Selamat Membaca...
.
.
.
"Sumire-san, maaf, sepertinya aku harus membawa Namida ke UKS. Jadi, makan siang bersamanya lain kali saja, ya.."
Wasabi berucap seraya mengangkat tubuh sahabat cengengnya itu ke pundaknya. Jangan tanyakan kenapa gadis seperti Wasabi bisa kuat mengangkat Namida.
"Ano.. maafkan aku, ya.." Ujar Sumire khawatir.
"Tidak apa-apa, aku yakin Si Cengeng ini hanya syok. Kau tahu? Dia ini orangnya sedikit tidak kuat kaget." Ujar Wasabi sembari tersenyum.
"Kalau begitu, aku pergi dulu."
Wasabi berbalik badan, kemudian berjalan pergi meninggalkan Sumire, Boruto, dan Shikadai - yang masih tertidur - menuju UKS.
"Maafkan aku Sumire-chan."
Sebuah suara parau terdengar samar di telinga Sumire.
"Apa yang kau bicarakan, Boruto-kun?" Tanya Sumire lembut dengan tangan yang menyentuh pundak Boruto.
"Sepertinya gara-gara aku, temanmu pingsan dan kau jadi batal makan siang bersamanya." Jawab Boruto seraya menunduk lemas.
"Tidak."
Sumire berujar dengan nada yang terdengar tegas. Boruto yang masih duduk di lantai lorong itu menoleh ke arah Sumire.
Sumire tersenyum lembut. "Kau tahu? Sepertinya aku sudah lapar. Bagaimana kalau kita sekarang ke kantin?" Ajak Sumire.
Mata Boruto terbuka lebih lebar, gadia di dekatnya ini benar-benar membuat hati seorang pria berjuluk Zero itu terasa hangat.
Boruto membalas senyuman Sumire. "Ayo." Balas Boruto.
"Tapi, bagaimana dengan Nara-san?" Tanya Sumire sembari menunjuk Shikadai yang masih tertidur pulas.
"Hn? Biarkan saja, dia sangat sulit dibangunkan, bahkan dengan caramu barusan." Jawab Boruto seraya bangkit dari duduknya.
Boruto menepuk-nepuk baju dan celananya untuk membersihkan beberapa debu yang menempel padanya.
"Kalau begitu, ayo." Ajak Boruto.
"Ayo." Balas Sumire.
♢♢♢
Kantin yang luas itu tampak sempit karena banyaknya murid-murid yang datang untuk mengisi perut mereka atau sekedar berkumpul dan mongobrol.
"Wah, ramai sekali!"
Sumire berucap kagum dengan mata yang berbinar-binar melihat kantin sekolah yang seramai sekolah barunya ini.
Itu wajar saja. Sebelum dipaksa pindah ke sekolah ini oleh Sarada dan Sakura, Sumire hanya bersekolah di SMA nasional yang fasilitasnya biasa-biasa saja.
Namun, kekaguman Sumire tidak semerta-merta membuatnya melupakan teman barunya.
Gadis itu melirik Boruto yang berdiri di sebelahnya dengan kepala tertunduk lemas seperti menghindari kontak mata pada setiap orang yang lewat.
"Boruto-kun, ada apa?" Tanya Sumire lembut seraya menepuk pundak Boruto lembut.
Boruto menoleh ke arah Sumire sekelebat, kemudian menjawab pertanyaan teman barunya itu.
"Ah, aku lupa bilang kalau aku biasanya menghabiskan waktu istirahatku di atap sekolah." Ujar Boruto dengan nada bicara yang terdengar minder.
"Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Level
RastgeleDi Jepang, sebuah studi mengatakan bahwa seluruh manusia memiliki level keberuntungan yang berbeda-beda. Lucky Level adalah satuan pengukur tingkat keberuntungan seorang manusia yang terdiri dari 7 tingkatan. Mulai dari level 1 yang terendah, hingga...