Jisu sedikit berteriak, kemudian segera memungut kertas yang berterbangan tadi.
Minho melihatnya dan segera datang menolongnya, "Jisu, biar aku bantu."
"Nggak usah, aku sendiri bisa." Jisu dengan pelan berkata.
"Kamu beneran mau menjauhi aku sampai segitunya?"
Tangan Jisu yang sibuk membereskan dokumen tidak terhenti dan berkata, "Kalau nggak?"
Minho malah bengong setelah mendengar jawabannya, dia juga mau bingung mau bagaimana menjawabnya.
"Kejadian waktu itu bukan seperti yang kamu pikirkan, yang Hyewon katakan itu juga tidak benar."
"Kita sudah putus, kamu dan Hyewon itu sudah pacaran, nggak usah ngomong masa lalu lagi."
"Jisu, kamu harus pakai sikap seperti itu untuk ngomong denganku? Dulu begitu, sekarang juga begitu."
Saat Jisu sedang ingin menjawabnya, kemudian terdengar suara teriakan Hyewon, "Jisu, kamu tahu malu gak, berani menggoda priaku?"
Sekarang jam istirahat segera berakhir. Orang-orang sudah kembali, semua fokus tertuju ke teriakan Hyewon, dengan tatapan siap menonton drama melihat ke arah Jisu.
Jisu bisa merasakan tatapan yang siap bergosip itu, tapi dia tidak mau mengikuti drama tidak jelas ini.
Tapi Hyewon akhirnya punya kesempatan membuatnya malu, mana mungkin bisa melepaskannya.
"Penampilan sih masih muda, tapi ternyata kamu nggak tahu malu sampai segitunya! Kamu kira orang lain buta?"
Jisu bersiap memulai perang, saat dia berdiri, tiba-tiba terdengar suara wanita.
"Mata tunanganku kenapa? Kok bisa tertarik dengan barang seperti itu?" Suara Yeji yang tajam itu terdengar dari luar pintu.
Semua orang melihat ke arah suara itu. Jisu juga, dia terkejut sambil melihat ke arah suara itu. Dia melihat Yeji berjalan di kerumunan orang.
Yeji memejamkan matanya, sinar matahari menyinari matanya, badannya begitu bersinar dan kuat, sekarang semua mata tertuju kepadanya.
Mata berkilau dia hanya tertuju ke Jisu, yang lain tidak dianggap. Sesampainya di samping Jisu, dia pelan-pelan menopangnya.
Kemudian, dia menarik Jisu ke belakangnya. Dengan tatapan tajam dingin melihat ke arah Hyewon, "Kamu ngomong apa, tolong ngomong sekali lagi."
Hyewon melihat Yeji, dia menelan ludah, tubuhnya tiba-tiba gemetar. Minho melihat jelas Yeji, dia tahu bahwa Yeji ada wanita bersama Jisu di dalam lift rumah sakit itu, amarah di hatinya naik, dia bertanya, "Kamu siapanya Jisu?"
Yeji melihatnya, "Masih muda sudah tuli saja, tadi aku nggak ngomong jelas kah?"
Minho tidak menyangka Yeji akan berkata demikian, dia bengong sebentar dan baru sadar kembali, "Jisu nggak mungkin suka orang sepertimu."
Yeji dari awal tidak melepaskan tangannya Jisu.
Setelah mendengarnya, dia tersenyum dengan ramah, "Aku orang seperti apa? Memang kamu mengerti? Tapi kamu punya pacar yang cantik, bukannya diperhatikan baik-baik, untuk apa mendekati tunangan aku?"
Matanya mengalih ke arah Hyewon, "Dan lagi, ibu ini, lain kali dijaga mulutnya, kalau ngomong besar ke tunanganku, moodku bisa rusak dan aku tidak sungkan marah."
Setelah selesai berbicara, Yeji menarik Jisu meninggalkan lokasi.
......
Jisu dibawa Yeji masuk ke lift. Yeji menekan tombol lantainya. Jisu dengan cepat menarik tangannya, "Kerjaanku belum selesai."
"Maksud kamu dokumen tadi? Aku sudah atur orang untuk mengurusnya." Yeji terdiam sebentar, kemudian lanjut berkata, "Dua orang itu, aku akan atur orang untuk mengurusinya."
Jisu tidak mengerti kata 'urus' itu apa maksudnya. Saat sedang berbicara, lift sudah berhenti.
Jisu ditarik masuk ke dalam satu ruangan kemudian disuruh duduk oleh Yeji di sofa, "Kamu istirahat di sini, aku pergi meeting dulu, segera kembali."
Selesai ngomong, Yeji langsung berjalan keluar. Saat sudah mau keluar, dia berjalan balik lagi.
Dari kantong dikeluarkan sebuah iPhone 11 pro, diletakkan di tangan Jisu, "Kalau bosan lihatlah Yuna nakal itu, di dalam itu banyak sejarah hitamnya."
Selesai berbicara, Yeji langsung keluar. Di dalam kamar, suasananya menjadi sepi.
Jisu menundukkan kepalanya, melihat handphone yang sedikit hangat itu. Tangannya seperti bergerak sendiri, pelan-pelan menggeser layarnya.
Dari layar terlihat muka gendut kecilnya Yuna, tertawa melihat ke arah kamera. Mata besar hitam itu, mirip dengan Yeji.
Jari Jisu pelan-pelan mengelus muka Yuna yang ada di layar.
Ketika terpikir waktu itu dia berpisah dengan Yuna, jarinya sepertinya tersengat panas, dia langsung menariknya.
Kemudian dia menggeser ke gambar selanjutnya. Foto ini merupakan foto berdua dengan Yuna dan Yeji.
Yuna seperti boneka kecil duduk di paha Yeji, kepalanya diangkat tinggi, melihat ke arah Yeji.
Yeji juga menunduk melihat ke arahnya. Foto ini terlihat sangat damai.
Di depan Yeji, Yuna juga seperti anak normal pada umumnya, dia terlihat manja ke Yeji.
Tatapan Jisu jatuh ke muka Yeji, jantungnya sedikit bergetar kencang. Kehangatan ketika tangannya dipegang olehnya, masih tersisa.
Rasa yang dilindungi itu sedikit asing, tapi sangat terkesan dan membuat dia terharu.
Waktu kecil, papanya sering dinas keluar, sekali keluar sangat lama baru pulang. Di rumah biasanya hanya ada dia dan mamanya.
Mamanya juga seperti wanita manja, jadinya kehidupan mereka lebih banyak Jisu yang melindungi mamanya.
Mamanya bertanggungjawab untuk masak, dan dia mengerjakan semua hal lainnya. Dan akhirnya, dia terbiasa mengerjakan semuanya sendiri.
Dulu sewaktu Minho memutuskan hubungan dengannya, dia langsung membeli tiket pesawat, dan mencarinya ke luar negeri.
Seorang wanita sembilan belas tahun, belum pernah ke luar negeri, sekalinya ke luar hanya untuk mencari perkara dengan orang.
Rasa sedih, takut, dan rasa tidak kuat berada di negara orang lain, sampai sekarang dia masih ingat.
Dalam arti tertentu, Yeji adalah wanita pertama yang menariknya, dan membantunya ketika dia terkena masalah.
Wanita seperti Yeji, kenapa bisa sangat baik dengan dokter biasa seperti dia.
Apa yang sebenarnya dia inginkan? Batin Jisu.
Dia tidak ingin menebak maksud Yeji, tapi dia tahu, kalau dia tidak punya waktu dan hati untuk menemaninya bermain.
Wanita seperti dia mau wanita atau pria seperti apapun ada dan dia mencarinya hanya untuk bermain saja.
Dia tidak akan kerana Yeji baik kepadanya, lalu tidak tahu posisinya. Sampai disini, Jisu meletakkan handphone di tangannya, melihat jam, seminar akan segera kelar, dia membereskan bajunya, dan keluar dari kamar.
Di dalam lift, dia mengirimkan chat ke Hyo-seop kalau dia menunggunya di mobil.
Rabu, 09 December 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Yeji's Flash Wedding Wife
Fanfic[On Going] Jisu seorang dokter yang hebat dan terkenal di rumah sakit. Sejak gadis kecil masuk dalam kehidupannya, ia sulit untuk bernapas ketika bertemu dengan nona kecil dan nona besar. Hwang Yeji, seorang presiden yang dingin, tetapi di depan ana...