#Gadis_Milik_Mafia
#Part_3 •|| Mual dan Pusing??? ||•Waktu berjalan begitu cepat, Alex masih tetaplah Alex yang dulu. Alea masih tinggal di apertemen pria itu dengan status layaknya pembantu. Setiap malam, pasti Alea menangis sebelum tidur.
"Aku mau ke kantor, kau harus tetap di sini!" tegas Alex menjambak rambut Alea sedikit kasar.
"I--iya, Tuan." Alea menunduk.
"Sana! Kerjakan pekerjaanmu!" tegas Alex, lalu dia berjalan ke luar.
Alea tersenyum, dia kemudian menghapus air matanya yang sudah menetes entah sejak kapan, dia menghapus air matanya menggunakan tangan kirinya. Menjadi pembantu di apertemen sebesar ini sangatlah sulit, apalagi semua maid sudah dipecat oleh Alex.
"Miris ya Allah, udah jadi bahan penyiksaan, jadi pembantu, tapi gak pernah digaji. Alea capek kalau begini terus, Alea gak kuat ...." Alea menangis sambil berjongkok dan menutup wajahnya.
Alea segera berdiri, dia kemudian mengambil sapu dan mulai menyapu. Lihatlah, dia menyapu sambil menangis dengan wajah pucat, tapi senyumnya tidak pernah luntur dari wajah cantiknya.
*****
Di saat Alea sedang beristirahat sebentar di sofa, Alea dikagetkan dengan suara pecahan kaca dari dapur. Takut akan hal buruk, akhirnya Alea memeriksa dapur.
"Apa ini?" monolog Alea saat menemukan sebuah kotak usang.
[Halo Alex, tunggu aku, ya. Kita pasti akan bermain dan kau pasti akan kalah. Bersiaplah, kehancuran menunggumu adikku.
Dari : Kakakmu tersayang.]Bruk!
Alea melemparkan kotak itu keluar. Tangannya bergetar hebat, siapa orang itu? Apa urusannya dengan Alex? Pikir Alea.
"Alex dalam bahaya," lirih Alea menatap kosong ke depan.
'Aku harus melindungi dia, tapi dia selalu jahat sama aku. Ah, sudalah,' sambung Alea membatin.
******
Alex sedang berada di kantornya, dia sedang fokus dengan beberapa dokumen di sampingnya. Pekerjaan kantor yang sangat menumpuk ini sangatlah membuat otaknya serasa ingin hancur.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!" perintah Alex saat seseorang mengetuk pintu ruangannya.
"Maaf, Tuan, senjata yang anda pesan sudah sampai di tempatnya," jelas Andri, anak buah kepercayaan Alex.
"Periksa semuanya, jangan sampai ada yang salah!" tegas Alex.
"Baik, Tuan, tapi apa tidak sebaiknya anda saja yang periksa?" tanya Andri.
"Aku sedang sibuk, jadi kau saja yang periksa!" Alex menatap Andri, lalu kembali fokus pada laptopnya.
Andri mengangguk, dia kemudian keluar dari ruangan Alex.
*****
"Huek ... Huekk ..." Alea memuntahkan semua isi perutnya di wastafel. Entalah, tiba-tiba saja perutnya terasa mual dan kepalanya juga terasa sangat pusing.
"Aduh ... kenapa badanku sangat tidak enak? Kenapa semuanya terasa sangat aneh?" monolog Alea.
"Apa aku hamil?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut Alea.
"Enggak! Itu tidak mungkin!" bantahnya, "tapi bagaimana jika itu terjadi?"
Alea segera berjalan ke dalam kamarnya, dia mengambil tasnya untuk pergi ke rumah sakit. Persaannya sangat kacau sekarang, antara takut, cemas, bingung akan apa yang dia lakukan jika dia memang benar-benar hamil.
******
Setelah sampai di rumah sakit, Alea berjalan menuju ruangan salah satu dokter kandungan. Banyak sekali para pengunjung rumah sakit yang memperhatikan Alea karena penampilannya yang mirip dengan pembantu, tapi Alea tidak memperdulikan itu semua.
Cklek!
"Permisi, Dok," sapa Alea.
Dokter perempuan yang tadinya fokus pada sebuah dokumen, kini mengalihkan pandangannya pada Alea. "Ada apa?"
"Saya mau periksa," ungkap Alea dan diangguki oleh dokter yang bernama Sri Almira.
****
Setelah selesai diperiksa, Alea disuruh untuk menunggu di sebuah kursih. Tak lama kemudian, Dokter Sri datang dengan senyum manisnya.
"Selamat ya, Bu. Anda akan segera menjadi seorang ibu," ucap dokter itu tersenyum.
Deg!
"A--apa, Dok?" tanya Alea gugup.
"Iya, anda sedang hamil." Dokter Sri menyerahkan surat hasil pemeriksaan.
Alea sungguh sangat tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Ia akan menjadi ibu, tapi orang yang membuatnya begini saja tidak mau bertanggung jawab.
"Sa--saya permisi duluan, Dok," pamit Alea.
Alea segera keluar dari sana. Bulir bening jatuh dari matanya. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Ingin kabur dari Alex, tapi itu mustahil. Jika dia memberitahu Alex, pasti pria itu akan bersikap bodoh amat.
*****
Alea sudah sampai di apertemen Alex. Dia hendak menaiki tangga menuju kamar Alex untuk membersihkan kamar pria itu, tapi entah kenapa kepalanya terasa pusing sehingga dia hampir saja terjatuh.
"Eh, Nona!" Bodyguard itu refleks memeluk Alea agar tidak jatuh.
Alea menjauhkan tubuhnya dari bodyguard itu, dia menunduk memegangi kepalanya yang sangat pusing.
"Apa apaan ini, ha?!" teriak seseorang dengan suara murkanya. Alex, dialah orangnya.
"Maaf, Tuan, ini tidak yang seperti anda pikirkan," ucap bodyguard itu menjelaskan.
Bugh!
Bugh!
"Mati kau!" bentak Alex membogem wajah bodyguard itu.
"Kau! Cepat bawa dia ke ruang bawah tanah. Beri hukuman yang paling sadis sama dia!" tegas Alex menunjuk salah satu bodyguardnya.
"Ikut aku!" Alex menarik kasar tangan Alea menuju kamarnya.
*****
Bruk!
"Beraninya kau! Apa yang kau inginkan, ha?!" bentak Alex menjambak kuat rambut Alea.
"Sa--sakit," ringis Alea.
Seakan tidak peduli dengan tangisan Alea. Alex terus menjambak rambut gadis itu hingga dia mendorong Alea ke atas ranjang.
"Ja--jangan sik--siksa aku, Tuan," lirih Alea memohon.
Alex tidak peduli, dia menarik kasar tas milik Alea karena tas itu mengganggu pemandangannya. Namun, gerakan Alex terhenti saat melihat sepucuk surat di dalam tas itu, karena penasaran, akhirnya Alex membuka surat itu.
"Aku mau kau tanggung jawab, Tuan. Aku sedang mengandung anakmu," lirih Alea menunduk karena takut sama Alex.
Srek!
Alex merobek kertas itu, lalu dia mencengkeram dagu Alea kasar. Air mata Alea mengalir deras saat Alex kembali menjambaknya.
"Itu bukan anakku, pasti itu anakmu dengan bodyguard tadi. Lagi pula, kau hanyalah seorang budak nafs*!" maki Alex.
Deg!
B E R S A M B U N G !
Coba Kalian Bayangkan Kalau Kalian Berada DiPosisi Alea:/
Bantu vote,coment and share:)
Reader yang baik pasti tinggalin jejak
Follow yaa:)❤️❤️👌
Aku padamu
Publis: 5 Desember 2020
PKL 12.07 WIB
By:Triana MarpaungGadis Milik Mafia
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Milik Mafia
Genç Kurgu"Alexander Aditya Prasetya. Kau adalah orang yang pertama menghancurkan hidupku, tapi kau juga orang pertama yang membuatku mengerti akan apa artinya sebuah kasih sayang. Tuhan mempersatukan kita dalam suatu kejadian yang hingga akhirnya menjadi sat...