Part 3

489 56 1
                                    

[PART 3] VILLA IBU

"hari ini adek dianter aa?" jeonghan yang mengambil selai roti yang baru diberikan dokyeom. "iya hari ini adek dianter aa", "tumben, jarang-jarang banget kamu minta dianter aa.." hoshi menimbrung. "pengen aja, mas".

"a.." dino memandang seungcheol yang berada di kursi setir, "kenapa dek?", "aa pernah bilang kan? Kalau adek mimpi yang aneh-aneh harus cepetan ngomong sama aa", seungcheol memandang sekilas dino. seungcheol mengangguk.

"semalem adek mimpi dikejar-kejar sama anak kecil, terus dia ngajak main gitu", "iya, terus anehnya dimana?", "anehnya itu, anak kecil yang ngejar-ngejar adek, punya kalung dengan nama yang sama di batu nisan yang adek lihat dimimpi adek, secara logikanya berarti anak kecil itu udh meninggal dong a, dan hal itu yang membuat adek mikir, bahwa mimpi adek aneh".

"yaudah lupain, sekarang kamu fokus aja belajar..", "oh iya a, satu lagi, adek pengen aa kuliahin leta", "kuliahin leta? Emang dia mau kuliah? Maksud aa, aa kan udah pernah nawarin dia untuk kuliah, dan dia bilang nggak mau.." seungcheol sesekali melihat kearah dino.

"iya sih, kemaren juga pas adek ngomong leta masih bilang hal yang sama.. tapi kan sayang a, leta tuh pinter", "iya aa juga tahu, tapi coba nanti kita omongin sama leta lagi aja, siapa tahu dia udah berubah pikiran.." seungcheol fokus menatap jalanan.

"dapet orderan berapa banyak kali ini josh?" jeonghan yang tiba-tiba duduk disebelah joshua yang sedang menscroll layar ponselnya, "Alhamdulillah banyak, pada request kode JH sama WZ", "lho itukan kode gue, sama woozi?", "iya, a.. mangkanya, mana bahannya tinggal sedikit lagi". "terus mau dibeli kapan?", "paling sore ini, nunggu dokyeom pulang", "lama, sama aa aja", "emang aa free? Nggak ada pemotretan?", "iya, hari ini aa free", "oke deh..".

Aleta duduk sendirian di balkon kamarnya, menatap langit pagi yang dituruni hujan. "apa ya? Arti mimpiku semalem" aleta bermonolog. Semenjak aleta, keluarganya, serta seungcheol dan adik-adiknya pindah dari rumah ibu. Mimpi aleta selalu jadi kenyataan, dan biasanya jika mimpi adalah kebalikan dari dunia asli, maka mimpi leta berbeda.

"ta?" suara serak yang terdengar dibelakang aleta, membuat aleta menengok tanpa ragu, itu Vernon. "iya kenapa non?", "ngapain lo?" Vernon masuk kekamar aleta, tanpa disuruh. Vernon duduk diatas kasur empuk aleta, yang sprei serta selimutnya berwarna pink muda. "nggak ngapa-ngapain, gue lagi istirahat aja, abis bantuin ibu", Vernon cuman angguk-angguk.

"lo ngapain kesini?", "ohh, gue kesini karena ngeliat pintu kamar lo kebuka", sekarang gentian, aleta yang angguk-angguk aja. "liburan nanti lo ikut kan?" Vernon. Aleta langsung menatap Vernon, "kenapa?", "lo ikut kan ta?" Vernon lagi. Kalau gue ceritain mimpi gue, pasti mereka bakal tunda liburannya, tapi kalau nggak gue ceritain malah bikin bahaya, nantinya. "non..", Vernon hanya berdehem, "gue mau cerita", "yaudah sok, cerita aja", "semalem gue mimpi aneh..", "mimpi aneh? Mimpi aneh apa ta?", "gue, lo, dan dino terjebak diruangan yang pengap dan lembab, dan cuman ada satu cara supaya kita bisa keluar, bang dokyeom harus nemuin mayat yang disimpen" jelas aleta. "serius ta?! Lo mimpI kayak gitu", aleta mengangguk.

"gue udah coba berpikir positif kalau ini cuman sekedar mimpi yang lewat aja, tapi nggak tahu kenapa gue semakin kepikiran sama mimpi gue itu", "kayaknya lo harus diem dulu deh ta, tentang mimpi lo ini..", aleta mengangguk "iya, gue juga berpikir gitu non", "ngomong-ngomong, latar mimpi lo ada dimana ta?", "gue lihat-lihat, ruangannya kayak kamar anak kecil gitu, banyak mainan", Vernon bingung.

Rahasia mimpi aleta cuman Vernon yang tahu. Mungkin, dino juga akan tahu, sebab setiap mimpi yang datang pada aleta sudah terbayang oleh dino. Dari dulu dino memang special. Terkadang aleta tidak perlu menjelas tentang mimpinya pada dino, karena dino sudah pasti tahu mimpi apa itu.

"jadi kapan nih kita mulai holiday?" dokyeom mengambil air dingin di kulkas. "udah tanya aa?" woozi, "emang kita mau liburan?" wonwoo, "bukannya jadwal kerja aa padet banget ya?" jun. "hmmm, iya juga sih, aa pasti sibuk banget" dokyeom yang duduk dikursi bar dapur.

"kalau akhir tahun kayak gini aa pasti sibuk, buat nyiapin liputan untuk pegawainya, maksudnya aa pasti ngontrol mereka dong.." mingyu sembari menyeruput kopi kaleng milik hao, hao menatap sinis mingyu, mingyu cuman cengengesan. "itu juga sih yang ada dipikiran gue, akhir tahun begini, aa pasti sibuk banget.." wonwoo, "ehh, btw a jeonghan sama ajosh kemana?" tanya hoshi, "nganter a josh beli bahan buat orderan gelangnya, kan udah abis, dan pesanan diakhir tahun membludak" jelas dokyeom.

"bukannya lo yang harusnya nganterin a josh?" hoshi, "iya tapi pas dokyeom pulang, a josh sama a jeonghan udah nggak ada dirumah" jelas dokyeom lagi, "tapi kok mobilnya ada?" tanya jun, "iya mereka pada naek motor" lagi-lagi dokyeom.

Jun, hoshi, wonwoo, woozi, hao, mingyu, dokyeom, mereka semua menatap Vernon yang baru turun dari tangga. "ngapa??" Vernon, "kagak" dokyeom, "lama banget boy..." hoshi, "yaiyalah, kan sekalian mandi juga" jelas Vernon, "nggak melipir ke kamarnya leta kan?" mingyu, "paan sih bang" muka datar Vernon.

"assalamualaikum... seungkwan pulanggg". Semua orang berbalik badan untuk melihat adik ke tiga dari bawah pulang kuliah. "idihhh capek banget nih kayaknya" mingyu, "iya bang, banget banget" seungkwan merebahkan badannya di sebelah minghao. Dan dengan sengaja meminum kopi kemasan milik hao. Hao kembali menatap sinis adiknya itu. "kenapa?" tanya seungkwan, "bisa nggak sih, ambil kopi sendiri, jangan minum punya gua!" hao kesal. Tapi malah membuat adiknya, seungkwan tertawa, begitu juga dengan yang lainnya.

"mimpi dino itu, cukup ngeri juga ya.. kalau dipikir-pikir memang logikanya seperti itu. Apakah aleta juga mendapatkan mimpi yang sama?" seungcheol bermonolog di ruang kerjanya. "kalau dino juga mendapatkan mimpi yang aneh, aleta juga bisa jadi punya mimpi yang mungkin sama seperti mimpinya dino" seungcheol masih bermonolog, sampai bawahannya mengetuk pintu ruangan, "pak meeting akan diadakan di jam tiga sore ini, untuk berkas meeting sudah saya persiapkan", "baik" seungcheol mengangguk.

"gua harus dapet cuti akhir tahun ini, supaya bisa ajak adik-adik gua holiday.." lagi lagi seungcheol bermonolog.

Pesan:

To Jeonghan

Text: aa dapet izin cuti tapi sepuluh hari sebelum tahun baru, nggak bisa di tahun barunya, sampein ke adek-adek, kalau misalkan mau, kita bisa pergi lusa, tapi kalau mau di tahun baru juga, ya terpaksa holiday yang deket-deket sini..

"adek-adek kuh, ini a jeonghan dapet chat dari aa, tentang liburan akhir tahun kita" jeonghan, "jadi kita liburan kemana?" dokyeom, "aa dapet cuti? asikkkk" seungkwan, "kapan kita cus?" mingyu, "gileeeee, liburan akhir tahun iam cominggggg" hao, "SHUT!! Bisa dengerin aa dulu nggak?" jeonghan membuat adik-adiknya yang sedang bersorak-sorak karena kegirangan langsung hening seketika.

"aa nggak bisa dapet cuti pas banget di akhir tahun, jadi kemungkinan, satu atau dua hari sebelum akhir tahun kita udah pulang kerumah.." jelas jeonghan, "yahhh, bukan liburan tahun baru dong namanya" dino merajuk. "sebentar dong adikku.." jeonghan mengusap puncak kepala dino yang kebetulan duduk di sebelahnya.

"aa kasih dua opsi, kalau kalian mau ya kita berangkat lusa, kalau kalian nggak setuju, ya terpaksa kita cari tempat liburan deket sini.." jeonghan, "yah tempat liburan deket sini? Mana ada yang seruuuuu" seungkwan, "dekk.." joshua kali ini. "coba deh nanti a jeonghan tanya lagi ke aa, siapa tahu aa bisa libur sampe tahun baru.." dokyeom, jeonghan menatap adiknya itu "yaudah nanti a jeonghan sama a shua coba ngomong sama aa ya, siapa tahu aa bisa..".

Meja makan kembali ramai, dengan sorakan kegirangan karena bisa liburan akhir tahun, tapi apakah mereka semua bisa merasakan liburan akhir tahun yang menyenangkan? Atau liburan tahun baru mereka lebih menegangkan? Semoga saja menyenangkan ya..

VILLA IBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang