KrukkGesekan antara Lantai dan Bankar itu menimbulkan berisik, menarik perhatian orang yang berada di sana .
Semua tampak buru-buru, mendorong pria dengan perut buncit berwajah pucat itu. Sedangkan di samping Bankar pria tampan dengan wajah yang sudah basah akan air mata itu terlihat khawatir. Sangat, sangat khawatir.
" Woo, kamu bertahan ya sayang "
Haruto, sang suami mencoba berbicara. Suara seraknya yang lirih bahkan nyaris tak terdengar.
Jeongwoo sang istri hanya tersenyum, wajah nya sudah penuh keringat dingin. Sesekali bibir pucat itu akan meringis ketika merasakan gerakan pada perutnya .
" Ayo jeongwoo kuat "
Haruto terus menggumamkan kata penyemangat untuk sang istri.
" Haru hh" perkataan nya tak dapat di teruskan saat nafasnya tersendat.
Haruto tergelak
" Suster ayo cepat " Mohon nya .
Saat sudah sampai di depan ruang operasi , langkah Haruto di berhentikan.
Dirinya dilarang masuk, di larang menemani Belahan jiwanya yang sedang berjuang. Dilarang melihat belahan hatinya yang tengah merelakan semuanya untuk buah hati Mereka.
Cemas, khawatir . Dua rasa itu menjadi satu. Membuat hatinya gelisah, Gundah. Membuat air mata mengalir begitu saja di pipinya.
Dirinya terlalu takut, semuanya baru saja di mulai. Haruskah seperti ini ??..
Tolong siapapun bantu Haruto menjawab.
Haruto belum siap, dia baru memulai. Belum bisa perbaiki kesalahan di masa lalu pada istrinya. Apakah tuhan Setega itu??.
Entahlah.
Haruto menangkupkan tangannya, mulai berdoa. Berharap Tuhan mendengarkan doanya.
1 jam
Haruto masih berdiri, mondar-mandir sambil sesekali mengacak rambutnya frustasi.
2 jam
Haruto mulai frustasi, bahkan tak sekali dia menghantam dinding rumah sakit dengan genggaman tangannya.
3 Jam
Haruto gila, matanya yang sudah sembab dan rambut yang sudah tak berbentuk.
4 Jam
Haruto sudah tidak tahan, menatap penuh harap pintu yang masih tertutup. Berharap saat pintu itu terbuka, kabar baik datang padanya.
5 Jam
Haruto marah pada dirinya, menyesali perbuatannya. Menyesali telah menyakiti orang yang sekarang bahkan mampu mengalihkan atensi hidup Haruto.
6 Jam
Akhirnya pintu itu terbuka, memunculkan dokter yang sudah Haruto tunggu dari 6 Jam yang lalu .
" Bagaimana dokter ?? Keadaan istri saya baik-baik saja kan ??"
Tanya nya, bahkan dirinya tak menanyakan anaknya. Jeongwoo benar-benar mengalihkan dirinya dari semuanya.
" Istri anda sempat collapse tadi tuan, pendarahan hebat juga mempengaruhi. Namun yang lebih mempengaruhi adalah penyakit Jantungnya. Jantungnya semakin hari semakin melemah untuk itu dia koma"
Penjelasan dokter buat tubuh Haruto lemas seketika.
Boleh Haruto berteriak sekarang??
Menyuarakan suara hatinya bahwa Tuhan tidak adil padanya ??
Bahwa Tuhan terlalu mempermainkan takdirnya. Tuhan memberi nya cobaan terlampau berat untuk ia lakukan sendiri.
Haruto sendiri, dunianya enggan membuka mata, enggan menatap dirinya yang memelas. Enggan bahkan untuk sekedar menatap dirinya yang hancur berkeping karena nya.
Jika boleh Haruto ingin mengulang waktu. Mengulang semuanya sebelum kisah buruk ini terjadi. Mengulang bagaimana harusnya ia bersikap. Bagaimana harusnya dia yang mengerti.
Tapi waktu juga tak sebaik itu padanya. Waktu tidak akan pernah memberinya kesempatan, untuk memperbaiki. Hanya sekedar mengubah sikapnya, tentu saja waktu bahkan sekarang mengejeknya. Mentertawakan dirinya yang sekarang seperti orang bodoh.
Segalanya sudah terjadi, Haruto tak akan pernah bisa mengulang meskipun hanya sedikit. Tak akan pernah bisa.
Dulu jeongwoo berjuang, untuknya. Untuk mendapat perhatiannya, kasih sayangnya bahkan cintanya. Namun, sekarang Haruto yang harus berjuang. Berjuang menunggu belahan dunianya.
Menunggu belahannya bangun, menunggu belahan jiwanya itu mau membuka iris sebening samudera. Iris yang mampu menenangkan nya .
" Anak anda laki-laki tuan "
Sang dokter tiba-tiba angkat bicara, membuat Haruto mengalihkan padangan nya.
Haruto melihat suster itu berjalan kearahnya sambil menggendong bayi yang sudah tertutup kain.
Mengambil alih bayi untuk ke gendongannya dengan hati-hati.
Ah mata ini, Haruto tercengang saat melihat mata anaknya sangat mirip dengan mata sang ibu .
Haruto tersenyum namun air mata tetap membasahi pipinya.
Sambil terisak Haruto berbisik pelan kepada sang bayi, mencoba menceritakan perasaanya pada anaknya .
Sang anak merengek begitu dengar suara Isak tangis papanya .
" Sstt sayang, jangan menangis. Kita berdoa ya, minta sama tuhan buat balikin mama kamu . Berdoa bareng sama papa "
Suara serak sang papa bagai di mengerti oleh sang anak. Meskipun sudah tak merengek air mata sang bayi keluar dari matanya.
Haruto mengusap pelan pipi sang anak.
" Kita berdoa, supaya mama cepet bangun. Bisa gendong dedek dan kita bisa main bareng "
Haruto tersenyum, sebagai penenang sang anak. Meskipun di dalam hatinya Haruto bahkan sudah tidak bisa merasakan apapun selain sakit .
TBC
.
.
.
.
Aku ngetik apa?? Gabut banget sumpah, terus tiba-tiba dapet ide wkwk..Gak tau dah alurnya keknya beribet..jangan baca kalo gak suka
Dan lagi jangan salah lapak ya ini lapak BxB jadi kalo gak suka tinggal out gak usah baca oke
Hai aku kembali :)))
.
.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE LIFE || Hajeongwoo
Teen FictionHaruto yang setia nunggu Jeongwoo bersama buah Hati mereka. Sedangkan Jeongwoo yang tak Ingin kembali, takut dunia tak kembali berpihak dalam hidupnya. Takut melawan kenyataan jika Dunia akan kembali mempermainkan nya. ----------------------- Tentan...