14

1.5K 208 12
                                    


Uwuwuwuuw....

.
.
.

Jeongwoo tersenyum menatap pantulan dirinya di kaca besar di depan. Jeongwoo hanya memakai Hoodie kebesaran berwarna Hitam, dan Celana Jeans yang berwarna Hitam juga .

Hari ini Jeongwoo dan Haruto akan pergi ke Makan Jihoon. Jeongwoo menghela nafas, semoga saja dirinya kuat nanti. Paling tidak nanti mungkin akan menangis.

" Sayang "

Jeongwoo menoleh, melihat Jeongwoo yang tengah berada di pintu. Tersenyum lalu menghampiri Haruto.

" Sudah siap??" Tanya Haruto.

Jeongwoo mengangguk. Haruto meletakkan Tangannya di pinggang, lalu Jeongwoo menyelipkan tangannya di Tangan Haruto.

Mereka berdua tersenyum, sebelum akhirnya pergi dari rumah itu untuk ke pemakaman. Makam Kakak Jeongwoo.

Selama perjalanan, Hanya hening. Jeongwoo yang asik menikmati pemandangan dari jendela dan juga Haruto yang sibuk Menyetir.

Tak lama, mobil milik mereka terhenti. Jeongwoo menoleh ke Haruto, menatap ragu suaminya. Entah kenapa, tiba-tiba dirinya merasa Gugup. Tangannya sedikit gemetar bahkan kini tubuhnya terasa dingin.

Haruto yang mengerti, memandang sendu Jeongwoo. Tangannya terulur untuk Mengelus Tangan Jeongwoo yang berada di atas pahanya.

" Rileks sayang "

Haruto sendiri sebenarnya tak tau kenapa Jeongwoo bisa seperti ini. Namun, dirinya hanya bisa menenangkan.

Haruto turun, di ikuti Jeongwoo setelah Haruto membukakan pintu mobil.

Saat tengah berjalan ke arah Makam, tak jauh dari makam Jihoon. Haruto berhenti, membuat Jeongwoo juga berhenti. Menatap heran, lalu tertegun saat melihat Yoonbin di sana. Sedang menangis dengan wajah memerah, bahkan Bisa dilihat jika Yoonbin sudah tidak bisa bernafas dengan benar mungkin karena Hidungnya tersumbat.

Haruto dan Jeongwoo mendekat. Mencoba mendengar Apa yang Yoonbin ucapkan.

" Sayang, hiks.. Kenapa, Kenapa Harus dirimu " Ujar Yoonbin.

Mata Jeongwoo berkaca-kaca. Hatinya sakit begitu melihat Yoonbin yang terlihat berantakan. Jeongwoo meremas bagian dadanya. Rasanya sakit sekali.

" Aku hiks tidak kuat, Ji-Jika harus Hidup tanpa mu sayang" Ujar Yoonbin lagi.

Jeongwoo dan Haruto menjerit tertahan saat melihat Yoonbin merendahkan kepalanya untuk mencium nisan bertuliskan Nama Istrinya di sana.

" Aku hiks ingin bersama mu. Aku hiks rindu Sayang. Sangat rindu hiks "

Air mata Yoonbin turun begitu banyak membuat batu nisan yang ada di bawahnya sedikit basah.

Yoonbin menegakkan tubuhnya, menghapus kasar air matanya. Bangkit dan hendak pergi dari sana. Namun, langkahnya tertahan saat melihat Haruto dan Jeongwoo.

Tatapan yang awalnya memancarkan kesedihan kini berubah dingin, datar dan seperti mati.

" Mau apa kalian kesini??" Pertanyaan itu yang di lontarkan oleh Yoonbin.

Jeongwoo menelan ludah dengan susah payah. Dirinya tak tega begitu melihat mata Yoonbin yang sangat sembab, pasti karena kebanyakan menangis.

Tentu saja Yoonbin menangis. Siapa juga yang tidak menangis ketika di tinggalkan oleh Seseorang yang jelas-jelas adalah alasan untukmu masih hidup.

" Aku hanya ingin-

- ingin apa ??"

Ucapan Jeongwoo di potong oleh Yoonbin.

MARRIAGE LIFE || HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang