Selamat Membaca...
.
.
.
Ruangan rawat inap itu kini suasananya terasa membingungkan.
Semua orang yang ada di dalam ruangan itu kepalanya penuh dengan pertanyaan-pertanyaan.
Boruto menatap bingung pada seorang wanita yang sedang duduk di kursi rodanya di depannya itu. Wanita dengan rambut cokelat dan mata lavender yang Boruto anggap indah. Mata yang sedang basah dengan air mata yang baru saja mengalir jatuh.
Wanita itu kembali berbicara. Suaranya bergetar dan sedikit terisak akan tangisnya, "Kenapa kau diam saja..? Hiks... Kau Boruto bukan..?" Ujarnya.
"Bagaimana.. Anda bisa tahu..?" Jawab Boruto dengan pertanyaan lain.
Wanita itu menangis semakin deras. Ia menutup mulutnya rapat-rapat, menahan isakan yang keluar tanpa kontrol dari mulutnya. Wanita itu menunduk, dan menangis tersedu-sedu dalam tunduknya.
"Nee-sama..! Ke-kenapa Hanabi-nee menangis..?" Ujar Hinawari panik. Ia baru pertama melihat bibinya itu menangis seperti ini.
Wanita bernama Hanabi itu mengangkat kepalanya. Ia kemudian mencoba untuk berdiri, namun gagal. Mencoba lagi, dan gagal. Ia ingin mendekat pada Boruto. Ia ingin sekali menyentuh pria kuning itu.
"Nee-sama..! Jangan..!" Ujar Himawari mencoba menghentikan niatan bibinya itu untuk berdiri. Gadis itu tahu kalau Hanabi masih terlalu lemas untuk berdiri.
Boruto yang melihat Hanabi hanya dapat mematung karena dia dalam keadaan bingung.
Sumire yang sedari tadi hanya memperhatikan dari jauh, akhirnya mendekat. Sumire menyadarkan Boruto dari diamnya, kemudian berjalan mendekati Hanabi.
"Apa anda ingin mendekat dengan Boruto-kun..?" Tanya Sumire pada Hanabi.
Hanabi menatap Sumire dengan tatapan penuh harap, kemudian mengangguk cepat untuk menjawab Sumire.
"Baiklah, kalau begitu aku akan membantumu." Ujar Sumire.
Sumur kemudian merangkul Hanabi, membantunya berdiri dari kursi rodanya. Lalu, ia membantu Hanabi mendekat pada Boruto.
Hanabi menatap lekat pada Boruto dengan tatapan penuh kasih. Sedangkan Boruto, ia masih menatap Hanabi dengan tatapan bingung.
Hanabi mengulurkan tangannya yang bebas pada pipi Boruto. Ia menangkup pipi bergurat itu dengan lembut.
"Kau benar-benar Boruto.." Lirih Hanabi.
"Sebenarnya... Nona ini siapa?" Tanya Boruto dengan dingin pada Hanabi.
Hanabi tersentak. Ia menarik tangannya dari pipi Boruto yang tadinya sibuk mengelus pipi dengan tiga guratan itu.
Hanabi kembali terisak, "Aku baa-san mu, Bolt.. Hiks.. Aku, adalah orang yang selalu kau panggil Nee-sama saat kau masih kecil... Hiks.. Apa kau tidak mengingatku..?" Ujarnya.
"Nee-sama..." Gumam Himawari.
Boruto menepuk pelan ke dua pundak Hanabi. Ia juga tersenyum hangat pada Hanabi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Level
AléatoireDi Jepang, sebuah studi mengatakan bahwa seluruh manusia memiliki level keberuntungan yang berbeda-beda. Lucky Level adalah satuan pengukur tingkat keberuntungan seorang manusia yang terdiri dari 7 tingkatan. Mulai dari level 1 yang terendah, hingga...