1- Cinta Pada Pandangan Pertama

2.9K 205 12
                                    

Dengan langkah yang berat Sunghoon berjalan memasuki SC (Student Center) tempat dimana klub-klub dikampus berada. Pria manis itu kesini bukan untuk urusannya sendiri. Melainkan untuk mengantarkan titipan sahabatnya ke sahabatnya yang lain. Jake meminta tolong dia untuk mengembalikan jaket milik Jay ke empunya jaket karena mendadak Jake ada urusan dengan dosennya.

Akhirnya Sunghoon sampai di depan ruangan klub dance. Pintu ruangan itu tertutup. Ketika akan membukanya, terlebih dahulu pintu tersebut terbuka dari dalam dan memperlihatkan seorang laki-laki dengan keringat di wajah dan badannya. Secara singkat mata mereka bertemu namun segera diputuskan oleh laki-laki tadi karena dia sibuk dengan ponsel yang ada ditelinganya pertanda jika dia sedang menelpon seseorang.

Laki-laki tadi melewati Sunghoon begitu saja sambil tetap fokus berbicara dengan lawan telponnya. Sunghoon menoleh sebentar lalu memutuskan untuk masuk dan menemui Jay.

"Jay." Teriaknya ketika dia telah menemukan sosok temannya itu.

"Oh lo udah sampai." Jay mendatangi Sunghoon dan langsung mengambil jaket yang ada ditangan Sunghoon.

"Thanks ya."

"Gara-gara Jake nih. Fakultas gue kesini tuh jauh banget ya." Omel Sunghoon. Sebenarnya Sunghoon ini termasuk anak yang kalem. Hanya saja dia tidak bisa kalem jika bersama Jay dan Jake. Karena kedua temannya itu sungguh gila sehingga tidak bisa untuk dihadapi dengan kalem.

"Minta traktir Jake sana. Sebagai imbalan lo ngembaliin ini ke gue."

"Ide bagus."

"Teman lo Jay?" sebuah suara menginterupsi percakapan Jay dan Sunghoon.

"Iya Bang. Kenalin sahabat gue dari SMP namanya Sunghoon. Hoon kenalin dia namanya Bang Heeseung."

Sunghoon dan Heeseung pun berjabat tangan. Entah kenapa jantung Sunghoon langsung berdetak kencang. Padahal Heeseung hanya tersenyum sambil menyebutkan namanya dan jurusannya. Tapi senyum itu sungguh menarik bagi Sunghoon. Ditambah dengan keringat yang belum kering diwajahnya.

"Hoon kok lo diam aja." Ucapan Jay mengagetkan Sunghoon. Tanpa dia sadari tangannya masih berjabat dengan tangan Heeseung.

"Sunghoon. Anak psikologi." Kata sunghoon sambil melepaskan tangannya dari tangan Heeseung lalu salah tingkah sendiri.

"Oh gue harus pergi. Sejam lagi ada latihan. Bye Jay. Mari Kak Heeseung." Sunghoon langsung pergi darisana sebelum dia tambah malu karena tingkahnya yang kikuk didepan Heeseung.

Ketika berjalan keluar gedung SC ada satu hal yang disimpulkan Sunghoon dari pertemuan tadi. Sunghoon jatuh cinta pada pandangan pertama ke Heeseung.

***

Sudah Maghrib ketika Jay memarkirkan motornya di garasi rumahnya. Dia baru saja selesai latihan dance dengan teman-teman klubnya. Setelah mandi dia segera mengecek papan tugas yang tertempel di kamarnya. Papan ini berisi jadwal kuliah dia dan tugas-tugas yang belum dikerjakannya. Setelah memastikan hanya ada satu tugas yang belum dan deadlinenya masih lusa, Jay memutuskan untuk membuka ponselnya. Terdapat beberapa pesan dari teman kelasnya. Dan ada satu pesan dari Sunghoon.

Minta nomor Kak Heeseung.

Begitu isi pesan Sunghoon. Tanpa basa-basi sekali. Dia pun mengirimkan nomor WA Heeseung. Jay sudah menduga jika temannya itu menaruh hati pada seniornya di klub dance. Jarang-jarang sekali melihat Sunghoon salting seperti tadi.

Jay pun membuka kontak seseorang yang akhir-akhir ini dikejarnya. Tetapi orang tersebut galak sekali. Jay sampai bingung harus bagaimana. Namanya adalah Jungwon. Dia adalah adik tingkat Jay di Farmasi. Jay pertama kali bertemu dia saat ospek fakultas. Setelah ospek selesai Jay mencoba untuk mendekatinya namun Jungwon sepertinya tidak suka. Tapi bukan Jay namanya kalau menyerah.

Jay pun beralih membuka aplikasi twitter. Dia tersenyum ketika membaca tweet Jungwon yang mengatakan jika dia ingin me time esok hari. Tapi tidak ada keterangan jelas kemana dan jam berapa dia akan me time. Jay pun memutuskan untuk menunggu Jungwon di dekat rumahnya besok. Seperti stalker saja fikirnya. Namun hanya itu cara untuk mendekati Jungwon.

Akhirnya Jay mengerjakan tugasnya meskipun malam minggu. Karena esok hari dia akan fokus untuk mengejar cintanya.

***

Saat ini masih pukul delapan pagi. Namun Jay sudah berada tak jauh dari rumah Jungwon. Hari ini dia memakai mobil karena tidak ingin ketahuan jika dia sedang menguntit. Jay memakan burger yang sudah dibelinya untuk sarapan di meksidi dekat rumahnya. Selama 2 jam dia menunggu hingga sekitar pukul 10 dia melihat Jungwon keluar dengan motor maticnya. Jungwon menjalankan motornya santai.

Jay pun bersiap-siap untuk menjalankan mobilnya. Hingga akhirnya Jungwon membelokkan motornya disalah satu mall besar.

"Dia ke mall sendirian? Ah.. toko buku." Jay pun teringat jika Jungwon selalu membaca buku baik fiktif maupun non fiktif ketika sedang tidak ada kelas. Akhirnya Jay pun belok ke parkiran mobil.

Setelah memarkirkan mobilnya dengan benar, Jay berjalan terburu-buru ke salah satu toko buku terbesar yang ada di mall tersebut. Benar saja, dia melihat Jungwon memasuki toko buku itu. Jay pun masuk.

Jay berpura-pura mencari buku sambil menjaga jarak aman dari Jungwon.

"ah sepertinya aku berbakat menjadi penguntit." Katanya kepada diri sendiri.

Pandangan Jay terkunci pada Jungwon yang sedang membaca sinopsis buku, dikembalikan lagi buku tersebut lalu mengambil buku lain. Begitu seterusnya sampai akhirnya dia menemukan buku yang tepat.

Jay pun memutuskan untuk menegurnya dan membuat seakan-akan mereka tidak sengaja bertemu disini.

"Jungwon."

Yang mempunyai nama pun menoleh.

"Kak Jay? Kak jay ngapain disini?" tanya Jungwon yang langsung disesali olehnya. Ini kan toko buku bodoh. Ya masa mau ngegym. Ucap Jungwon dalam hati.

"Ini kan toko buku won. Ya masa kakak mau ngegym." Jungwon sedikit kaget dengan jawaban Jay yang persis seperti yang ada difikirannya. Apa Kak Jay bisa membaca fikiran?

"Kak Jay beli buku apa?" entah mengapa hari ini dia tidak judes kepada Jay. Kalau difikir-fikir kekanakan banget dia selama ini. Jay hanya mencoba untuk dekat dengannya.

"Nggak tau. Tadi iseng aja kesini." Jawab Jay yang tentu saja kebohongan besar.

"Oh iya udah aku duluan ya. Aku udah dapat buku yang aku mau."

Ketika akan pergi sebuah tangan menahannya.

"Tunggu Won. Habis ini lo mau kemana?"

"Mau makan."

"Sendirian?"

"Iya. Karena aku kesini juga sendirian."

"Makan sama gue mau?"

Jungwon berfikir sejenak.

"Boleh deh."

Senyum terukir jelas di bibir Jay. Pengorbanan menunggu Jungwon 2 Jam tadi pagi tidak sia-sia.

Masih pendekatan dari 2 pairing nih. Yang satunya bab berikutnya. Karena langsung cinta segitiga kwkwkwk.

Happy reading. Lysithea Deimos

We Are ConnectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang