Tiba-tiba, pintu diketuk keras oleh seseorang. Yeji melihat ke arah Jisu, "Pengacau datang."
Jisu tentu tahu hal ini tidak bisa terlepas dari si Yuna nakal. Jisu gak melihat Yeji, dia berjalan membuka pintu, kemudian terlihat si gendut kecil yang berdiri di depan pintu.
Yuna mengelipkan matanya tanpa rasa bersalah, dan bersiap memeluk kaki Jisu.
Jisu ingin memukul bokong bocah nakal ini, tetapi dia memilihnya tidak menyentuhnya, dia langsung turun ke bawah tanpa melihat mereka.
Ketika melihatnya pergi, Yuna menatap tajam ke Yeji. Tatapan itu seperti berkata, lihat apa yang kamu lakukan.
Yeji mengendong Yuna, "Aku biasanya terlalu baik kepadamukah? Berani mempermainkan aku."
Yuna mendengus dari hidungnya, anggap sudah menjawabnya. Yeji malas basa-basi dengannya, langsung memukul bokongnya dua kali.
Lalu, seperti sampah, dia melempar Yuna itu ke ranjang, dan segera berlari ke bawah.
......
Jisu dengan badan lemasnya, berjalan di samping jalur gunung itu, setiap satu langkah kakinya, langsung terasa rasa sakit di sekujur tubuhnya.
Ketika ditiup angin dingin, otaknya sudah tenang kembali.
Kurang ajar, dia seorang dewasa malah dijebak oleh anak umur lima tahun, dan harus kehilangan keperawanannya.
Dia harus minta penjelasan ke mana. Dari belakangnya terdengar suara mobil, Jisu mempercepat langkahnya.
Tapi sepasang kaki itu mana mungkin menang dari mobil. Yeji memarkirkan mobil tidak jauh di depan Jisu.
Jisu terpaksa menghentikan langkahnya, ke depan tidak bisa, ke belakang juga tidak bisa.
Yeji turun dari mobil, dan berjalan ke arah Jisu. Jisu terpaksa mundur beberapa langkah.
Dan tiba-tiba Yeji mendekatinya dan memeluknya, dia memakaikan blazer ke arah Jisu.
Seketika tubuhnya merasa hangat oleh blazer itu dan Jisu baru sadar kalau dia tidak memakai jaket makanya dia merasa dingin.
Yeji melihat muka kecil yang kedinginan itu, "Sudahlah, jangan ngambek lagi, ya?"
"Lepaskan! Aku mau pulang!"
"Aku akan antar kamu pulang, dengan kondisi kamu begini aku nggak akan biarkan kamu sendirian."
"Yeji, kamu menganggap aku sebagai orang apa!" Jisu dengan muka memerah menatap Yeji, "Kerana kesenangan kamu dan anakmu, kalian punya hak untuk mengacaukan kehidupan dan pekerjaan aku kah! Kerana aku nggak ingin mendekatkan diriku ke kalian, kalian boleh membuat aku pingsan?! Dari awal pernahkah kalian terpikir perasaan aku?!"
Lalu Jisu melemparkan blazer tadi ke lantai, sangat marah dan berkata, "Aku nggak mau ada hubungan dengan kalian, dan nggak terlalu keluarga Hwang! Kalian sebaiknya menjauhi aku?!"
Selesai berbicara, Jisu berusaha mendorong Yeji, tapi tubuh Yeji tidak bergeser sekali pun.
Yeji melihat ekspresi Jisu yang tidak seperti biasa, sepertinya kali ini dia betul-betul sangat marah.
Kemudian dia memeluknya lebih erat lagi sambil berkata, "Siapa bilang aku hanya buat bersenang-senang? Kamu kira aku adalah orang yang selalu membawa wanita ke ranjang?"
"Kamu pernah lihat aku dekat wanita yang mana? Terus sejak kapan aku pernah mengumumkan di depan umum aku ada tunangan, aku hanya begitu ke kamu seorang."
Reaksi berontak keras Jisu tadi, pelan-pelan berhenti, dengan tatapan tidak percaya dia melihat ke Yeji.
Yeji melihat muka bingung dia bertanya, "Nggak percaya?" Jisu mengangguk.
Yeji tidak tahu apakah kerana wanita ini terlalu jujur atau kecantikan dirinya sudah berkurang, "Kita ngomong baik-baik."
"Aku ingin tenangkan diri dulu." Kemudian Jisu berkata lagi, "Mobilmu pinjam dulu."
Yeji terdiam, Jisu juga tidak ngomong apa-apa, dia hanya berjalan melewati Yeji, duduk ke dalam Maseratinya, dan menjalankan mobilnya.
Yeji melihat mobil yang menjauh itu, dia mengernyitkan alisnya. Tidak suka uang? Dia tidak melihatnya.
......
Jisu memarkirkan mobil di depan apotik, dia membeli sebotol air dan obat. Dia duduk di samping jalan, lalu menelan obat dan meminum air itu.
Air dingin membuat dia gemetar. Setelah batuk beberapa kali, dia membuang obat dan botol minumannya ke dalam tong sampah.
Dia memesan taksi untuk pulang, Maseratinya pun ditinggalkan di sana.
Sesampainya dirumah, JiHyun sedang sibuk di dapur, mendengar suara pintu terbuka, "Semalam kemana?"
"Nyonya JiHyun, anakmu ini memang seperti anak kecil? Setiap hal harus laporan?"
JiHyun melihat mukanya tidak senang, "Ini kenapa lagi?"
"Ani, Ani. Semalam ada operasi kecelakaan, aku capek, ma, aku mau tidur dulu."
"Makan dulu, baru tidur."
"Aku sudah makan diluar, jangan ganggu aku." Selesai ngomong, dia langsung naik ke kamarnya sendiri.
Mengambil baju dan masuk ke kamar mandi. Melihat bekas gigitan di tubuhnya, Jisu merasa marah dan sedikit canggung.
Selain dua emosi itu, ada juga sedikit rasa aneh. Jisu menggelengkan kepalanya, dan menuangkan banyak sekali sabun ke tubuhnya.
......
Jisu beristirahat di rumah seharian, hari kedua, dia baru ingat, polo kecilnya masih terparkir di rumah sakit.
Dia terpaksa naik bus ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, semua orang tetap menatapnya dan menggosipinya, Jisu semakin kesal.
Masuk ke ruangannya, Jisu memijat kepalanya, "Denise, buatkan kopi untukku."
"Hah? Oh," Denise kaget langsung meletakkan handphonenya, dan berdiri membuat kopi untuknya.
Jisu menatap ke Denise, dan pandangannya jatuh ke handphonenya. Denise sadar, kemudian segera datang, mengambil handphonenya.
Jisu berkata bingung, "Di dalamnya ada hal yang nggak boleh aku lihat?"
"A-Ani!"
"Terus sikapmu itu seperti apa?"
"Jisu unnie..." Denise dengan sedikit muka sedih.
"Sini handphonenya." Jisu sudah menghulurkan tapak tangannya ke depan Denise.
"Kamu nggak boleh marah ya."
"Sini," Denise mengigit bibir bawahnya, memberikan handphonenya ke Jisu, kemudian mengambil gelas untuk kopi dan segera pergi.
Jisu melihat layar handphonenya, mukanya langsung memutih.
Di dalamnya ada sebuah blog yang sering dikunjungi orang-orang medis, didalamnya biasanya membahas tentang gosip yang tidak jelas.
Sekarang didalamnya terdapat foto ketika dia duduk disamping jalan dan sedang minum air itu.
Kemudian tangannya dengan sedikit gemetar membuka tautan itu.
Di dalamnya terdapat banyak sekali foto, termasuk dari turun mobil, mengambil obat, memakannya, serta kejadian dari awal sampai akhir semua ada fotonya.
Jisu hanya melotot melihat gambarnya, dia bahkan tidak peduli isi tulisannya itu.
Setelah itu, dia menarik nafas dalam-dalam, kemudian meletakkan handphonenya, dia duduk kembali ke tempatnya, kepalanya terasa sangat sakit.
Denise membawa kopinya, melihat ekspresi wajah Jisu, "Jisu unnie, aku nggak percaya kamu orang seperti itu, kamu dan Yeji bukan seperti yang mereka gosipkan, mereka nggak ngerti kamu."
Jisu hanya tertawa sebentar, dan tidak berkata apa-apa. Tiba-tiba, handphonenya Jisu pun berbunyi.
Sabtu, 12 December 2020.
Btw lagi dan lagi, siapa orang ketiga antara hubungan Yejisu ya? Bagi nama doang hehe.. bingung soalnya..
Selamat membaca~
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Yeji's Flash Wedding Wife
Fanfiction[On Going] Jisu seorang dokter yang hebat dan terkenal di rumah sakit. Sejak gadis kecil masuk dalam kehidupannya, ia sulit untuk bernapas ketika bertemu dengan nona kecil dan nona besar. Hwang Yeji, seorang presiden yang dingin, tetapi di depan ana...