chapter15||AMARAH DAN KEBAHAGIAAN

34 26 4
                                    

   "Kamu yang menelfon saya kemarin?"

Seseorang paruh baya namun masih kelihatan sangat awet muda berdiri di hadapan Anna,bersama laki laki yang tak jauh beda jauh umur dengan wanita itu,laki-laki itu tanpak mirip sekali dengan Aland,hidung nya,matanya,hingga tubuh jangkung nya,tapi kenapa Anna seperti menemukan sosok lain ya di dalam diri laki-laki ini.

"Halo,saya nanya kamu ya"
Perempuan itu kembali menegaskan pertanyaan nya terhadap Anna.

"Eh-hm-i-iya tan,saya Anna"
Ucap Anna mengulurkan tangan nya.

"Dimana sekarang anak saya,terimakasih sudah menghubungi saya,dan kamu boleh pulang"ucap mama Aland tak merespon uluran tangan Anna.
Baru saja Anna mau mengurungkan tangan dari mama Aland.

"Kenalin saya Prapto,dan ini istri saya Rina"
Ucap Prapto menjabat tangan Anna.

"Saya Anna om"ucap Anna mengukir senyuman kecil di bibirnya.

Syukurlah om prapto ngk sejutek tante rina.

"Kamar Aland di sana om,tante."
Ucap Anna menunjuk ke salah satu ruangan VIP di rumah sakit itu.
Tanpa komando,Rina dan Prapto langsung menuju ke ruangan Aland.

"Terimakasih Anna"ucap Prapto sebelum pergi meningalkan Anna.

"Sama-sama om"
Ucap Anna tersenyum kecil.

                       *        *        *
    Anna merebahkan tubuhnya di atas ranjang miliknya nya.
Badannya terasa lelah dan sangat gerah.
Matanya mengantuk,tapi dia harus segera kembali kerumah sakit,dia harus memastikan kalau Aland mendapatkan pendonor hari ini.

    Anna meraih handuk dongker di gantungan dan masuk kedalam kamar mandi untuk bersih-bersih.

   Asap itu menari-nari di hadapan cermin kamar mandi Anna,lahan-perlahan membentuk sesuatu.

"Mau apa lo?"
Ucap Anna melotot,saat asap itu sudah membentuk sosok wanita tanpa berkaki dan menari-nari di atas awang-awang.

"Darah" jawabnya lantang sehingga menciptakan gema beberapa kali.

"Disini ngak ada darah"
Ucap Anna mulai sedikit mengigil.

"Pergi lo!"
Teriak Anna,namun sosok itu berusaha menyatukan tubuhnya untuk menguasai Anna,namun syukurlah Anna masih memakai kalaung yang diberikan Clara.
Jadi sosok hitam itu tak bisa menguasai tubuh Anna.
Dan menghilang begitu saja dari hadapan Anna.

                           *       *       *

   Anna keluar dari kamar,sesudah selesai bersih-bersih dan beristirahat sejenak.
Sekarang dia udah siap untuk ke rumah sakit menemui Aland.
Dia ngak sabar mendengar kabar baik Aland dari orang tua nya.

"Bii,bii !"
Ucap Anna memangil asisten rumah tangga nya.

"Iya non Anna,ada apa?"
Ucap bibi inah,berjalan tergesa-gesa mendekati Anna.

"Aku mau ke rumah sakit dulu ya bi,titip rumah"
Ucap Anna pamit.

"Baik non,tapi non ada yang mau bibi kasih tau non"
Ucap bi inah setengah berbisik ke arah Anna.

"Mau ngomongin apa bi?"
Tanya Anna mulai penasaran.

"Begini non,bibi bukan nya soudzon ya non,bibi tadi malam melihat bi  uti melakukan ini di kamar nya non"

"Ucap bi uti melihatkan sebuah foto di hp"

"Iya maafin bibi ya non tadi malam bibi kangen sama bebeb nya bibi non di kampung jadi bibi aja vidio call"
Ucap bi uti malu,yang baru datang tiba-tiba.

"Hahhahahahhaha,bi uti,bi uti"
Anna tertawa melihat sikap bi uti .

"Bi innah lain kali jangan suka ngintip bi uti lagi cinta cintaan ya bi"

Ucap Anna ngak jadi melihat ke layar hp bi innah.

"Ya udah saya pamit dulu ya bi"
Ucap Anna.

"Iya non"
Ucap inah dan uti.

Di dalam hati nya seseorang baru saja merasa lepas dari maut.
"Setiap ranting yang menghalangi jalan harus di singkirkan"
Bisiknya dalam hati.
        
            
                        *        *         *
  
"Permisi om,tante "
Ucap Anna menghampiri kedua orang tua Anna.

"Eh ada nak Anna "
Ucap prapto menyadari keberadaan  Anna,sedangkan rina hanya diam.
Tak menghiraukan kehadiran Anna.

"Alhamdulilah,Aland udah siuman,tadi om yang jadi pendonor buat Aland"ucap prapto tersenyum ke arah Anna.

"Masih berani kamu kesini,belom puas kamu liat keadaan anak saya saat ini?"

Ucap rina setelah Sempat ada keheningan beberapa menit antara mereka bertiga.

"Maksud tante?"tanya Anna kaget mendengar yang barusan rina bicarakan.

"Jangan munafik deh kamu,gara-gara kemalaman balik dari rumah kamu,anak saya kecelakaan"
Ucap rina tegas.

"Udah ma,udah!"
Prapto berusaha mencegah amarah istrinya ke Anna.

"Maaf tan" ucap Anna tertunduk,berlinang air mata.

"Maaf kamu bilang,apa dengan kata maaf kamu,anak saya bisa segera sembuh?"
Lagi dan lagi rina membentak Anna.

Anna hanya bungkam tak bisa mengatakan apa pun,jika dia terus menjawab,amarah rina akan tambah menjadi-jadi.

"Maaaa,,paaaa,mama"
Itu suara Aland terdengar sangat lemas,dia memangil orang tua nya.

"Kamu ngapain masuk,mau mentertawakan Anak saya"
Ucap rina mencegah Anna masuk.

"Bukan nya gitu tan,saya cuman ma-"

"Udah-udah,saya peringatin sama kamu ya,sekarang kamu pulang,dan jangan pernah coba temui anak saya lagi!"

Ucap rina,membuat Anna semakin terasa tersakiti.
Dam rina masuk tanpa mendengar jawaban Anna terlebih dahulu.

"Ma,Anna ngak salah maa"

"Aland,mama tau mana yang baik buat anak mama"

Anna sempat mendengar percakapan Alan dengan Rina ,sebelum Ana pergi dari depan kamar Alan .
Anna tak ingin keberadaanya akan membuat suasana lebih buruk .

                         *       *        *

ANOTHER WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang