Ketiga penumpang yang masih bertahan di gerbong restorasi tampak serius berdiskusi dengan topik utama yaitu si masinis kereta. Pria yang enggan melabeli dirinya sebagai 'manusia yang memiliki indera keenam' itu memang mengiyakan kalau ada kemungkinan rasa tanggung jawab dari si masinis-lah yang membuat kereta gaib ini muncul dan secara tidak sengaja mengangkut penumpang yang berwujud manusia sepenuhnya.
Hal itu disebabkan karena beberapa orang yang tewas akibat kecelakaan biasanya tidak sepenuhnya sadar kalau dia sudah mati, jadi mereka beraktivitas seperti yang biasa ia lakukan sehari-hari. Ditambah cerita Dewantoro mengenai Pak Heri dan Bu Bardjo, semakin yakinlah mereka bertiga kalau hantu-hantu itu memang tidak menyadari keadaan yang sesungguhnya.
"Tapi kenapa hantu-hantu kaya Surya, Bu Bardjo, sama Pak Heri nggak langsung hilang setelah mereka sadar kalau mereka udah bukan manusia lagi?"
"Mungkin ..." Johanna berbisik, agak ragu untuk menyampaikan pendapatnya. "Mungkin karena mereka mau pulang?"
Dewantoro menaikkan sebelah alisnya. "Mbak, aku tadi tanya kenapa kamu sekarang balik nanya?"
"Soalnya aku nggak tahu pasti kenapa mereka masih ada di kereta ini bahkan setelah mereka sadar kalau semuanya udah berubah. Bisa aja karena jauh dari lubuk hati mereka, keinginan buat pulang atau sampai di tempat tujuan itu ada."
"Itu masuk akal, sih." Si pria mengangguk, menyetujui opini Johanna barusan. "Selain karena si masinis, bisa jadi penumpang-penumpang itu aslinya juga kepingin pulang."
"Tapi kalau kejadiannya kaya gitu, berarti selama ini mereka nggak pernah sampai di tempat tujuan mereka, dong?"
Johanna merasa tubuhnya membeku. Benar juga, mengingat cerita si pria asing kalau kereta gaib ini sudah beroperasi pasca kecelakaan, seharusnya masinis sudah mengantarkan penumpang itu bertahun-tahun lalu. Tapi, ucapan Pak Heri yang diceritakan kembali oleh Dewantoro tadi cukup mengusik benak Johanna.
Mereka semua baru sadar kalau mereka bukan lagi manusia, melainkan hantu.
Mereka baru menyadarinya di tahun 2015, sedangkan kecelakaan itu terjadi di akhir tahun 1980-an.
"Berarti kereta ini nggak pernah sampai di tempat tujuan bahkan dalam wujud gaibnya." Si pria menyimpulkan, yang disambut dengan anggukan kepala dua orang lainnya. "Apa jangan-jangan kereta ini cuma stuck sampai di Godean aja?"
"Omong-omong, apa masnya nggak inget mungkin ada sesuatu gitu terkait rumor kereta gaib ini? Misal, dari manusia-manusia yang nggak sengaja naik kereta ini kaya kita bertiga?" tanya Dewantoro. Mereka tidak mungkin menanyakan hal tersebut kepada para penumpang gaib.
"Yang aku inget, sih, ya ..." Pria asing itu tampak berpikir sesaat. "Rata-rata aku denger cerita itu dari beberapa penumpang yang kemudian milih turun di stasiun terdekat. Tapi ..."
"Ya?"
"Tapi emang hampir semua penumpang itu turun sebelum masuk daerah Jogja—maksudku provinsinya. Paling deket, ada penumpang yang turun di Kutoarjo. Untungnya ada petugas stasiun yang paham kalau penumpang itu habis naik kereta gaib, jadi disuruh nenangin diri dulu terus dipesenin taksi."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Duty
HorrorSame train, same destination. But different situation. -Bathed in Fear, Project 2. © 2020 nebulascorpius