Chapter 5

1.5K 291 25
                                    

•~~•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•~~•

" Hai Liam," sapa Abel yang juga ikut ada dalam acara yang dibuat om nya ini.
Abel merupakan anak dari sahabat karib om nya.

" Hai kak Abel," bukan Liam yang membalas sapaannya melainkan Zila yang masih enteng menggandeng Liam.

" Eh hai Zila, Lo gak mau nikmati makan malamnya dulu? biar Liam sama gue dulu ya, ada yang mau gue omongin," ujar Abel pada Zila.

" Tinggal ngomong pun susah, gue gak bakal ganggu kok. Lagian Abang gue gak bisa jauh-jauh dari gue kalo acara begini takutnya gue hilang kan berabe," balas Zila sarkas membuat Abel menggeram.

" Oh yaudah kalo gitu yok kita kesana aja biar aku temanin," finis Abel dan berjalan disebelah kanan Liam dengan ikut memegang lengan Liam.

Para orang tua sibuk dengan urusan pribadinya bercerita banyak hal dan membiarkan anak-anak mereka, yang membuat Liam heran buat apa dia harus ikut jika tidak ada hal penting yang mengharuskan kehadirannya.

" Hai," sapa Aila yang datang menghampiri meja mereka dan ikut bergabung.

Setiap acara yang dibuat oleh om nya ini hanya mengundang beberapa sahabat karib dan juga keluarganya yang penting, ah bukan lebih tepatnya yang berguna.

Aila gadis ramah yang merupakan sepupu Liam anak dari om nya yang membuat acara ini, acara yang tak ada gunanya bagi Liam karena hanya makan malam dan bercerita. Semua orang bisa makan malam dirumah masing-masing untuk apa acara tidak penting seperti ini harus dilakukan dua hingga tiga kali sebulan oleh om nya ini dan mengharuskan anak-anak ikut serta, ah tak perlu ditanya lagi ini pasti permintaan dari putri kesayangan itu.

Orang tua Abel, Aila dan Zeline juga bersahabat dan mereka juga dekat akan tetapi dalam acara seperti ini Zeline seorang lah yang bisa menentang dan tak pernah hadir jika bukan acara besar yang benar-benar mengharuskan nya untuk hadir.

" Zila ikut kakak bentar yok," ajak Aila pada Zila saat Abel menatapnya seakan memberikan isyarat, Zila tak bisa menolak jika sudah Aila yang memintanya dan segera pergi dengannya.

Dan kini tinggal lah Liam dan juga Abel.

Abel mendekatkan diri pada Liam dan memeluknya. " Liam aku kangen," ujarnya tanpa melepas pelukan dan tak dibalas Liam sama sekali.

" Liam aku mau kita tunangan ya, aku bakal bilang sama papa biar papa yang bilang sama bokap dan juga om kamu," ujar Abel yang masih memeluk Liam yang mana membuat Liam segera mendorongnya saat mendengar ucapan gadis itu.

" Gue gak akan pernah Sudi," balas Liam dingin.

Abel tersenyum sebelum membalas ucapan Liam lagi. " Makanya kamu jangan macam-macam deh, kamu itu cuman boneka jadi cukup diam dan patuh,"

Rachel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang