Jisu mengambil handphonenya, "Yeobeoseyo, aku Jisu dari rumah sakit Seoul."
"Ke ruanganku sebentar," Suara Direktur terdengar dari sebelah telepon itu.
"Nde."
Denise melihat ke arah Jisu, "Kenapa?"
"Tunggu aku balik baru menerima pasien, kamu tolong atur dulu."
"Ah, nde."
Jisu menenangkan emosi dan ekspresinya dulu, kemudian berjalan ke arah ruangan Direkturnya.
Ruangan Direktur tidak ditutup, Jisu kemudian mengetuknya, "Pak, anda mencari saya?"
Direktur melihatnya, kemudian menunjuk ke arah sofa, "Duduk," Jisu duduk di sofa.
Direktur meminum segelas air, kemudian duduk di seberang dia, "Kehidupan pribadi kamu, saya sebenarnya tidak peduli, tapi kerana kamu orang yang mengikuti saya dari lama, ada beberapa hal yang saya harus sampaikan, kamu harus mendengarnya."
Jisu tahu Direktur mau membicarakan apa dan dia berkata dengan tenang, "Silahkan pak."
"Hasil ujian dokter spesialis sudah keluar, hasilmu memuaskan sekali, di rumah sakit juga ada lowongan untuk dokter spesialis, saya sudah mendaftarkanmu, belakangan ini kamu dan Yeji sangat dekat, membuat para pemimpin di rumah sakit memerhatikannya dan juga sekarang rumah sakit kita diterap gosip-gosip yang jelek, menurut kamu bagaimana?"
Jisu segera menjawab, "Maaf, seoseangmin."
"Kamu tidak bersalah padaku, kamu bersalah pada dirimu sendiri. Bibir yang bagus sepertimu, jika terlalu lama di posisi bawah akan membuat kamu jadi tidak bagus. Saya tidak mau kamu terlalu lama berada di bawah, sehingga sangat mendorong hal seperti ini. Tapi saya belum berkata apapun tentang kamu, malah pemimpin sudah nilai dan kesan yang buruk terhadapmu. Awalnya pemimpin sudah ragu, sekarang mereka punya alasan tambahan untuk menolakmu lagi."
Jisu menundukkan kepalanya, berkata, "Maaf, saya tahu ssaem berusaha keras untuk saya, tapi saya malah mengecewakanmu."
Direktur melambaikan tangannya, "Kamu muridku, saya baik kepadamu, itu harus. Tidak usah berbicara hal yang tidak-tidak. Saya sudah menanyakan Denise kemarin, Denise kemarin Yeji mengumumkan di depan umum bahwa kamu itu tunangannya."
"Berita itu juga muncul di dirikan, jika bisa mematikan kamu dan Yeji tidak ada hubungannya, maka berita itu juga tidak berlaku. Kamu coba diskusikan ke dia, sebelum berita di seberluaskan, kalian klarifikasi dulu, biar pemimpin juga jelas."
.....
Jisu keluar dari ruangan Direktur, dia melihat keluar jendela di lorong itu, terdiam sebentar, kemudian dengan cepat berjalan ke arah ruangannya.
Hubungan dia dan Yeji berakhir disini. Walaupun dia tidak bisa jadi dokter spesialis tahun ini mau bagaimana lagi.
Kali ini bertemu dengan Yeji, siapa yang tahu kedepannya akan mengorbankan apa lagi.
Dia hanya rakyat jelata, bermain dengan level Yeji, dia tidak sanggup dan tidak tertarik.
......
Yeji meeting seharian, sesampainya dirumah, dia mandi dan tidur di ranjang. Ketika dia menutup matanya, dia terpikir kejadian pagi kemarin di ranjang ini.
Ketika terpikir kemarahan di mata Jisu, dia juga tidak tahu harus bagaimana.
Layar handphonenya bersih tidak ada notifikasi dari si gendut juga, sepertinya si gendut sudah sembunyi di kamarnya, biar tidak dihajar olehnya.
Dia meletakkan handphonenya dan kembali ke ranjangnya. Kemudian dia melihat seperti ada sesuatu menempel di ranjangnya.
Yeji melihat lebih jelas, ternyata ada darah yang membekas, ekspresinya sedikit kaku.
Dia terpikir ekspresi wanita itu kemarin pagi dan juga meninggalkan sembarangan mobilnya. Tidak bermaksud mengambil mobilnya, hatinya malah tegang.
Yeji menatap ke noda darah yang sebesar koin itu. Tapi ketika dia memikirkan keperawanan Jisu yang diambilnya dalam kondisi terpaksa, dia pun merasa sedikit sakit hati.
Kalau dia wanita normal, dia menjadi Jisu, pasti sudah membunuhnya.
......
Jisu membawa sebotol susu, dan berjalan keluar dari rumah dia, kemudian dia kaget ketika melihat wanita yang di depannya itu.
Yeji melihat dia keluar, langsung menghampirinya dan memeluknya. Amarah yang ditahan semalam langsung keluar, "Lepaskan!"
Suara dia tidak berani kencang, kerana takut orang-orang lain akan mendengarnya.
Yeji menahan tangan kakinya, dan membawanya masuk ke dalam mobil. Yeji mengunci pintu mobil.
Yeji tidak kuat melihat pemberontakan dari Jisu, dia berkata, "Kalau bergerak lagi, aku cium disini."
Jisu menatapnya dengan dingin, dan berkata, "Jangan menetes kesabaranku! Jangan menyalahkanku apabila kesabaranku sudah habis!"
Yeji yang diancamnya ini sedikit tersenyum, "Oi, kamu jangan merebut kata-kataku."
"Yeji, kurang jelaskah perkataanku pagi tadi, atau kamu yang susah mengerti?! Aku nggak mau ada hubungan denganmu lagi, silahkan pergi dari kehidupanku!"
"Walaupun kesucian kamu telah aku ambil, kamu tetap nggak membiarkan aku untuk bertanggungjawab?"
Jisu dengan ekspresi terpaksa melihatnya, "Terus kenapa?! Apa kamu bisa menterbalikkan waktu?! Bisa mengganti rugi?!"
"Aku mau menikahimu!"
"Yah! Kenapa aku harus menikahimu?! Kamu juga sudah melihat banyak orang, kenapa juga mesti aku?! Dari semua wanita yang kamu tiduri, bukan hanya aku yang perawakan?! Apa semuanya mesti kamu nikahi?!"
Yeji marah dan tertawa oleh ucapannya, "Dari semua orang, aku hanya menyukaimu."
"KERANA YUNA MENDEKATIKU, dan kamu mau menikahi seseorang yang kamu tidak dicintai?! KAMU RELA MENIKAHKU, tapi kenapa aku harus berkorban demi Yuna juga?! Dia hanya salah satu dari pasienku saja dan KENAPA AKU HARUS MENGORBANKAN PERNIKAHANKU kerana seorang pasien yang aku tidak akrab?!"
Jisu berkata lagi, "Aku ngomong dengan sangat jelas bahkan teriak, aku nggak mungkin tentang pernikahan aku sendiri, jika bukan kerana cinta, aku nggak akan menikah?!"
Chu~
Yeji melihat mata yang penuh amarah itu dan muka kecil itu, tidak tertahan lagi, dia pun mencium wanita itu, walaupun tidak sempurna, tapi menghangatkan juga.
Jisu terpaku sesaat, kemudian segera mendorong wanita itu, dia menolak kehangatan wanita itu.
Tangan Yeji sangat kuat, mau gimana pun Jisu berontak, dia juga tidak bisa keluar dari dekapan Yeji.
Jisu juga sudah capek dan gak kuat lagi mendorongnya. Yeji segera menjalankan mobilnya dan pergi dari sana.
.....
Pinggir pantai..
Jisu melihat laut yang begitu luas, dia tidak bisa mencerna kata Yeji.
Dia lalu berkata, "Aku menolong Yuna, jadi kamu mau mengambil pernikahanmu untuk membalas budi pertolongan aku terhadap Yuna?"
Sabtu, 12 December 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Yeji's Flash Wedding Wife
Fanfic[On Going] Jisu seorang dokter yang hebat dan terkenal di rumah sakit. Sejak gadis kecil masuk dalam kehidupannya, ia sulit untuk bernapas ketika bertemu dengan nona kecil dan nona besar. Hwang Yeji, seorang presiden yang dingin, tetapi di depan ana...