"Kamu terlalu banyak nonton TV," Yeji menjawabnya dengan dingin.
Jisu juga terpaku dengan spekulasi diri sendiri, "Kalau nggak masa aku mau percaya kamu betul-betul mencintaiku? Otak aku nggak kemasukan air kali!"
Yeji merasa gemas dan mencubit pipinya Jisu sambil berkata, "Reaksimu terlalu santai, kalau wanita lain mendengar aku mau menikahinya, sudah loncat sana sini, hanya wanita sepertimu yang lari kabur terus."
Kamu kira aku akan percaya wanita paling kaya di Seoul akan jatuh cinta tiba-tiba gitu? Di novel nggak begitu kali."
"Artinya kamu mau menolak pernikahan kita?" Tanya Yeji masih mencubit pipinya Jisu, sang pemilik tidak peduli langsung tentang hal itu.
"Apa aku ada alasan untuk menerima?"
Yeji tertawa ke arah Jisu, "Pertama kalimu sudah aku ambil, kamu tetap nggak mau menikah denganku?"
"Hehe," Jisu hanya tersenyum dingin, melihat Yeji dengan tatapan sedikit kesal.
Yeji merasa daya tarik dia tidak ada gunanya di depan Jisu, "Wanita, menikah dengan aku, kesucian, nama baik kamu semua akan balik, kenapa kamu harus menolak terus? Lalu setelah menikah, kamu bisa membuat dua orang itu kesal."
"Betul-betul untung yang besar, otakmu beneran kemasukan air baru menolakku terus."
"Kamu mengecekku?"
"Hal sekecil itu harus dicek?" Jisu melepaskan jari Yeji yang terus mencubit pipinya, "Urusan aku, akan aku selesaikan sendiri."
"Itu bukan hanya urusanmu!" Jisu menatap Yeji dengan bingung, "Bagaimana kamu membohongi media dan fansmu, kenapa aku merasa kamu dan diberitakan itu sama sekali berbeda?! Media bilang kamu pendiam, menjauhi wanita dan pria, boleh dijelaskan ini kenapa yah?"
Jisu menghulurkan tangannya seolah menggantikan sebuah mikrofon membuat keduanya terdiam, Yeji tersenyum melihat tingkah Jisun yang konyol itu, segera memegang pergelangan tangan Jisu.
"Dengan wanita yang aku cintai, haruskah aku diam terus?"
"Kamu boleh pergi!" Jisu kesal, sambil menarik kembali tangannya.
Yeji tersenyum dan berkata, "Kalau aku pergi, siapa yang berakting denganmu di depan papa mamamu, kamu kira mereka nggak tahu tentang berita itu?"
Jisu terdiam sekarang. Yeji menyentuh dagunya, "Kita ke KUA dulu, aku akan mengurusi semuanya."
Jisu segera memukul tangan Yeji, "Nggak mungkin!"
Yeji menatapnya dengan sedikit kesal, kemudian dia tersenyum, "Aku menanyaimu hanya kerana aku menghargaimu. Walaupun kamu nggak setuju, aku sudah mendapatkan surat nikah kita."
Jisu melototnya dengan mata yang terbelalak, "Apa maksudmu?"
Memang barang seperti itu bisa didapatkan hanya satu orang yang pergi? KUA bisa menerima kerjaan seperti itu?
Yeji kemudian mengeluarkan dua buku kecil merah. Dengan gemetar dia mengambil salah satu buku itu, di dalamnya tertera nama dan fotonya, dia langsung membatu.
Kemudian dia berteriak sekeras-kerasnya ke arah laut.
"Yeji, kenapa kamu tidak mati saja?!" Yeji dengan tenang melihat ke arah Jisu, Jisu yang panik itu begitu indah dan cantik.
Jisu tidak pernah menyangka, dia akan dinikahkan seperti ini. KUA sudah menyetujuinya, ini juga suatu kejutan besar.
Kenapa dia tidak tahu kalau mengurus surat nikah, orangnya tidak datang, juga bisa diwakili? Apa hak kerana orang kaya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Yeji's Flash Wedding Wife
Fanfiction[On Going] Jisu seorang dokter yang hebat dan terkenal di rumah sakit. Sejak gadis kecil masuk dalam kehidupannya, ia sulit untuk bernapas ketika bertemu dengan nona kecil dan nona besar. Hwang Yeji, seorang presiden yang dingin, tetapi di depan ana...