Halo ಥ‿ಥ
.
.Haruto menatap Khawatir Jeongwoo yang sedang terlelap. Keringat Dingin terlihat memenuhi Wajah Miliknya.
Tadi malam saat tidur, Haruto merasa terganggu Karena Jeongwoo yang terlihat tak nyaman ketika tidur. Saat hendak membangunkan Jeongwoo Haruto di buat terkejut dengan Suhu tubuh Jeongwoo yang panas.
" Haru, pusing " Ujar Jeongwoo lirih.
Sungguh Haruto tidak tega melihat Jeongwoo yang terlihat lemah. Terakhir dirinya melihat Jeongwoo terlihat pucat adalah saat Jeongwoo di Rumah sakit.
Haruto mendudukkan dirinya di samping tubuh Jeongwoo yang berbaring, mengelus pelan lengan milik Jeongwoo. Hatinya terasa sakit begitu tangannya menyentuh kulit panas Jeongwoo.
Mengambil handuk yang tadi sudah di ambilkan oleh Mama Park, Dengan telaten dirinya menyelupkan Handuk itu pada air yang ada di dalam baskom. Memerasnya lalu meletakkan handuk basah itu ke Dahi hangat Jeongwoo.
Jeongwoo menatap Haruto sendu, Tangannya terulur mengelus Rahang Haruto. Saat Jeongwoo mengelus Rahangnya, tangan Haruto pun ikut menggenggam Tangan Jeongwoo.
" Cepet sembuh ya , jangan sakit lagi" Ini adalah paksaan mutlak dari Haruto, Dirinya jelas Tidak suka melihat Jeongwoo yang sakit seperti ini. Membuat hatinya sakit, Bahkan Jika saja Tidak ada Jeongwoo di depannya Haruto pasti sudah menangis.
Jeongwoo hanya tersenyum, kemudian mengangguk pelan sebelum terkekeh memperhatikan gigi-gigi rapinya.
Cklek
Haruto dan Jeongwoo menoleh ke arah pintu, Mama Park ada di sana.
Membawa nampan berisi makanan, air serta Obat untuk Jeongwoo. Haruto berdiri, mengambil alih Nampan itu. Meletakkan di atas meja, tersenyum dan berterimakasih pada mertua nya.
Mama Park hanya mengangguk, lalu pergi dari sana. Membiarkan Sepasang suami-istri itu untuk berdua.
Haruto mulai menyuapi Jeongwoo. Namun Jeongwoo melengos, tidak ingin memakan bubur yang sedang di sodorkan padanya.
" Kenapa?, Kok gak mau makan ??" Tanya Haruto.
Alisnya mengerut bingung saat Jeongwoo tak menatap dirinya.
" Aku gak mau makan, Rasanya pait haru" Ujar Jeongwoo, sukses membuat Haruto terkekeh.
Tangannya terulur untuk mengelus rambut Jeongwoo, lalu tangannya turun mencubit pipi milik Jeongwoo. Membuat Jeongwoo cemberut dan Haruto suka, karena Jeongwoo tampak menggemaskan.
" Nanti kamu gak sembuh-sembuh kalo gak mau makan sayang"
Jeongwoo tetap pada pendiriannya, tidak menggubris Haruto yang coba merayunya.
" Ayo sayang "
Haruto terus menyodorkan Sendok di depan mulut Jeongwoo. Jeongwoo yang merasa terganggu langsung menepis Sendok itu, membuatnya terjatuh ke lantai dan buburnya berserakan.
" JEONGWOO!!" Teriak Haruto.
Jeongwoo terkejut, matanya memerah. Tak lama air mata meluncur dari matanya. Haruto yang awalnya tersulut emosi langsung terkejut begitu melihat Jeongwoo menangis.
" Maaf sayang, aku tidak bermaksud"
Haruto meletakkan Mangkuk bubur ke atas nampan kembali lalu membawa Jeongwoo ke pelukannya. Jeongwoo masuk ke dalam pelukan itu, menyembunyikan Wajahnya di perpotongan leher Milik suaminya. Haruto dapat mendengar suara isakan Jeongwoo, membuat dirinya semakin merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE LIFE || Hajeongwoo
Teen FictionHaruto yang setia nunggu Jeongwoo bersama buah Hati mereka. Sedangkan Jeongwoo yang tak Ingin kembali, takut dunia tak kembali berpihak dalam hidupnya. Takut melawan kenyataan jika Dunia akan kembali mempermainkan nya. ----------------------- Tentan...