Di depan lobi rumah sakit, sebuah mobil super mewah terparkir di sana, sangat menarik perhatian orang.
Jisu sudah malas memedulikan yang lain, dia menyiapkan mental untuk menjelaskan ke Yuna.
Pengurus membuka pintu untuk Jisu. Ketika masuk ke dalam mobil, langsung terlihat Yuna duduk di sofa mobil, wajahnya sudah lebih baik dari kemarin-kemarin.
Sebuah blazer formal, sepatu kecil yang begitu mengkilau, rambut yang panjang diikat dengan rapi, terlihat sebuah boneka yang lucu.
Yuna melihat Jisu masuk, mata besar itu langsung bersinar, kemudian menghulurkan tangan yang gendut itu ke arah Jisu.
Naskah yang sudah disiapkan, ketika melihat Yuna, buyar seketika. Yuna mengangguk, kemudian merangkak sendiri ke paha Jisu.
Jisu juga tidak enak untuk menolaknya, hanya bisa membiarkannya duduk di sana. Yuna menulis di tabletnya dan berikan pada Jisu.
'Kamu bohong!'
"Rumah sakit sibuk," Yuna kemudian terdiam dan menulis lagi di tabletnya.
'Bukan kerana kamu nggak suka aku?'
"Bukan," Yuna menatap Jisu dengan lega. Setelah berpikir, Jisu kemudian berkata, "Sayang, saat kamu menghampiriku dengan menggunakan mobil mewah ini terlalu menarik perhatian orang, lain kali jangan datang ke rumah sakit, oke?"
Senyum lebar yang tadi langsung hilang, kemudian dengan muka sedih melihat ke Jisu.
Jisu langsung merasa tidak enak, dengan terpaksa membujuknya, "Lain kali kalau mau ketemu aku, boleh telepon aku, selesai kerja aku pergi mencarimu."
Ekspresi Yuna sedikit membaik, kemudian mengetik, 'Beneren?'
"Pasti."
'Mama bilang, harus tahu balas budi. Saat aku sakit kamu menjagaku, aku akan menjanjikan kamu satu hal.'
Jisu mencoba membacanya berkali-kali, baru berkata, "Nggak usah."
'Harus..'
Jisu tersenyum melihatnya dan mengelus rambutnya, "Aku nggak butuh apa-apa."
'Kalau gitu kamu jadi mama aku saja boleh? Aku ada mama, tapi nggak sayang sama aku.'
"Aku hanya dokter biasa, nggak bisa jadi mama kamu, lagipula kamu sudah punya mama," Jisu dengan tenang berkata.
Yuna terdiam sejenak, kemudian menulis, 'Kalau gitu nggak jadi mama dulu. Kamu temani aku makan, boleh?'
Jisu melihat muka sedih Yuna, tidak enak menolaknya juga, "Nde, habis makan, kamu harus pulang dengan pengurus ya."
Yuna segera mengangguk, dia duduk di paha Jisu, dan dipeluknya.
.....
Mobil berhenti di depan sebuah restoran mewah, pengurus membukakan pintu mobil untuk mereka.
Yuna dengan tegak berjalan di depan. Jisu melihat susunan orangnya, di hatinya terbesit perasaan tidak kuat.
Makan disini, gaji satu bulan dia belum tentu cukup.
Setelah duduk, pengurus memesakan makanan untuk mereka berdua, kemudian meninggalkan mereka berdua.
Ruangan yang besar itu, hanya tersisa Yuna dan Jisu berdua. Yuna mengangkat gelas susunya, Jisu tahu dia mau apa, kemudian dia juga mengangkat gelas di sampingnya, dan bersulang dengannya.
Tick!
Yuna mendengar suara bersulang, ekspresi wajahnya tersirat senyum seorang anak kecil. Jisu juga senyum, dan menghabiskan minuman di gelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Yeji's Flash Wedding Wife
Fanfiction[On Going] Jisu seorang dokter yang hebat dan terkenal di rumah sakit. Sejak gadis kecil masuk dalam kehidupannya, ia sulit untuk bernapas ketika bertemu dengan nona kecil dan nona besar. Hwang Yeji, seorang presiden yang dingin, tetapi di depan ana...