36

1.4K 129 12
                                    










Lim memijat pelipisnya, lelaki itu kebingungan saat ini. Niatnya ingin pergi dengan Rose untuk memulai persiapan pernikahan mereka, mungkin akan gagal karena kejadian ini.

"HEH JENITAA!!! JANGAN NGADI NGADI YA LO!!!" Teriakan Rose menggema di halaman parkir apartemen.

Dengan alasan saat Rose hendak masuk ke mobil bersama Lim, ternyata Jennie mengikuti Rose dari belakang dan sekali lagi adegan jambak menjabak terjadi.

"Astaga!! udah woi!! ntar gua dikira om om yang mau merkosa lu pada!!" Lim berucap panik, sedangkan Jennie yang yang denger omongan Lim meleoaskan jambakannya dari Rose.

" Astoge, nih rambut aing botak kaga lucu lagi nih." Rose berucap dengan nafas terengah sambil ngerapiin rambutnya.

Kembali ke Jennie,

Gadis itu berjalan mendekat kearah Lim dengan tampang tante tante mau nyulik anak orang.

" Gapapa kok, per-" Belum sempat Jennie melanjutkan omongannya, Rose dengan cepat mendorong Jennie, hingga gadis cantik itu nyungsep.

"Cepet kita kabur cepet!!!" Rose narik tangan Lim buat masuk mobil.



"Hmmm, kelakuan adik lo, meresahkan banget momz."

"Goblok bet punya adik ogah lagi gue, mending gue gip ewey."

Irene dan Jisoo yang ngeliat momen sakral Jennie nyungsep cuma bisa menggelengkan kepala mereka.





●●●●





"Akhirnya bisa kabur, udah gedeg gue lama lama!" Rose ngedumel selama di perjalanan. Sedangkan Lim cuma jadi pendengar.

" Tengkar mulu perasaan, kaga cape napa? sehari aja dah kagak tengkar, yang ada gua jadi korban!" Lim berucap kesal.

Benar saja, saat hendak memisahkan Jennie dan Rose, Lim juga ikut di jambak oleh mereka berdua, bahkan keadaannya sekarang sudah seperti gimbal.

"Aduuhhh, I'm sorry my baby."

"Sorry bibir bibirmu!" Lim berucap malas, namun sepertinya ucapan Lim salah.

Kini dia merasakan aura berbeda di dalam mobilnya.

"Anjrot! gua tebak syeton nya keluar." Batin Lim.

Lim menoleh kearah samping, udah ngeliat wajah Rose yang tersenyum mengerikan.

" E eh kok s senyum sendiri?? sinting ya??"

bukan memperbaiki keadaan Lim malah menjadi kompor mbledug buat Rose.

" Hmmm, tercium minta di kaplok ya??untung calon suami kalo engga udah gue jedotin palamu mas." Rose berucap dengan senyumnya.

Namun bagi Lim, senyum Rose saat ini seperti seorang psikopat.








Setelah beberapa menit, kini mereka sampai di sebuah perusahaan jasa yang menyewakan gedung gedung untuk acara penting.

Sejak turun dari mobil perasaan Lim sudah tidak enak, karena Rose yang merangkul tangannya erat, dan para staf gadis yang terus menerus melihatnya.

"Mba bisa gak ga kayak uler?? mau gue colok??" Rose berucap sinis ketika salah satu staf menatap intens kearah Lim.

"Eh maaf mba, ini calon saya agak galak emang, permisi." Lim segera menarik tangan Rose menjauh.

Dari pada agensi itu hancur, lebih baik dia amankan sang penghancur.




●●●●




"Aahh, tuan Lim, ada perlu apa kemari??" Lim tersenyum melihat Jungsuk CEO perusahaan itu.

" Biasa lah, mau cari gedung buat nikahan, jangan terlalu besar ya." Ujar Lim, Jungsuk tersenyum lalu mengambil beberapa gambar gedung yang di punya perusahaannya.

" Seperti nya ini cocok." Tunjuk Rose.

" Turuti aja kemauan dia, nanti pembayaran dan yang lainnya segera lunas."

" Baik tuan."









Kini Lim dan Rose udah ada di mobil, karena Rose meminta ke mall, sekalian mencari gaun pernikahan katanya.

"Kok kayanya kamu udah kenal banget sama pemiliknya tadi, apa pernah nikah sebelum nikahin aku??" Tanya Rose.

"Aduh lambenya minta di sosor, ya engga lah, langganan keluarga itu mah." Jelas Lim dengan tawanya.

"Oh kirain, Mmm mampir beli makan ya aku lapeer." Rose berucap manja, Lim pun langsung mengarahkan mobilnya menuju ke salah satu restoran.

Beberapa menit perjalanan, kini Lim dan Rose sampai.

"Ayo masuk." Ajak Rose namun langkah Lim terhenti ketika kedua matanya sedang beradu tatap dengan seseorang yang dia kenal.

"Rose please, lindungin aku." Rose yang kaget karena tiba tiba Lim menangkup pipinya, cuma bisa mengangguk.

"Kenap- oh ada jelmaan ibab." Rose berucap malas melihat seseorang berjalan kearah mereka berdua.

"Sayaaangg!! aku kangen!!"

Lim melepas paksa rangkulan gadis di sampingnya, namun gadis itu tetap merangkul Lim erat.

"Hmm!! Ga tau malu ni cewe!! Calonnya disini!!!" Rose menarik paksa tangan gadis itu dari Lim.

"Ji eun lo mending pergi deh, gue mau ngedate bareng Lim, jadi jangan jadi asu ya." Ujar Rose dengan wajah sinisnya.

Mungkin kali ini Lim bangga dengan Rose, karena bisa menghadapi mantannya itu.

"Bener, mending lu pergi." Ujar Lim memeluk erat pinggang Rose.

"Mazz aku baper nich." Rose menatap wajah Lim.

" Njirr, alaynya ditahan dulu neng." Bisik Lim.

" Kok lo tega sih Lim sama gue, gue masih cinta loh sama lo!!" Ji eun berucap dengan kedua mata yang berkaca kaca.

"Jangan drama deh, gue tau ya lo itu suka mainin hatinya Lim, dan lo ga pantes buat dia." Ujar Rose.

"Ayo hon, gausah tanggepin orang kaya dia." Jelas Lim lalu menggandeng Rose masuk.

" HMM TERCIUM MEMANG ASU!!"






●●●●






Disisi lain,

"Udah gue bilangin kan, jangan nyusul Rose."

"Apa gue bilang! di nyungsepin dia kan?"

"Ade goblok sih."

Jennie yang kesakitan, merasa kesal dengar ucapan Irene.

"Lo yang goblok, adenya kesusahan bukan didukung. Udah lah, gue bakal gip ewey in lo." Ujar Jennie kesal.

" Ya kalian ga bener! dah jangan tengkar lagi!" Jisoo yang jengah melihat pertengkaran sejak tadi pagi berucap kesal.

"Ampun mba jago!"

" Ogheeyy Anna."














.

.

.

.

.

.

.

SELAMAT MEMBACA

JAN LUPA VOTE BIAR GUA RAJIN UP

SEMOGA KALIAN SUKA

SALAM DARI AUTHOR.

Salah Paham (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang