PLAK!
Sebuah tamparan mendarat di pipi Mingyu. Ia mengabaikan rasa panas di pipinya. Karena saat ini di hadapannya ada Pimpinan Kim yang sedang marah besar.
"AKU MENYURUHMU UNTUK MEMBUAT KONTRAK DENGANNYA! BUKAN UNTUK MEMBUATNYA MARAH PADA SEMICOLON!" bentak Pimpinan Kim sampai urat-uratnya terlihat.
Mingyu menundukkan kepalanya dengan kedua tangan di depan tubuhnya. Begitu pula dengan Sekretaris Yoon yang berada di dekat pintu. Kalau Pimpinan Kim sudah marah, tak ada yang bisa melawannya.
"Coba aku tanya, kenapa dia bisa marah padamu?" tanya Pimpinan Kim dengan suara rendah.
Mingyu mengangkat wajahnya dan menatap Pimpinan Kim. Memang begitu peraturan untuk menjawab pria dengan jabatan tertinggi di Semicolon itu. Yaitu, menatapnya matanya.
"Saya menolak sentuhannya, Pak," jawab Mingyu tanpa ekspresi.
PLAK!
Lagi. Tamparan kembali membuat pipinya panas.
"SIAPA YANG MENYURUHMU MELAKUKANNYA?!" Pimpinan Kim kembali berseru penuh amarah.
"Aku sengaja menggunakanmu untuk membujuknya karena aku yakin dia akan tertarik dengan wajahmu. Tapi, dengan bodohnya kau malah menyia-nyiakan kesempatan itu!" desisnya.
Mingyu pun kembali menatap mata pria yang sebenarnya adalah ayahnya. "Tapi, saya sudah menikah."
"Masa bodo! Itu hanya pernikahan kontrak! Untuk apa dibawa serius?!" balas Pimpinan Kim.
Pria tua itu pun kembali melanjutkan kemarahannya, "apa susahnya menerima wanita seperti Ms. Cloey sekali-kali, hah? Apa tubuhmu sekarang lebih berharga dari Semicolon? Kau mengabaikan kepentingan perusahaan!"
Mingyu terdiam. Ia tak berniat menjawab pertanyaan itu. Karena, jawaban yang diinginkan sudah jelas. Ia harus menyerahkan jiwa dan raganya untuk Semicolon Group.
"Saya benar-benar minta maaf," ucap Mingyu, kali ini sambil menunduk.
PLAK!
Wajah Mingyu kembali terlempar ke samping, saking kuatnya tamparan tersebut. Berapa kali lagi ia harus menerima tamparan?
"Apa permintaan maafmu padaku akan menghasilkan kontrak dengan Ms. Cloey?!" semprot Pimpinan Kim yang justru tetap marah. "Kalau kau memang menyesal, cepat datangi dia dan memohon maaf padanya. Kalau perlu, berlututlah di hadapannya!"
Mingyu tidak tahu harus menjawab apa. Ia ingin membantah, tapi ia tahu itu salah. Ia tidak bisa membantah perintah Pimpinan Kim. Tapi, ia juga tak berniat memohon maaf pada wanita itu.
Tanpa diketahui, Yuki kembali menguping dari balik pintu. Ia benar-benar terkejut dengan kenyataannya. Ia tidak menyangka dengan alasan di balik sikap lembek Mingyu pada Cloey.
Pria itu diperintahkan untuk melakukan segalanya demi perusahaan oleh ayahnya sendiri. Termasuk menyerahkan raganya. Yuki tidak menyangka akan sekeras itu kehidupan sebagai Direktur Utama Semicolon Group.
Sekarang, ia jadi menyesal sudah menuduh macam-macam pada Mingyu.
Pimpinan Kim pun mendekati putranya. Wajahnya kini sangat dekat dengan wajah Mingyu. Ia pun mencengkeram rahang sang direktur utama dengan kuat. "Kau mengerti dengan ucapanku, kan? Jawab aku," desisnya.
Mingyu yang mau tak mau harus menatap ayahnya pun menjawab, "saya mengerti, Pak."
Cengkeraman di rahang Mingyu pun terlepas. Digantikan dengan beberapa tepukan di pipinya. Setelah itu, ia pun diperintahkan untuk keluar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Listen to My Secret
FanfictionPark Yuki terjebak dalam kontrak yang dibuat oleh ayahnya dengan pimpinan Semicolon Group untuk menyelamatkan perusahaan sang ayah yang nyaris bangkrut. Namun, ternyata kontrak itu mengharuskannya menikah dengan pewaris tunggal Semicolon Group, Kim...