[🍒07. Ayo Menikah🍒]

623 93 27
                                    

Setelah berbasa-basi, Yeji meletakkan gelasnya, "Paman, Tante, malam sudah larut, tidak mengganggu kalian istirahat, aku pulang dulu."

JiHyun tertawa sambil berkata, "Biar Jisu menghantarmu, komplek rumah kami kalau malam sering tersesat."

"Kalau gitu aku nggak sungkan."

Jisu diam-diam mencubit JiHyun, sambil mengigit bibir dia turun ke bawah. Kompleks rumah Jisu saat malam memang lebih rumit, yang tidak tahu biasanya suka tersesat.

Jisu berada di belakang Yeji sekitar tiga langkah, dia mencoba menatap punggung Yeji dengan bantuan sinar lampu jalan.

Gak tahu apakah Tuhan lebih sayang Yeji, punggung dan belakang kepalanya juga begitu enak dilihat.

Yeji yang berjalan di depan tiba-tiba menghentikan langkahnya, kemudian menatap ke arah Jisu.

Tubuh yang begitu bagus berdiri di bawah lampu jalan, tiba-tiba terlihat seperti gambar bukan hantu.

Jisu juga menghentikan langkahnya.

Yeji mengerutkan dahinya, "Hey, sudah jangan tolak lagi, lebih baik menikah denganku."

"Alasan?" Jisu tadi dikejutkan oleh mamanya, sekarang mendengar Yeji berkata seperti itu, dirinya sudah tidak begitu kaget lagi.

"Kamu sudah boleh pergi." Yeji tidak pergi, malah berjalan ke arah Jisu. Jisu mundur beberapa langkah, Yeji berhenti di depan Jisu.

Wajah Yeji enak dipandang hanya saja susah mengontrol ucapannya.

"Aku begitu cantik, kaya dan mau mengejarmu. Setelah kita menikah, aku bisa memberikan semua saham Hwang Grup yang atas nama aku ke kepadamu, semuanya! Kamu akan langsung menjadi nyonya kaya, hal seenak ini, mau cari dimana lagi?"

Jisu sedikit heran, dia merasa Yeji yang telah dia ketemui beberapa kali dan dengan yang diberitakan di media sama sekali berbeda, bukan orang yang sama.

Dia pernah mendengar Denise berbicara mengenai saat tanda tangan Yeji dengan orang lain.

Yeji dengan muka dingin, dia akan melemparkan kontrak ke pihak lawan, "Enam empat, aku enam kamu empat, tanda tangan tidak?"

Hasilnya, kontrak beberapa miliar pun didapatkannya.

Penilaian media terhadap Yeji adalah 'dingin, pendiam', setiap meeting selalu diam dan jarang ngomong, hanya ada kata-kata, 'mulai!', 'selesai!'.

Tidak ada basa-basinya.

Tapi Yeji yang di depannya sekarang, tidak seperti yang diberitakan oleh media.

Jisu melihat ke wajah Yeji yang membuat orang jatuh hati, berkata, "Hal seenak ini, kenapa kamu nggak cari orang lain saja, kenapa harus aku?"

"Siapa suruh anak nakal di rumahku itu suka padamu, sebagai mamanya harus mengorbankan sedikit ragaku."

Jisu sudah tidak bisa bersabar lagi, "Pergi!"

Chu~

Yeji segera mencium pipinya Jisu ketika Jisu marah.

Setelah Jisu melihatnya, Yeji telah berjalan menjauh, sambil berkata, "Besok aku minta orang untuk mengukur badanmu, setelah gaun pernikahannya selesai, kita akan segera menikah."

Jisu dibuat kesal oleh rasa tidak tahu malunya Yeji.

Dia awalnya hanya seorang dokter shift yang sederhana, kenapa bisa menarik seorang wanita yang semua wanita dan pria di kota Seoul menyukainya.

.....

Sejak papa mamanya pulang, kehidupan Jisu menjadi lebih berkualitas.

Mamanya sebelum menikah adalah seorang koki pastry. Setelah menikah sudah tidak bekerja lagi, di rumah menjadi ibu rumah tangga, fokus menjaga kehidupannya Jisu.

Setelah Jisu dewasa, mamanya juga menaruh fokus ke papanya. Papanya seorang Insinyur, sering-sering melakukan inspeksi.

Beberapa tahun ini, mereka berdua sering jalan-jalan. Sekali keluar rumah pasti tiga hingga empat bulan, sampai kadang setengah tahun dan membuat iri Jisu.

Setelah dua hari ini dibuatkan makanan oleh mamanya, Jisu terlihat lebih baik.

Setelah hari Senin kembali ke rumah sakit, Denise melihat Jisu sedikit berbeda, "Unnie, kekuatan cinta begitu besarkah?"

"Kamu mikir kemana. Mama aku sudah pulanglah," sambil mengobrol, dia meletakkan makanan dan satu botol susu di meja Denise.

"Tolong sampaikan terimakasihku ke bibi." Selesai ngomong, Denise langsung mengambil makanannya dan memakannya sambil berkata tidak jelas, "Yang itu, nona Yeji ada hubungan apa dengan kamu yah, penasaran ih."

"Selain urusan kerjaan jangan tanya aku!"

"Aku kan penasaran saja. Aku dengar Nona Yeji itu tidak mendekati perempuan dan pria, media yang sebanyak itu tidak pernah mendapatkan foto Yeji dan perempuan atau pria lain, tapi malah dia menggandeng tanganmu, membuatku semakin penasaran!"

"Saat mau menggandeng tangan, memang dia akan beritahu kami? Cepat siapkan dokumennya."

"Nde," Denise mengangguk, "Ah, hampir lupa, Profeser Hyo-seop menyuruhmu ke ruangan dia sebentar."

"Ada bilang urusan apa nggak?" Tanya Jisu.

"Nggak bilang. Aku kira ini tentang topik pidaTonia." Kata Denise sambil mengunyah makanannya.

"Aku tahu deh, nanti langsung ke sana." Balas Jisu melangkah pergi ke ruangan dia.

"Oke," Denise tidak terlalu pedulikan Jisu yang penting ditangannya ada makanan.

Jisu meletakkan tasnya, kemudian langsung ke ruangan Profeser Ahn.

Profeser ini bernama Ahn Hyo-seop, umur tiga puluh dua tahun, merupakan dokter lulusan S2 Harvard.

Setelah lulus dia langsung masuk kerja ke rumah sakit Seoul, dan melakukan penelitian di bidang kardiovaskular dan serebrovaskular.

Dengan penelitian dalam dan luar negerinya Hyo-seop, dia bisa pergi ke rumah sakit yang lebih bagus lagi, tapi dia kekeh ingin berada di rumah sakit Seoul ini.

Dengan bergabungnya dia di rumah sakit Seoul, beberapa tahun ini rangking rumah sakit naik lumayan, dan juga menarik banyak dokter dan perawat berkompeten untuk bergabung.

Tok tok

Jisu mengetuk ruangan Hyo-seop, "Profeser, aku Jisu."

"Dokter Jisu, silahkan masuk." Jisu mendorong pintunya dan berjalan masuk.

Hyo-seop membelakangi Jisu dan sedang membereskan rak bukunya, "Kamu duduk dulu, aku cari dokumen dulu."

Jisu duduk di sofa, menunggu Hyo-seop menyelesaikan urusannya dulu. Setelah itu, Hyo-seop kemudian juga ikut duduk.

Dia adalah pria yang lembut dan elegan. Di tangan Hyo-seop ada sebuah buku, "Buku ini kamu bawa pulang baca."

"Ini adalah—," Jisu melihatnya sekilas, dan ternyata adalah Jurnal Medis dalam bahasa Inggris.

"Ini konsep vaskular-serebral terbaru, topik hari Rabu aku. Beberapa hari ini aku harus menyelesaikan data yang lain, untuk penerjemahan ini aku mesti minta bantuanmu, kamu ada kesulitan kah?"

"Kesulitan sih tidak, hanya saja bukannya di tangan anda ada beberapa asisten dari tim dokter? Untuk kerjaan menerjemahkan harusnya mereka lebih mengerti dari aku."

"Jujur saja, aku tidak puas dengan kerjaan tim aku, jadi aku pulangkan mereka, ada beberapa orang baru yang akan di rekomendasikan ke sini, tapi aku pikir mereka akan lebih parah, jadi aku gak bisa mengambil risiko ini." Terangnya memandang dalam ke wajah Jisu.

Jisu gak menyangka Hyo-seop akan terus terang begitu, dia tersenyum dan berkata, "Kalau gitu aku gak tolak lagi, aku juga ingin belajar lebih banyak tentang konsep vaskular-serebral."

"Nanti kalau ada seminar tentang topik ini, aku akan bawa kamu untuk mengikutinya, kamu juga bisa sekalian memperluas koneksi dan tentunya ilmu teknis kamu juga akan meningkat."

Selasa, 08 Desember 2020.

Miss Yeji's Flash Wedding Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang