[🍫02. Anak nakal dan mama tampan🍫]

821 126 15
                                    

Jisu tidak tahu bagaimana untuk lanjut mengobrol dengan Yuna. Denise membawa beberapa dokumen pasien, "Jisu unnie, ini dokumen yang kamu minta."

"Taruh di sana." Saat Jisu mau pamitan dengan Yuna, baru sadar teleponnya sudah ditutup. Denise melihat muka Jisu yang sedikit bengong, "Kenapa?"

"Nggak ada apa-apa, dokumen pasien ini taruh dulu. Aku mau ke kamar pasien untuk mengecek, kalau nggak ada urusan kamu ikut aku yuk."

"Nde~"

Jisu dan Denise masuk ke dalam kamar pasiennya, dengan teliti menanyakan kondisi pasiennya. Denise melihat bagaimana cara komunikasi Jisu dan pasiennya. Dia mendapatkan bahwa Jisu itu memberikan kesan yang berbeda ke orang-orang.

Aura Jisu yang tenang, tekun dan profesional membuat banyak dokter yang mempunyai lebih dari sepuluh tahun pengalaman medis pun ikut kagum kepadanya.

Denise diam-diam berpikir, tidak tahu apakah suatu hari akan mempunyai aura seperti Jisu yang bisa memberikan rasa aman kepada pasiennya.

Jisu keluar dari kamar pasien, dia mengetuk kepala Denise, "Berkhayal kemana saja?"

Tuk

Denise langsung memeluk pinggangnya Jisu, "Jisu unnie, kamu harus menjadikan aku muridmu."

"Pergi, kalau ada murids sepertimu, umurku bisa berkurang 10tahun."

"Nggak mau, kecuali kakak melewati mayatku." Jisu mengelipkan matanya setelah mendengar kata-kata Denise.

"Kenapa yah waktu itu aku mau merekrutmu?"

Denise tersenyum jail, "Pasti kerana aku lucu."

Jisu dikejutkan oleh rasa tidak tahu malunya Denise, "Aku pulang dulu deh, kalau bersama kamu lagi, mungkin aku bisa berbuat kejahatan."

Denise tertawa sambil melepaskan Jisu. Walaupun Jisu terlihat dingin, tapi Denise sama sekali tidak takut padanya dan sering bercanda padanya.

Muka dingin dan hati dingin itu memberi rasa yang berbeda sama sekali. Dan Jisu hanyalah bermuka dingin, tidak lebih.

"Jisu unnie, kamu mau nggak bikin janji dengan dokter Kim? Bagian kandungan kemarin ada orang berbuat onar, sepertinya pasien, hari ini dia pasti dimarahi oleh bos bagiannya."

"Diam kamu, malah atur-atur jadwal di luar kerja aku." Jisu pergi tanpa membalikkan kepalanya. Denise sangat senang dimarahi dan dia pergi membereskan dokumennya.

......

Cafe.

Jisu memegang sebuah sendok, sesekali mengaduk cangkir kopi di depannya, sambil mendengar keluh kesah Yeoreum Kim.

"Jisu, aku sangat salut padamu. Kalau aku punya aura seperti kamu, banyak hal merepotkan akan hilang sendirinya. Tetapi ketika aku melihat pasien dan keluarganya tergesa, otak ku langsung berhenti."

Yeoreum menjilat bibirnya dan melanjutkan katanya, "Kadang aku berpikir kalau aku nggak cocok jadi dokter, aku sama sekali nggak bisa menahan pasien." Yeoreum bercerita dengan muka iri.

Jisu menaikkan alisnya, "Jangan begitu, kemampuan kamu bagus, emosimu baik dan juga baik detail orangnya, jangan kerana kesalahan sedikit saja buat kamu jadi asal mikir."

Yeoreum yang bingung menatap muka Jisu, "Kamu benaran berpikir begitu?"

Jisu angguk sebagai menjawabnya, "Nde, kalau rumah sakit semua dokter seperti aku, pasti pasien nggak berani datang." Kemudian dia menoleh ke jendela cafe itu. "Sudah malam, aku antar kamu pulang, kamu besok harus kerja lagi."

Miss Yeji's Flash Wedding Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang