3.2

1.9K 237 29
                                    

"haechan! somi! tunggu!" pekik renjun memanggil pasangan yang tengah asik jalan berdua itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"haechan! somi! tunggu!" pekik renjun memanggil pasangan yang tengah asik jalan berdua itu

langkah kaki mereka semakin cepat, seakan hendak menjauh dari kejaran renjun dan ryana. haera yang sudah berada di gendongan ibu nya hanya bisa terdiam dan menatap bingung apa yang sedang terjadi.

sekali tepukan bahu berhasil membuat pria yang di duga haechan itu berhenti berjalan "tunggu" ujar renjun dengan nafas tersengal

"apaan sih, ayo kita pergi aja" somi mengajak haechan pergi dan tak memperdulikan renjun, namun haechan menolak

"sebentar by, mana tau mereka ada perlu" tolak haechan dengan lembut lalu menatap renjun dan ryana dengan tatapan heran "ada perlu apa ya?" tanya nya

pelupuk mata ryana perlahan di penuhi air mata "h-haechan!" pekik nya lalu memeluk pria jangkung dengan wajah bingung itu

dengan sigap somi menarik tubuh haechan menjauh, melepaskan pelukan suami istri yang sudah berpisah sekian lama karena ulah nya itu "jangan sembarangan peluk pacar orang!" bentak somi

"dia suami gue! chan, ini haera anak kamu, anak kita chan.. aku kangen sama kamu" ujar ryana sambil menunjukkan haera yang tengah tersenyum menatap wajah haechan

"haechan? anak? maaf tapi anda salah orang, saya harsa dan saya belum punya anak. ini pacar saya somi, kami sebentar mau menikah jadi belum memiliki anak"

renjun menyiritkan dahi nya lalu menatap somi dengan sinis "lo apain haechan? kenapa bisa haechan sama lo? sejak kapan haechan berubah jadi harsa? memang iblis ya lo?" tanya renjun dengan emosi yang meluap

somi merotasikan mata nya "kan emang seharusnya seorang somi bersanding dengan hae--harsa" cebik somi sambil mengibaskan rambut nya

"kenapa haechan bisa sama lo? haera butuh ayahnya, jangan pisahin anak ngga berdosa ini sama ayah kandung nya" keluh ryana dengan suara bergetar tak kuasa menahan sedih nya

renjun mengusap pelan bahu ryana, mencoba menenangkan tangisan yang hendak meluap "gausah peduliin, ayo kita pergi" somi menarik lengan haechan, mengajak nya pergi meninggalkan ryana dan renjun

🍒S U A M I🍒

"b-beneran bundaa.. tadi ryana lihat sendiri haechan! renjun juga lihat, ya kan njun?!" pekik ryana seraya menangis di hadapan ibu haechan

wanita paruh baya itu menunjukkan raut wajah pilu, merindukan sosok anak sulung nya "tapi echan udah ilang satu tahun lamanya sayang.." ujar nya dengan suara parau

ryana menangis lagi, menyembunyikan wajah merah nya di bahu ibu mertua nya "haera butuh haechan, aku juga butuh diaa.." rintih nya lagi

"kan ada renjun, dia sayang.. banget sama kamu dan haera. minggu ini kamu mau nikah sama renjun, bunda udah ngasih kepercayaan ke dia untuk jaga menantu bunda yang cantik ini dan cucu bunda" jelas nya mencoba menahan rasa sedih

ibu haechan mengeratkan pelukan pada ryana, ia mengerti apa yang di rasakan menantu nya itu "kita ikhlaskan haechan sama sama ya? kamu buka lembaran baru dengan renjun, kamu harus bahagia dengan renjun ya sayang?" tuturnya lembut sambil mengusap punggung ryana

"haechan sekarang sama somi bundaaa.. dia lupa sama aku, aku istrinya bunda gimana bisa di lupa sama akuu! udah jelas jelas kami bertatap mata, tapi sedikit pun dia ga ingat sama aku bahkan renjun sahabat nya!"

"kamu sesayang itu ya sama echan?" tanya ibu haechan seraya melepas pelukan nya, lalu mengusap air mata yang mengalir di pipi ryana

ia mengangguk "gimana pun, dia suami aku.. kalau bukan atas dasar cinta ngga mungkin kami menikah dan menghadirkan haera disini" jelas nya dengan suara pelan

ibu haechan tersenyum samar "kamu juga harus menikah dengan renjun atas dasar cinta, jangan karena terpaksa.. sekarang renjun yang bakalan ambil peran suami dan ayah untuk keluarga kamu" nasihat nya pada sang menantu

ryana mengangguk paham "aku cinta sama renjun, tapi.. aku belum bisa ikhlas dengan kejadian haechan. rasa sayang aku masih ada untuk dia bunda, aku gabisa secepat itu ngehapus nya" keluh nya

"bunda ngerti sayang.. gapapa kok, gimana pun pohon yang udah tumbuh lebat ngga secepat itu untuk layu dan mati sama kaya hati"

renjun mendekati ryana dan ibu haechan sambil menggendong haera "maaf tadi renjun denger pembicaraan kalian" ujar nya merasa bersalah

"na, aku gapapa kalau kamu masih sayang sama haechan. aku gapapa kamu masih memberikan tempat khusus untuk haechan di hati kamu. tapi aku mohon, kasih tempat juga ya untuk perasaan aku berlindung di hati kamu"

a/n

selamat hari ibu✨
jangan bosen ya
nunggu aku apdet lagi
hihi

suamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang