Chapter 12

786 106 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

•~~•

Hembusan angin malam semakin menusuk kulit dengan hawa yang sangat dingin, seorang laki-laki termenung duduk di taman yang berada dalam perkarangan rumahnya sembari menatap kearah langit yang nampak sangat gelap tanpa ada kehadiran bulan atau pun bintang.

Tatapan datar yang sulit ditebak, ada apa dengan nya?

" Lo kemana lagi?"

Batin laki-laki itu dengan pandangan yang tiba-tiba saja meredup.

Laki-laki dingin yang berbicara seperlunya dan tak jarang mengeluarkan kata-kata pedas disaat berbicara itu ternyata memiliki banyak hal yang ditutupi nya.

" Hai son," tepukan di pundak menyadari nya dari lamunan.

Vero, ya dia adalah Vero. Ia menatap datar pada sang ayah.

" Heii kau tak menjawab sapaan Daddy dan lihat sekarang tatapan mu seperti ingin membunuh ku,"

" Ngapain Daddy kesini?" tanya Vero tanpa banyak basa basi.

" Kau tidak perlu cemas, bukan kah kau sudah menemui nya?," ujar sang ayah pada putra nya itu.

" Dia pergi lagi dad," Vero kembali murung.

Cihh

" Sudah lah son kenapa kau harus murung seperti putus cinta begini. Dia juga putri ku aku tau mana yang terbaik untuk kau dan juga dia." ujar sang ayah menatap serius pada anaknya.

" Dad kami sudah besar, tidak semua tentang kami harus Daddy ikut campur."

" Daddy tidak mau kau kenapa-kenapa son. Besok Daddy sudah harus pulang, kasihan mommy mu sendiri an. Kau jaga diri disini " helaan nafas terdengar dari pria baru baya itu.

menatap jengah sang ayah Vero beranjak pergi tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Menatap punggung Vero yang semakin mengecil raut wajah pria itu berubah datar dengan pandangan yang sulit di tebak.

Ia harus berbuat seperti sekarang demi mereka, dunia ini terlalu kejam untuk mereka. Banyak hal yang akan datang silir berganti dan mereka harus kuat tidak boleh tumbang.

Lihat lah sekarang, mereka baru mendapatkan celah untuk segera bahagia tapi badai kembali datang menerjang dan mereka tumbang.

•~~•

Berbeda dengan seorang lelaki yang sekarang menatap sedih pada ruang di balik kaca. Terlihat seorang gadis yang terduduk seraya memeluk dirinya sendiri di hospital bad dengan pandangan yang kosong.

Hati nya terasa diremes saat melihat perempuan itu kembali ke tempat ini, dahulu dia pernah bicara jika tak ingin lagi kembali ke tempat ini dan berusaha untuk tetap tegar tapi sekarang lihatlah dia kembali ke ruangan ini di rumah sakit jiwa ini kembali.

Rachel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang