28. Kejujuran Nuca

352 38 2
                                    

Aku hanya bisa diam
Ya diam tanpa bertanya
Walau memang hati ini sakit
Tapi jujur aku cape,cape akan teka-teki yang kau berikan..

~Tiara Andini~

Sambungan telfon nuca terputus, lalu nuca menelfon lagi.

"hallo nuc"
"tiara, maaf dari kemarin aku sibuk"
"udah biasa nuc"
"ra kamu marah?"
"ga"
"pasti marah ya ra?"
"aku lagi di jalan, tolong matikan telfon nya nuc"
"tapi ra?ra?"

Aku pun langsung mematikan telfon nuca, rasanya aku kesal, kesal akan sikap nuca yang selalu saja menghilang lalu kembali lagi dan seperti itu selalu saja dilakukan oleh nuca semenjak 5bulan kita berpacaran, sungguh hatiku ini bukan permainan nuc..

"ra udah yaah"
Ucap ziva kepadaku

"udah kenapa si ziv,perasaan dari tadi aku diem"
Jawabku

"iya maksud gue, udah ngelamun nya lah"
Jawab ziva dengan tertawanya

"apaan si selalu deh ngeledek, sapa juga yang ngelamun"

"ya elah ra abis nuca telfon kamu diem kali, marahan lagi sama dia?"
Tanya nya

Aku menatapnya sayu dan mengangguk pelan

"ya udah biasa ra"

"ga niat aku ziv, lagian kamu tau sendiri kan dari kemarin nuca ga ada kabar itu yang bikin aku kesel"

Lalu ziva menatapku dan meletakan tangan nya ke kedua pundak ku.

"tiara, aku cuma mau ngasih saran sama kamu si, sebaiknya kamu tegas sama nuca minta penjelasan selama ini atas apa yang di buat ke kamu,dan jika dia ga bisa ya saran aku mending jangan di lanjut deh, aku sedih liat sahabatku sedih terus kaya gini, aku ingin lu bahagia ra, ga kaya gini dari dulu sampai sekarang ada aja masalahnya, dari mahen sekarang nuca"
Ucap ziva panjang lebar.

Aku termenung mendengarkan apa yang ziva katakan padaku, memang ada benarnya aku butuh penjelasan dari nuca tentang semua ini, yang jadi pertanyaan ku apa bisa aku bersikap tegas seperti yang ziva katakan? Apa aku bisa mutusin hubunganku dengan nuca ?
Untuk berfikir kesitu juga engga, apa aku benar-benar cinta, aku pun tak tau, sampai aku di sakiti begini cuma bisa diam.

"turun sini pak"
Ucap ziva, dan memang ziva telah sampai dirumahnya

"ra aku pulang dulu, pikirin baik-baik apa yang aku bilang tadi yaa "
Ucap ziva kepada ku dan turun dari taxi.

Aku hanya mengangguk pelan sebagai tanda iya.

****

Sesampainya aku dirumah, aku langsung masuk ke kamar ku untuk beristirahat, sebenarnya bukan cape badan tapi hatiku, hatiku yang sedang merasakan sedih dan kecewa.

Beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan pintu dan bunda yang membukakan pintunya, ternyata nuca yang datang.

"sayang, ada nuca tuh"
Ucap bunda kepadaku

"iya bunda bentar"
Jawabku

Sebenarnya aku ragu untuk menemui nuca saat ini tapi mau alasan apa aku juga bingung. Tapi gimana pun aku harus meminta kejelasan kepada nuca seperti saran yang ziva katakan tadi.

***

"ngapain kemari nuc?"

"ra ko kamu gitu?"
Jawab nuca bingung

"aku cape nuc!"

"oh kamu mau istirahat yaa, maaf ra aku ga tau, emang tadi dari mana?"
Tanya nuca lagi

Boyfriends From My BestfriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang