryana seraya mencubit pipi haechan

"aku gamau jadi papi galak, enjoy aja biar bisa deket sama anak sendiri.. toh juga anak kita perempuan kan? harusnya cinta pertama anak perempuan itu papi nya" balas haechan

"bener banget! oh iya, kamu udah siapin nama belom?"

haechan mengangguk dengan semangat "lee haeri, gabungan nama kita berdua. aku berharap semoga sifat baik kita bisa nurun ke dia" jelas haechan lalu mengusap perut ryana

"kayanya dia suka deh chan sama nama nya" ujar ryana dengan wajah meringis.

haechan menggenggam tangan ryana, merasa kalau sikap ryana berbeda dari saat biasanya kala sang bayi menendang. "kamu udah mulai pembukaan ya?" tanya haechan dengan perasaan kalut

ryana mengangguk "iya nih, udah mulai terasa" jawab nya

"kamu tunggu disini, biar aku taruh dulu tas pakaian ke mobil ya? atur nafas, tarik buang.." suruh haechan lalu berlari menuju kamar, mengambil tas pakaian milik ryana dan menaruh nya ke dalam mobil

ryana menuruti perintah haechan, walaupun belum terasa sangat nyeri tapi ia harus menahan dorongan dari dalam sana.

tangan haechan merangkul ryana dengan perlahan, membantu istrinya itu berdiri dan berjalan memasuki mobil. setelah semua nya selesai, haechan dengan cepat menancap gas dan pergi menuju rumah sakit

sepanjang perjalanan tangan kiri haechan bertautan dengan tangan ryana, membiarkan istrinya itu meremas tangan nya dengan kuat. "aku takut bayi nya keluar di tengah jalan" keluh ryana

"tahan dulu ya? aku takut ngebut kalau ada kamu, rumah sakit nya udah deket kok" ujar haechan menenangkan istrinya

ryana mengangguk "belum sakit banget, huhh cuma kaya ada dorongan dari bayi nya pengen keluar" jelas nya sambil mengatur nafas sebaik mungkin

keadaan jalan yang tidak terlalu ramai memungkinkan haechan untuk sedikit menaikkan kecepatan mobil nya, berharap agar segera sampai dan pihak rumah sakit dapat menangani istri dan anak nya.

"chan, jangan ngebut disini.. banyak truk karena ada tempat konstruksi" tegur ryana

haechan menekan pedal rem, mencoba memperlambat kendaraan yang ia kendarai. "na, kamu jangan takut ya?" pinta haechan

"iya, jangan ngebut chan.." tegur ryana lagi karena tak kunjung di lakukan oleh suaminya itu.

"sebentar, rem nya blong"

"APA?!" pekik ryana kaget dan mulai merasa panik, membuat haechan sedikit merutuki kesalahan nya telah memberi tahu ryana.

sebisa mungkin haechan mengatur kendaraan nya agar tak menabrak apapun yang ada di jalan sampai menemukan tempat untuk menubrukkan mobil agar bisa berhenti.

"CHAN! AWAS!!"

🍒S U A M I🍒

"ayo tolongin! itu kasihan dia udah mau lahiran!!" pekik salah seorang pejalan kaki yang melihat ryana tengah merintih kesakitan sambil memegang perut nya

beberapa orang mulai mengerubungi mobil yang penuh asap itu, membantu ryana keluar dari mobil dengan susah payah karena letak mobil yang sudah miring hampir terbalik di tepi jalan.

"panggil ambulan, cepetan!!" suruh seorang pria yang baru saja berhasil membawa ryana keluar dari mobil dengan susah payah bersama beberapa warga lain.

seorang perempuan menghampiri ryana yang terdapat beberapa luka di tubuh nya "ngga keburu! ketuban nya udah pecah!" pekik nya yang melihat kaki ryana sudah basah terkena air ketuban

"jadi gimana! tolong yang bisa bantu persalinan cewek ini!"

"pak! ayo kita cepetan bawa aja kerumah sakit karena ngga terlalu jauh dari sini, kasian kalau dia dan anak nya kenapa kenapa" usul orang lain lalu membantu membawa ryana masuk ke dalam sebuah mobil orang yang berbaik hati menolong ryana

dengan cepat mereka langsung membawa ryana ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan dari dokter. "ini ada tas nya, kalau ada hp nya biar saya hubungi pihak keluarga nya" sahut orang yang tengah memegang tas ryana

"iya, gimana bisa dia kecelakaan sendiri di bangku penumpang? siapa yang bawa mobil nya?"


suamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang