Part 6

336 49 0
                                    

[PART 6 VILLA IBU]

Hari ini, tepatnya tanggal 23 Desember 2020, pukul enam pagi, semua sedang sibuk-sibuknya memasukan barang bawaan kedalam bagasi mobil. "aku di mobil aa ya" dino yang sudah selesai memasukan kopernya kedalam bagasi, "iya.." dino mendapat sahutan dari semua kakaknya.

"kenapa harus pagi-pagi sih a, berangkatnya.." lemesnya mingyu sembari menaikan kopernya kedalam bagasi mobilnya hoshi. "kalau kamu berangkat siang dan bermacet-macetan ria, yaudah sana, aa gak mau" balas jeonghan. "tapi, a-", "-shut shut shut! gak usah banyak omong, udah masukin aja barang-barang kamu" jeonghan memotong dan meninggalkan mingyu sendirian di belakang mobil hoshi.

Mingyu mendengus, memutarkan bola matanya malas, dan pandangan mingyu berhenti pada dokyeom. "ngapa itu si dokyeom, tumben diem aja, mau liburan gini" mingyu menutup pintu bagasi mobil dan menghampiri dokyeom yang sedang duduk di saung depan rumah. "ngapa lu?" tanya mingyu yang tanpa basa-basi duduk di sebelah dokyeom.

Dokyeom hanya melihat sekilas, "gak apa-apa", "serius gak apa-apa?" mingyu lagi, "iyakk" dokyeom, "sekiranya ada yang ngeganjel dan mau diomongin, omongin aja nyom", dokyeom memandang mingyu lagi. "iya nggak ada kok" dokyeom bangun dari duduk dan berjalan ke mobilnya jeonghan.

Mingyu hanya memandangi dokyeom sampai pintu belakang mobil jeonghan tertutup. "si onyom aneh nihh" mingyu memiringkan kepalanya.

Dokyeom sudah berada di dalam mobil menyenderkan kepalanya pada jok, mengacak-acak rambutnya, "gue salah gak sih? Kalau nggak bilang ke aa" dokyeom frustasi.

"dokyeom mana?" tanya shua, "udah dimobil a jeonghan" mingyu menyahut, joshua angguk-angguk. "kayaknya bang onyom lagi nggak enak badan yak?" seungkwan, "masa sih?" ekspresi seungcheol seketika berubah.

Seungcheol menghampiri dokyeom yang berada di mobil jeonghan, "kamu gak apa-apa?", "aa? iya dokyeom gak apa-apa", seungcheol memicingnya pandangannya, "serius kamu gak apa-apa?", dokyeom tertawa, "iya a, dokyeom gak apa-apa, emangnya kenapa sih?", seungcheol menggeleng, "nggak apa..", "yaudah ayok jalan, ntar kejebak macet lagi.." dokyeom. Seungcheol kembali menutup pintu mobil.

"gue harus tunjukin kalau gue baik-baik aja di depan aa, semoga ini cuman firasat gue aja, gue nggak mau liburan yang udah dirancang sama aa, gagal. Gue gak mau cuti aa sia-sia cuman gara-gara firasat kayak gini.." dokyeom bermonolog.

"a.." minghao memanggil seungcheol yang sedang mencari arah jalan di maps. "iya kenapa?" seungcheol masih memperhatikan ponselnya. "hao nyetir mobilnya mas hoshi boleh?" minghao sedikit terbata-bata, karena takut nggak dibolehin seungcheol. Seungcheol mengangguk, "asal hoshi ada di mobil itu, biar dia bisa jagain kamu" seungcheol. Hao mengangguk.

"padahal ochi maunya di mobil aa.." hoshi mempoutkan bibirnya di depan wajah seungcheol. Memang yang paling berani seperti ini pada seungcheol, hanya hoshi. "nggak usah begitu-begitu" seungcheol dengan nada sedikit naik. Dan membuat hoshi tersenyum lebar menunjukan gigi rapihnya.

"yaudah langsung masuk aja, kitakan cuman bawa lima mobil, satu mobil buat barag-barang yang gak muat di bagasi mobil. Pak kirman, bu ijah sama aleta dimobil dino. yang dimobil aa siapa-siapa aja?" seungcheol. "adek, kwan, jun~~", "yaudah langsung masuk mobil aa aja..." seungcheol.

"terus dimobil a jeonghan siapa-siapa aja? selain dokyeom" seungcheol bertanya, "shua" joshua, "mingy-, "-vernon" Vernon yang langsung menyambar. "dihhhhh" mingyu, Vernon hanya menunjukkan giginya. "udah ngalah.. lu ama gwa aja" hoshi merangkul mingyu, mingyu menunjukan wajah kesalnya pada hoshi.

"yaudah jadi di mobil mas ochi, mingyu, wonu, woozi, sama hao?" seungcheol, semuanya mengangguk mengiyakan. Yaudah kita langsung berangkat aja.

Perjalanan yang panjang, untuk menuju villa ibu. Perjalanan akan memakan waktu walau berangkat sudah sepagi ini. apalagi event menjelang tahun baru seperti ini. karena bukan hanya mereka saja yang akan berlibur, orang lain pun juga.

Seketika masalah yang ada di kepala, hilang. Dokyeom yang mulai terbawa suasana deg-degan karena akhirnya liburan juga, dino yang lupa akan mimpinya waktu itu. Aleta yang juga sama-sama melupakan hal yang pernah dirinya lihat sebelum pingsan kemarin. Serta Vernon yang ikut bernyanyi dan seakan-akan lupa dengan mimpi yang aleta ceritakan.

Tentu saja, tujuan mereka berlibur untuk melepas penat, bukan malah berpikir over tentang liburan kali ini. Mereka semua harus bahagia, karena ini liburan. Bukahkan tujuan dari liburan itu agar pikiran kita kembali fresh dan kembali menjalani aktifitas dengan gembira? Mereka juga selalu berdoa, agar liburan kali ini, mereka bisa kembali merasakan kehangatan keluarga yang sudah sedikit memudar karena kesibukan pekerjaan masing-masing.

"padahal udah berangkat pagi-pagi, tapi masih kena macet juga" keluh hao, "mingyu nih, paling susah dibangunin, emang kudunya disebor aer es, biar cepet bangun" woozi, "yaudah sih, maapin, namanya pusing sama kerjaan.." mingyu merajuk. "alah, kerja apaan, palingan juga lu pulang malem, gara-gara nongkrong di pos ronda depan bareng anak karang taruna" hoshi.

"lah, biarin aja, aa aja gak pernah larang gua nongkrong sama anak kartar" mingyu, "kartar apaan?" wonwoo, "karang taruna massss" mingyu, hao bersamaan. Dan dapet tawaan dari woozi dan hoshi. "owalah.." wonwoo dan langsung balik lagi natap luar jendela.

"lah, aa udah bilang yak digrup keluarga kemaren, 'jangan ada yang begadang, besok kita berangkat pagi'" hoshi menirukan gaya bicara seungcheol yang berat. "eh lo malah pulang jam dua pagi, bener-bener kayak kang ronda!" hoshi lagi.

"lahh, kan emang biasanya kita pada suka ikutan ngeronda.." mingyu, "tapi kan semalem itu bukan harinya lu jaga nyettttt" hoshi kesel "lu emang bisanya bikin gua kesel mulu" hoshi lagi. Mingyunya malah ketawa-ketawa aja. Dan yang lainnya pun juga ikutan ketawa.

Dimobil berbeda, tepatnya dimobil seungcheol, asik mendengarkan beberapa lagu ballad yang sangat amat digemari seungcheol. Tapi, ponsel dino bergetar. Dino melihat kearah ponselnya tidak ada nama yang tertera disana. Dino kembali teringat dengan kejadian terakhir kali dirinya mengangkat telepon dari nomor yang tidak dikenal.

Dino ragu untuk mengangkat, seungcheol memperhatikan dino yang sedari bimbang untuk mengangkat teleponnya. "kenapa dek? Kok gak diangkat?" seungcheol melirik sekilas, "hmmm.." dino masih bimbang, "siapa emang?" seungkwan, "nggak ada namanya.." dino, "angkat aja, siapa tahu penting.." jun, "nah iya, angkat aja, siapa tahu penting.." seungcheol. Dino mengangguk ragu.

"iya assalamualaikum, dengan siapa ya?", "halo, waalaikumsalam, saya supri, den dino..", dino menaikan alisnya sebelah sembari menatap seungcheol, "supri? Supri mana ya?", "saya supri penjaga villa ibu di puncak", "ohhhh, pak supri.. nomornya baru pak?" tanya dino sopan, "iya den, kemarin saya sempet telepon aa..", "oh gitu pak, ngomong-ngomong kenapa nih pak?", "iya den, saya telepon aa, nggak nyambung-nyambung dari tadi, makanya saya telepon den dino, kira-kira udah sampai mana ya den? Saya mau kasih tahu, villanya sudah rapih dan bersih..", "oh gitu pak, hmm sebentar", "ini udah dimana a?", "cimori" seungcheol menjawab, "udah di cimori pak..", "oh gitu, baik den kalau begitu, saya tunggu ya.." , "iya pak, waalaikumsalam".

"kenapa?" seungkwan, "pak supri kasih tahu, villanya udah rapih dan bersih, pak supri telepon aa, ga diangkat-diangkat, jadi pak supri telepon adek", "owalah..." seungcheol.

Pak supri kenapa telepon dino? bukannya dari tadi handphone gue aktif-aktif aja? dan.. pak supri tahu nomor dino darimana? Bukannya nomor dino cuman keluarga dan temen-temen terdekat aja yang tahu?

Batin seungcheol.

VILLA IBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang