BAB 7 HARTA MISTERIUS

214 37 0
                                    

SEMENTARA itu Carlos sudah berhasil meredakan serangan batuk pamannya, sehingga Paman Carlos bisa bicara tanpa terbatuk-batuk. Paman Carlos merebahkan diri di tempat tidur sambil berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Jupiter. Tapi baginya lebih mudah jika berbicara dalam bahasa Spanyol. Jadi akhirnya Carlos yang bercerita, sementara pamannya sekali-sekali mengangguk sambil mengatakan, "Si, si. "

"Paman Ramos datang ke sini dua tahun yang lalu," kata Carlos. "Ia datang dari Meksiko, naik gerobak yang dihela si Pablo. Pamanku ahli menanam kembang. Tapi ia tidak berhasil mendapat pekerjaan di sini. Lalu ada orang yang bercerita padanya tentang tempat ini, yang ada bilik kaca yang sudah tua, dan kacanya banyak yang pecah. Paman menyewanya dengan harga lima dollar sebulan, lalu menanam kembang di sini!"

Pete dan Jupiter mengangguk. Melihat keadaan gubuk yang sudah bolong-bolong, sewa lima dollar sebulan saja sudah terlalu mahal. "Paman Ramos membetulkan bilik kaca. Ditambalnya kaca-kaca yang pecah dengan kaleng-kaleng tua yang dipipihkan. Kembang-kembang ada yang ditanamnya di luar. Sedang yang istimewa dan jarang didapat,

disemaikannya dalam bilik kaca. Kembang yang sudah mekar dipetik, lalu diangkut dengan gerobak ke kota untuk dijual di sana."

"Si, si, " kata Paman Ramos sambil mengangguk. Betul, katanya.

"Lalu pada suatu hari, seorang laki-laki bertubuh kurus jangkung datang kemari. Orang itu namanya John Silver. Katanya ia datang dari Inggris. Badannya lemah. Ia sakit dan uangnya sedikit. Ia minta pada Paman Ramos agar diperbolehkan tinggal di sini. Pamanku bilang boleh. Senor Silver cuma punya beberapa potong pakaian dalam sebuah kantong pelaut, serta sebuah kotak. Kotak logam. Bentuknya panjang, tipis, tapi lebar. Kayak begini bentuknya." Carlos mengembangkan tangannya dua kali dengan arah yang menunjukkan panjang dan lebar, sementara pamannya terangguk-angguk sambil mengatakan, "Si, si!" Jupiter melakukan penaksiran kilat.

"Sekitar tiga puluh lima kali enam puluh senti," katanya. "Teruskan, Carlos. Banyak sekali informasi yang bisa kauberikan pada kami." "Kotak itu ada kuncinya. Kunci yang kokoh," kata Carlos meneruskan keterangan. "Senor Silver kalau tidur, tak pernah lupa menaruh kotak itu di bawah kasur. Setiap malam kotak itu dibuka olehnya, dan ia memandang ke dalam. Pada saat begitu ia kelihatan bahagia."

Sekali lagi pamannya mengangguk sambil berkata, "Si, si. Bahagia sekali!"

"Paman Ramos pernah bertanya pada Senor Silver, apa isi kotak itu. Tapi Senor Silver cuma tertawa, lalu berkata -" Di sini Carlos tertegun sejenak. Ia menggaruk-garuk kepalanya yang ditutupi rambut hitam gondrong. Rupanya sedang mencoba mengingat kembali kata-kata yang diucapkan - "dia bilang begini, 'Kotak ini berisi sepotong ujung pelangi, yang di bawahnya ada guci berisi emas'. Begitu dia bilang."

"Sepotong ujung pelangi, yang di bawahnya ada guci berisi emas," ulang Jupiter. Mukanya yang bulat menggerenyot karena kesibukan berpikir. "Keterangan misterius. Teruskan, Carlos."

"Setelah itu Paman Ramos jatuh sakit," kata Carlos. "Ia terserang penyakit batuk. Karenanya aku lantas disuruhnya datang. Aku membonceng berbagai kendaraan untuk bisa kemari. Aku sudah

berusaha membantu, tapi sayang tidak punya pengalaman mengurus kembang. Aku tak berguna bagi Paman."

"Kau anak baik!" kata pamannya dalam bahasa Inggris. "Anak baik. Rajin!"

"Terima kasih, Paman." Tampang Carlos nampak cerah kembali. "Pokoknya, saat itu Senor Silver juga sakit. Dikatakannya, sakitnya itu dari dalam. Tidak bisa hilang. Aku lantas bertanya, kenapa tidak diambilnya saja guci emas dari bawah pelangi yang katanya ada dalam kotak, dan dengan itu pergi ke dokter yang ahli. Senor Silver tertawa. Tapi kemudian tampangnya menjadi sedih. Katanya padaku, dia tidak berani. Katanya -" Carlos menarik napas panjang, sambil mengingat- ingat, "katanya, jika ia mencoba menjual guci emas yang ada dalam kotak, ia nanti harus menyebut namanya yang sebenarnya, serta menjelaskan dari mana ia mendapatnya. Tapi ia datang ke sini dengan jalan menyelundup. Jadi pasti ia akan dipulangkan ke Inggris, di mana ia dicari untuk dipenjarakan. Jadi ia terpaksa tinggal di sini tanpa uang, dan menikmati potongan pelangi selama masih bisa. Kemudian ia mengatakan tidak apa, sebentar lagi ia toh akan pergi."

(02) TRIO DETEKTIF : MISTERI NURI GAGAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang