[Berhasil mendapat logo 'Best Chars' a.k.a. penjualan terbaik dari Chars Publisher]
Please vote if you enjoy 🌟
Genre : School, Teenfiction, Romance, Comedy (70%), Sad (30%)
(Naskah full revisi ✅)
----------
Manito adalah sebuah kata yang berasal da...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Entah bagaimana caranya ketenaran SMA Berdikari hampir mengalahkan SMA Bernard, padahal keduanya memiliki rentang perbedaan yang jauh terutama pada sistem pendidikan. Jika SMA Berdikari menganut sistem pendidikan Nasional, SMA Bernard menggunakan kurikulum Internasional. Bahkan dari segi infrastruktur, luas SMA Berdikari hanya seperempat dari SMA Bernard meski kemewahan gedungnya mengalahkan sejumlah sekolah swasta lokal.
Entah sejak kapan, tetapi yang jelas nama SMA Berdikari menjadi buah bibir masyarakat setelah tersebarnya rumor kalau pewaris Grup Samuel dan Grup Nugroho bersekolah di sana. Mereka ibarat pionir yang menjadikan sekolah tersebut sebagai icon yang populer di kalangan atas.
Meskipun demikian, hal yang paling terpuji adalah walau kepopuleran SMA Berdikari melejit pesat, biaya SPP-nya tidak ikutan naik. Nama Rio Harvey selaku Kepala Sekolah juga disebut-sebut di dalamnya, memberikan kesan positif hingga menyempurnakan alasan bagi para orang tua untuk menyekolahkan anak mereka.
"Gue sebenarnya lebih suka SMA Bernard," celetuk Lara ketika dia berjalan bersama Nadya Wardana, diikuti Nando Wardana. Ketiganya menyusuri koridor menuju papan pengumuman. Suasana ramai didominasi oleh para junior yang terlihat jelas dari seragam putih-biru dongker mereka.
Sepertinya tahun ini jumlah siswa baru bertambah dua kali lipat.
"Kenapa?" tanya Nadya kepo. Jika ada hal yang mau dia syukuri, cewek itu tidak akan sungkan menjawab kalau dia bersyukur memiliki Lara sebagai saudari tirinya. Alasannya karena cewek itu termasuk dari beberapa murid yang populer di sekolah, bahkan mengalahkan dirinya yang menyandang predikat murid teladan.
Nadya jenius, tetapi dia mempunyai sifat introver. Dia tipikal yang sulit mengajak bicara duluan atau menanggapi obrolan di antara teman-teman sekelasnya, sehingga yang biasanya mengajaknya berbicara adalah mereka yang meminta pertolongannya untuk mengajar dan mengerjakan soal-soal pelajaran.
Namun, Lara berbeda. Sejak awal sebenarnya Nadya termasuk dari sejumlah teman yang berharap bisa berteman dekat dengannya, apalagi setelah tahu kalau cewek itu pernah berpacaran dengan Nando. Lara ceria dan mempunyai rasa humor, layak menjadi moodbooster. Dia juga easy going, supel, ramah dengan siapa saja, dan yang paling menonjol adalah karakter cueknya.
Bukan cuek yang memberi kesan jutek. Lara tipikal cewek yang santai menghadapi hidupnya, seakan tidak pernah mengalami cobaan hidup yang berat padahal Nadya tahu kalau orang tuanya bercerai.
Saat itu mereka masih kelas 2 SMP. Lara yang populer sejak tahun pertama di sekolah membuat semua orang senang menjalin interaksi dengannya. Oleh karena itu, banyak yang menghiburnya ketika mengetahui orang tua Lara berpisah bahkan setelah mengetahui kalau penyebabnya gegara eksistensi orang ketiga.
Nadya ingat alih-alih menangis layaknya remaja labil pada umumnya, Lara tidak terpengaruh seakan fakta perceraian tersebut bukanlah hal besar.
"Yang cerai itu mereka, bukan gue. Yang terpenting, gue harus mikir ikut siapa. Papa nyuruh gue ikut Mama soalnya lebih rajin dan punya prospek masa depan. Meski gue lebih sayang sama bokap, tapi kayaknya untuk kali ini gue harus setuju. Uang bukan segalanya, tapi uang bisa beli segala kebutuhan gue."