4. Usil I

92 77 26
                                    

Haii! semuanya!! Di chapter ini aurora mulai akrab nihh sama langit dan juga angkasa ternyata aurora baperan lohhh....

Jan lupa vote, coment dan follow wpku ya..

Happy reading💜💜

***

Saat diperpustakaan aku berpisah dengan angkasa, karena aku tertarik pada perpustakaan ini,Hai sungguh perpustakaan ini sangat besar berbeda dengan sekolah lain dan berpadu dengan dinding yang berwarna pink biru, menarik bukan!!.

Aku mulai mengelilingi perpustakaan ini sambil memegang 10 novel yang kuambil aku suka membaca apalagi membaca novel.

Aku berjalan kebelankang untuk merapikan novelku kebelutan kursi yang berada dibelakang kosong dan sepi.

Brukkk.....

"Awww"lirihku

"Lo anak baru! bisa jalan ga si sakit nii kaki gue ketimpa buku lo, gue tarik rambut kepang lo sampai putus tau rasa lo, uhh bau badan lo menganggu gue tidur tau ga " serunya dengan mata yang sayup seakan belum hampir sadar dari tidurnya, siapa lagi selain langit kalam mahendra cowo pecicilan yang membuat semua orang geram padanya.

"Yang jelas-jelas Salah lo juga!!, kalau mau tidur itu jangan disini, dan kaki lo itu bisa ga jangan ngehalangin orang jalan ko gue yang dia salahin dasar monyet" ucapku dan segera merapikan buku yang terjatuh.

"Ehh!! lo anak baru disini........" menggantungkan ucapanya.

Hening..

Hening..

sementara itu aku larut dalam tatapanya.

Seukkkk....

"Awww" ucapku, aku menggeram marah

ketertarikanku padanya hilang dia tidak sebaik yang kupikirkan.
usil dia mulai kumat, dia menarik kepangku hingga aku hampir terjatuh, kebelakang.
Semua orang disini hanya mentapku biasa saja, berarti, apa langit sering melakakukan seperti ini? Yammpun, apa aku akan betah sekolah disini.

"Mampus kan lo" ucapnya sambil melangkah pergi.

"Dasar monyet" teriakku.

Langit seperti monyet, setahuku monyet usil karena saat aku mengunjungi kebun binatang bersama ayah dulu, pantat ku dicolek oleh monyet dengan sebuah pisang yang berada ditanganya , menjengkelkan bukan? Dan parahnya semua orang menertawakan melihat kejadian itu.

"gue dari tadi nyariin lo, ternyata disini, ayo ke kelas bentar lagi bel" ucap angkasa yang datang dari belakang.

"Ehh lo duluan aja deh ke kelas, gue mau ke toilet dulu" ucapku.

"Mau gue anter?" Tanya nya sedangkan aku masih mencerna apa yang angkasa katakan,
Dianter sama cowo? Kekamar mandi cewe? Aku ga habis pikir sii.

"Gausah geer gue takut lo nyasar, karena lo kan anak baru" sambungnya lagi.

Jleb....
aku menelan salivku yang aga seret, apa ini yang dinamakan baper?.

"gausah gue bisa sendiri ko, emmm kalau boleh lo tolong taruh buku buku ini aja dimeja gue yaa" ucapku.

"Emm oke, gue duluan ya" ucapnya, aku hanya mengangguk dan tersenyum seakan-akan memberikan terima kasih.

Dilain sisi ada yang menatap mereka dengan tatapan tak suka.

Aku mulai berjalan menelusuri lorong, setau aku toilet berada dilantai bawah sementara itu, aku melihat langit yang akan menjaili seorang cewe bertompel besar dipipinya, aku pun berhenti berjalan dan menyelidiki langit, yang sedang menaruh permen karetnya disalah satu bangku cewe tadi, setelah itu aku menghampirinya.

"Tunggu" teriaku pada seorang cewe yang akan dijaili oleh langit.

"Iya ada, apa ya kamu manggil aku" serunya, lalu aku berjalan mendekat kearah kursinya.

"Gue mau ngambil permen karet ini, ada yang jailin lo tadi, kalian semua pasti tau ko siapa orang nya" seruku.

"LANGITTTTT" teriaknya dan aku pun melangkah pergi sambil mengedipkan sebelah mata ku gemas kearah langit.

"Sialan tu cewe gue harus kasih pelajaran" gumamnya.

Saat aku sudah sampai ditoilet lalu aku segera mencuci wajahku buru-buru karena bel sudah terdengar.

Cklek...

Ckelkk..

Kucoba buka Pintu kamar mandiku tetapi pintu nya tidak mau terbuka sama sekali, aku pun mulai menggedor- gedorkan pintunya untuk meminta pertolongan.

"Tolong!!... tolong buakain pintunya tolongg....aku mau keluar siapa aja yang ada diluar tolong bukain pintu nya" ucapku
tanpa disadari air mataku terjatuh, aku terlihat sangatlah cengeng dan penakut.

ayahku pernah menceritakan ku tentang kamar mandi sekolah berhantu disitulah aku merasa sedikit takut jika memasuki kamar mandi apalagi aku selalu memvayangkan putri duyung yang sedang berenang dibak, bukan kah itu menyeramkan?.

"Hikss...hiks... tolong bukain pintunya"

"Emang enak" ucap seseorang dari luar sambil tersenyum licik.

***

Maap kalau ada kesalahan menulis atau tidak nyambung ya..

Jan lupa vote cerita ini ya... biar aku semangat untuk menulis chapter selanjutnya.

Aurora-langit
Aurora-angkasa

See u on the next chapter :)

AURORA (Sudah Terbit Dengan Judul KAMU atau DIA?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang