Rolls-Royce besar itu meluncur di jalan yang berkelok-kelok. Ketika sudah sembilan blok yang dilewati dalam perjalanan kembali ke tempat Mr. Fentriss, nampak sebuah mobil hitam dan kecil muncul dari suatu jalan masuk di depan dan membelok ke arah mereka. Nampak mobil itu bukan bikinan Amerika. Mobil itu melaju dengan cepat. Ketika berpapasan, Jupiter dan Pete cuma sempat melihat pengemudinya secara sekilas saja. Tapi masih bisa dikenali bahwa orang itu gendut,
berkaca mata ukuran besar. Tampangnya tak kelihatan, karena orang itu membuang muka.
"Itu Mr. Fentriss!" seru Pete.
"Keliru! Dialah yang pura-pura menjadi Mr. Fentriss," kata Jupiter. "Susul dia, Worthington! Jangan sampai hilang. Kita harus tahu, ke mana dia pergi!"
"Baik, Master Jones," kata supir sambil menginjak pedal rem. Mobil besar itu diputar kembali, sementara Pete memandang mobil hitam yang menjauh dengan cepat. Ia nampak sangsi.
"Kalau berhasil disusul, lalu apa yang kita lakukan kemudian?" tanyanya. "Kita kan tidak punya bukti-bukti untuk menuduhnya. Kecuali itu Mr.
Fentriss yang asli mungkin memerlukan pertolongan kita."
Jupiter ragu-ragu. Ia ingin mengejar penyamun yang melarikan diri. Tap juga ingin menolong seseorang yang mungkin memerlukan bantuan.
Akhirnya ia mengangguk.
"Kau benar," katanya pada Pete, "mula-mula harus kita lihat dulu, apakah Mr. Fentriss dalam keadaan selamat. Kita terus ke rumah Mr. Fentriss," katanya pada Worthington.
Rolls-Royce meluncur terus, sampai di gerbang masuk dari mana mobil asing tadi muncul. Worthington membanting setir, dan mobil masuk dengan pelan-pelan. Menyusur jalan kerikil yang sempit, melewati pohon palem yang berjejer-jejer, serta semak belukar yang menggeser kedua sisi mobil. Akhirnya sampai di sebelah belakang rumah.
"Pete," ujar Jupiter, "mobil asing yang berpapasan dengan kita tadi - kau mengenalinya?"
"Mobil sport dua pintu merek Ranger," kata Pete dengan segera. "Buatan Inggris. Merek terkenal. Masih baru. Berpelat nomor California. Aku cuma sempat melihat angka 13 di ujungnya." "Anda sempat melihat nomor mobil itu, Worthington?" tanya Jupiter pada supir.
"Maaf, Master Jones," kata orang itu. "Saya tadi memusatkan perhatian pada jalanan, sehingga tidak memperhatikan mobil tersebut. Tapi saya tahu mereknya Ranger, sedang tempat duduknya berlapis kulit warna merah."
"Yah, setidak-tidaknya ada juga yang kita ketahui mengenainya. Setelah ini akan kita lanjutkan mencari laki-laki gendut yang naik mobil itu," kata Jupiter, sambil meloncat ke luar dari Rolls-Royce. "Sekarang kita periksa dulu, apakah Mr. Fentriss yang asli ada di dalam atau tidak." Sambil berjalan menyusulnya, Pete berpikir-pikir. Bagaimana cara Jupiter hendak menemukan mobil tadi, di antara sekian juta mobil yang ada di California Selatan? Tapi entah kenapa, Pete merasa Jupiter pasti akan bisa menemukan jalan.
Sekonyong-konyong keduanya tertegun. Dari dalam rumah suram itu terdengar suara orang berteriak. Teriakan minta tolong.
"Tolong!" Suara itu terdengar lemah, seperti tercekik. "Cepat, tolong - sebelum aku -" Suara itu melemah, lalu hilang begitu saja. "Kedengarannya seperti mau mati!" seru Pete kaget "Yuk!"
Dibantu kakinya yang panjang, ia mendahului masuk lewat pintu belakang. Pintu itu agak ternganga sedikit, seakan-akan ditinggal orang gendut tadi dalam keadaan begitu ketika ia bergegas pergi Kedua remaja Itu masuk sambil mengejap-ngejapkan mata untuk membiasakan diri melihat dalam ruangan setengah gelap.
Sesaat mereka berdiri sambil memasang telinga. Tak ada bunyi apa pun yang memecah kesunyian tempat itu.
"Kita tadi dalam kamar itu," kata Jupiter, sambil menuding ke ruang sebelah depan. "Sekarang kita coba saja ke sebelah sana, ke sisi seberangnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
(02) TRIO DETEKTIF : MISTERI NURI GAGAP
Bilim KurguBob mengalihkan perhatian mempelajari catatan-catatan yang dibuatnya tentang urusan yang sedang diselidiki saat itu. Bob memberinya judul "Misteri Nuri Gagap". Ada sesuatu yang agak terasa mengganjal perasaannya. Bukan, bukan itu! Tapi masih ada lag...