6. Usil II

71 68 30
                                    

Hai semuanya!!🤗🤗Balik lagi sama aurora, maap yaa baru up ceritanya..🙏🏻🙏🏻

Jangan lupa voment, follow dan share ke temen-temen kalian yaa, biar author tambah semangat untuk nulisnya.🤗💛💛

Happy reading🧡🧡

***

"Aduhh cape banget sii, coba aja uang jajan gue ga ketinggalan pasti ga akan gini" ucapku.

Tidak terasa hari semakin sore sudah 1 jam lebih aku berjalan kaki lalu akhirnya aku memutuskan untuk beristirahat disebuah pohon rindang, kaki ku juga sudah sangat terasa sakit dan pegal.

Pukkkk.....

"Aduhhh, sakit" seruku, aku menengok kanan kiri mencari siapa yang sudah menimpukku dengan jambu air ini.
Tetapi jalanan sepi hanya ada aku dan pohon disitu....

POHON?

Aku pun mendongakan kepalaku melihat keatas pohon yng sudah kujadikan senderan, dan ternyata uhhh.. siapa lagi selain si langit cowok manusia bersifat monyet.

"Ape!, sakit yaa sorry" serunya sambil tertawa.

"Ehhh lo sengaja yaa, lo punya sopan santun ga sii?" Seruku.

"Ehh anak baru"ucapnya sambil meloncat turun dari pohon jambu itu.

"Nama gue AURORA!!, A...U.. R.. O.. R.. A..., AURORA bukan anak baru!!" Seruku sangat geram pada mahluk dajjal didepannya.

"Ya..ya..ya.. aurora lo suka ini" ucapnya, sambil menunjukan sebuah ulat bulu lumayan besar , inget itu ulet bulu?

"Aaaaaaaaaa, tolong jauhin ulet bulu itu monyet pliss gue takut" seruku tetapi dia hanya tertawa.

"Etss nama gue Langit, L...A...N...G...I....T, langit bukan monyet" serunya.

"Oke. Oke langit tolong jauhin ulet bulu itu,plis" seruku memohon, tetapi ia malah melemparkannya kepundakku.

"Aaaaaaaaa langit, langitt tolong ambilin ulet bulu ini "seruku, aku memejamkan mata karema ulet bulu menurutku seram lalu aku mendekatkan pundakku kearah langit.

"Ayo ngitt tolongg ambilin" seruku sambil membuka sebelah mata, sedangkan dia hanya tersenyum sangat manis.

"Cantik" gumamnya.

Degg.... apa gue ga salah denger, langit si cowo nyebelin itu berbicara cantik?

tidak...tidak...tidak...aku pasti salah denger.
"Ngit ayolah tolong" ucapku ia pun segera mengambil ulet bulu itu dan membuangnya.

"Udah dibuang tuhh" serunya sementara itu aku langsung meninju wajah ganteng nya itu, sampai terjatuh dan membiru dibagian pipi bagian kanan.

Bugghhh...

"Sakit?" Ucapku tertawa.

"Syukurin, gue tau lo kan yang udah ngunciin gue dikamar mandi" sambungku.

"Iya, kenapa mau marah?" Serunya sambil berdiri.

Bugghh....

"Sorry Tangan gue ini ga kuat pengen mukul wajah mulus lo disebelahnya, kalau dua-duanya biru kan lucu kek blash on" seru ku sambil tertawa, sedangkan dia hanya merintih kesakitan dan mengelap sedikit darahnya.

Lalu mataku melebar melihat darah yang keluar lumayan banyak.

"Ngit, lo gapapa? Maapin gue" seruku.

"Pergi lo jangan pegang-pegang gue" ucapnya.

"Itukan salah gue, darahnya keluar terus, lo ikut gue yaa"

"Gue ga mau"

"Ngit ayo dong luka lo parah" seruku memohon dan akhirnya dia pun berdiri.

"Yaudah"

Aku pun tersenyum dan merangkul tangan langit.

"Jangn pegang-pegang gue, yang sakit itu bukan kaki jadi gue bisa jalan sendiri"

"Yaelah sewot mulu" ucapku.

Aku dan langit pun melangkah pergi mencari warung, karena rumahku masih terlalu jauh.

"Rumah lo dimana?" Tanyaku, untuk membebaskan rasa canggung.

"Lo mau kerumah gue?" Jawabnya.

"Yaa biar luka lo, gue obatin dirumah lo aja dari pada kita harus cari warung," seruku

"Rumah gue masih jauh"

"Ohhh, Ehh lo sekamar ga sii sama angkasa kan lo itu kembar nihh, soalnya gue baca dinovel-novel tuhh, anak kembar itu selalu tidur bareng, mau cewe ataupun cowo" sambungku penasaran.

"Kepo amat lo, tau dari mana gue kembar"

"Yaampun jelas-jleas muka lo ke pinang dibelah dua gitu," seruku.

"Tapi ga semuanya anak kembar selalu bersama gue ga pernah tidur bareng dia, bahkan...."

"Bahkan apa?" Tanyaku bingung.

"Itu urusan gue" ucapnya.

"ada masalah apa mereka berdua, jadi penasaran gue, pantes aja disekolah diem-diem bae" batinku.

"Tapi Gue lihat-lihat,gue lebih suka sama angkasa sii dari pada lo dia baik, ganteng pula, udah nolongin gue lagi tadi pas gue dikunciin dikamar mandi" seruku menyindir langit.

"Lo lagi beda-bedain gue sama dia?" Ucapnya.

"Iyalah, lo beda sama angkasa, lo yang bisanya usil mulu pantes aja ga punya temen"

"Berhenti untuk beda-bedain gue sama dia,"

"Dia siapa? Angkasa?" Seruku meledek.

"IYA! GUE GA SUKA!..........awww" lirihnya karena
Suaranya yang begitu keras membuat luka yang berada dipipinya itu terasa sakit.

"Lo gapapa?" Ucapku.

"Jangan pegang-pegang gue, gue ga suka" serunya dan melangkah pergi sedangkan aku masih menatapnya bingung.

"Kenapa dia?" Batinku.

***

Maap kalau ada kesalahan kata, atau tidak nyambung yaa....

Author usahain untuk bikin cerita ini lebih seru dan menarik.🙏🏻🤗
Dan jan lupa vomennya👉👈

Aurora-langit
Aurora-angkasa

See u on the next chapter :)

AURORA (Sudah Terbit Dengan Judul KAMU atau DIA?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang