Part 29

260 44 0
                                    

[PART 28] VILLA IBU

Pagi ini semua keluarga seungcheol kembali melakukan aktifitasnya masing-masing. Mereka semua sudah kembali memulai aktifitas kerja mereka. Mulai dari seungcheol sampai dino. tapi hari senin pagi ini dino akan berangkat siang. Dan dino masih tertidur pulas dikamarnya setelah sholat subuh dimasjid komplek.

"aa berangkat dulu ya,"

Semua mengangguk ketika melihat seungcheol dengan setelan seragam kantornya sembari membawa tas gemblok berbahan kulit serta ponsel dan kunci mobil yang dipegangnya. "ati-ati a," seungkwan. Seungcheol mengangguk, setelah itu seungcheol hilang dibalik pintu rumah.

"pak?" seungcheol menyapa pak kirman yang kebetulan sudah selesai membersihkan mobil seungcheol. Pak kirman mengangguk lalu tersenyum. "makasih ya, pak." Ucap seungcheol lalu masuk kedalam mobilnya dan melesat pergi meninggalkan rumah.

Lalu disusul dengan jun, hoshi, woozi dan wonwoo. Mereka berpamitan lalu segera pergi ke tempat kerja masing-masing. Setelah para mas-mas yang sudah berangkat sekitar sepuluh menit yang lalu, kini para abang-abang yang berangkat kerja, minghao, mingyu dan juga dokyeom. Vernon dan seungkwan akan berangkat agak siang, karena ada janji bertemu dengan dosen dikampus untuk membahas perihal skripsi yang belum rampung sampai saat ini.

Seungkwan menyantap sarapannya dengan sebuah laptop yang menyinari indera penghilatannya. Aleta melihat itu dan "masih belom beres juga? Tuh skripsian?".

"belom, lah. Rese banget pembimbing gue. Gak tau apa dia, susahnya dulu gue nyari tempat magang." Keluh seungkwan.

"bukannya lo sama kayak Vernon? Magang di tempat aa?" aleta duduk dihadapan seungkwan dengan semangkuk sereal di tangannya.

"nggak. Gue kasih tau, ya sama lo, ta. Gue itu gak magang di tempat aa—"

"—iya, lo emang gak magang di tempat aa, tapi lo magang di tempat temennya aa." Vernon memotong lalu tertawa. "lagian lo mikir-mikir amat sih. Santai aja kali..."

"gue gak bisa santai kayak lo, gue mau semua ini cepet selesai. Biar pikiran gue plong." Seungkwan dengan nada kesalnya.

Sementara aleta hanya bisa melihat adu omong antara kedua saudara itu. Lalu aleta melihat dino yang menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Aleta bingung. Dan dino langsung saja menghampiri aleta, Vernon dan seungkwan yang berada diruang makan.

"kamu kenapa?" Vernon bingung. Begitu juga seungkwan dan aleta yang tak kalah bingung.

"ini orang pada kemana? Kok sepi?" bukannya menjawab dino malah bertanya balik mengenai rumah yang sudah sepi sebagian dari penghuninya.

"pada kerjalah." Seungkwan.

"kerja? Emang udah pada selesai cutinya?".

"udah." Seungkwan lagi.

"terus? Kakak kenapa gak ke kampus?"

"belom, entar agak siangan." Lalu seungkwan kembali bertanya ke adik bungsunya itu. "kamu kenapa tadi?" seungkwan sesekali mengedarkan pandangannya ke dino dan juga layar laptopnya. "lari-lari kayak orang ketakutan?". Lanjut seungkwan.

Dino segera menetralkan raut wajah dan deru napasnya. Kalau gue kasih tahu apa yang gue lihat diruang keluarga atas mereka pasti juga ikut ketakutan. Tapi kalau gue diem aja mereka juga pasti akan dalam bahaya. Gue harus apa ya? Dino menggeleng. "gak apa, dino Cuma kaget pas bangun tidur rumah sepi, kirain dino lagi mimpi buruk ditinggalin semuanya." Jelas dino. tapi penjelasan dino ini malah membuat Vernon dan aleta curiga.

"masa? Bukannya semalem aa udah briefing kalau para tetua hari ini udah mulai masuk kerja lagi?" Vernon menaikan sebelah alisnya.

"iya kak, bener" dino berjalan kearah kulkas dan mengambil jus jeruk kemasan disana. dan membawanya kearah meja makan, dan meminum itu di sebelah seungkwan. "iya, dino lupa. Kalo semalem aa udah kasih tau kalau mereka semua hari ini udah mulai kerja." Dino meneguk jus jeruknya sampai tidak tersisa sedikit pun.

VILLA IBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang