[🍐17. Suka🍐]

504 72 30
                                    

Wanita gila
- Istriku, pasangan di surat nikah kamu itu adalah aku. Dengan tangan dan kaki kecilku itu, dalam waktu singkat, nggak bisa mengubah situasi ini, jadi ikuti arahan aku, biarkan orang tua kita merundingkan urusan pernikahan kita.

Tatapan Jisu tidak tahu terhenti lebih lama di kata 'istri' atau lebih lama di kata-kata yang panjang itu.

Setelah mengirim pesan itu, Yeji tidak ngomong apa-apa lagi. Jisu mengetik beberapa kali, tapi tetap tidak mengirimnya.

Dia pernah memikirkan cara dia menikah, tapi tidak pernah dengan cara begini. Dia bukan orang yang sombong, tapi dia tahu kalau dia termasuk yang cantik, umur tidak tua, latar belakang pekerjaannya juga bagus, dan juga punya sedikit tabungan.

Dengan syarat-syarat tadi, dia harusnya bisa mendapat orang yang baik untuk menikahinya juga.

Bahkan dia sendiri tidak tahu kapan dia menikah. Cara seperti ini pasti mama papanya tidak bisa menerima, dia pun tidak bisa menerimanya.

Tiba-tiba dia menjadi ibu tiri seorang anak umur lima tahun. Kenapa dia harus menerima aturan dari Yeji?!

JiHyun membawa lauknya keluar, kemudian melihat Jisu sedang bengong melihat handphonenya.

"Oi, sadar, makan!"

Jisu kemudian meletakkan handphonenya, dan melihat di meja ada beberapa lauk, "Papa? Dia gak pulang makan?"

"Kakekmu lagi sakit, dia pulang menjaganya."

"Kakek sakit?" Tangan Jisu yang memegang sendok tiba-tiba berhenti.

"Penyakit lama."

"Nanti sore kita juga punya menengok."

JiHyun melihatnya, "Kamu bukannya nggak suka pulang kampung? Kok kali ini inisiatif gitu? Ada yang disembunyiin ya?"

"Aku dokter, kakek sakit, aku harus melihatnya dong."

"Benar juga katamu, cepat makan kalau begitu, habis makan aku juga harus membungkus selimut baru yang kemarin aku beli."

"Nde," Jisu langsung melahap dengan cepat.

......

Setelah makan, Jisu dengan cepat membereskan barang-barang yang harus dibawa pulang, dan terus mengubar JiHyun biar cepat berangkat.

"Jisu, kamu dikejar apa, atau ada hutang sama orang?"

"Semua ada, kalau gak mau anakmu diculik, buruan."

JiHyun menatapnya dengan tajam, kemudian turun ke bawah. Ketika mobil Jisu keluar dari kompleksnya, dia melihat Maserati yang dia kenal itu.

Kakinya gemetaran, dan langsung menginjak kencang mobilnya. Mobilnya hampir kecelakaan.

Jisu terpaksa turun minta maaf, kemudian dengan cepat menjalankan mobilnya lagi.

JiHyun menatapnya dan berkata, "Jujur, apa yang kamu lakukan? Cepat katakan, aku janji gak akan memukulmu."

"Nggak ada apa-apa."

JiHyun marah, "Kamu kira mamamu buta, atau pabo? Jisu, aku bilang ya, kalau kamu gak jujur, di depan papamu aku gak akan membantumu!"

"Tuhan, tolonglah.."

"Panggil Tuhan juga nggak guna. Ada hubungannya dengan Yeji?"

Jisu menoleh sekilas ke arah JiHyun dengan ekspresi terkejut, "Kok tau?"

JiHyun menatapnya datar, "Kamu kira aku beli majalah buat dipajang? Tadi Maserati di seberang jalan itu milik Yeji bukan?"

"Ma, kamu sayang sekali gak jadi detektif."

"Jangan mengalihkan topik, ayo ceritakan apa yang terjadi dengan kamu dan Yeji?"

Jisu melihat sekilas ke arah JiHyun, kemudian menghela nafas beratnya, "Dia melamarku."

JiHyun diam beberapa detik, baru tersadar yang tadi Jisu katakan, dia teriak, kemudian bertanya, "Sudah kamu terima?"

"Belum," Jisu menjawabnya.

"Tolak," JiHyun dengan muka tegasnya.

"Kenapa?"

"Orang bisnis itu licik, kejam, kamu akan kalah bermain dengan mereka, apalagi level Yeji, nanti pasti sedih kamu," Jisu terdiam.

"Aku kira lumayan baik," Ucap Jisu sambil menganggukkan kepalanya.

"Kamu suka wajahnya atau uangnya?"

"Menurut kamu?" JiHyun berkata, "Kamu suka dia, mama nggak heran, tapi kamu harus tahu kenapa bisa suka dia? Memang kamu lebih pintar, lebih cantik, lebih seksi dari semua wanita di sekelilingnya? Kenapa bisa dia suka padamu?"

"Ma, bolehkah nggak menusukku?" Jisu pura-pura memasang ekspresi wajah sedihnya, tangan kanannya menyentuh jantungnya.

"Aku hanya ngomong fakta dan logika. Urusan kamu biasanya aku nggak peduli. Kamu suka gimana ya gimana. Tapi dulu kerana urusan Minho itu, kamu nggak tahu cara urusinnya, jadi mama nggak pede mengenai urusan percintaan kamu."

Jisu memikirkannya, bagaimana cara dia menjelaskan dia dan Yeji telah menikah ini.

Dia lalu berkata, "Tapi ma, aku kayaknya sedikit suka padanya, kamu boleh bantu aku ngomong ke papa?"

"Pacaran, aku dan papa gak peduli, kalau mau pacaran ya pacaran."

Kemudian Jisu diam-diam mengeluarkan buku kecil dari kantongnya. JiHyun melihat buku itu, mukanya berubah.

"Jisu, kamu hebat sekali!"

.....

Yeji duduk di dalam mobil, melihat Polo kecil itu hilang dari pandangannya, dia tersenyum.

Kemudian dia menelepon orang tuanya sedang berjalan ke sini, "Kalian sudah boleh pulang, istriku sudah membawa kabur ibu mertuanya."

"Anak sialan, kamu bercanda dengan kami berdua?!" Hwang In-Yeop sedikit teriak.

"Aku nggak ada waktu menemani kalia bermain. Surat nikah sudah ada, bertemu dengan besan hanya diundur dua tiga hari. Aku kira istriku sekarang nggak mau ketemu aku, kalian tolong bantu pikirkan gimana cara bantu aku."

"Istri sendiri saja nggak bisa atur, buat apa banyak uang?!" In-Yeop teriak lagi.

Yeji menjauhkan handphonenya kemudian berbicara dengan pelan, "Kan sudah kuserahkan ke kamu dan istrimu untuk menyelesaikannya."

"Sialan, anak macam apa kamu ini?"

"Aku ada ngomong apa nggak?" In-Yeop tidak berkutik dengan jawaban Yeji, kemudian dengan kesal mematikan teleponnya.

Yeji meletakkan handphonenya, baru sadar cara ngomong dia ke In-Yeop seperti berbalik ke lima tahun lalu.

Yeji cemberut. Pengaruh wanita ini begitu besar kepadanya.

.....

Jisu dengan panik sembunyi di rumah kakeknya selama dua hari dan sengaja menjauhi papa mamanya.

Dia tahu bisa sembunyi selama satu hari, tapi nggak mungkin bisa melewati sepuluh hari.

Tapi dia juga perlu waktu untuk memberitahu kedua orangtuanya bahwa dia sudah menikah, agar nanti dia tidak dimarahi habis-habisan oleh orang tuanya.

Tiga orang ini berjalan pulang ke kota Seoul, mereka semua terdiam. Jisu berusaha mencari topik beberapa kali, tapi nggak ada yang meresponnya.

Akhirnya bisa sampai rumah, tapi malah bertemu dua orang tua yang berdiri di depan rumahnya.

Senin, 14 December 2020.







Miss Yeji's Flash Wedding Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang