Chapter 57

672 33 7
                                    

Hari ini adalah hari dimana pemakaman Karla anastasya.
Adit sedang bersingkuh di atas gundukan tanah yang terdapat nama Karla anastasya di atas batu nisan itu.
Karla benar-benar pergi sekarang, pergi menuju dunianya sekarang.

"Udah dit ikhlasin dia," Irfan yang ikut serta dalam acara pemakaman Karla pun berusaha menenangkan Adit yang terus-terusan menangisi kepergian Karla

"Harus nya yang mati itu Siska bukan kamu Karlaaa!" Nada bicara Adit dua oktaf yang membuat semua yanh ada di situ terperanjat.

"Gk boleh ngomong gitu sayang, Karla udah gk ada biarin dia tenang, ikhlasin dia biar dia bisa bahagia disana" Mamah mengusap pundak anak nya yang bergetar

"Apa Adit boleh nyusul Karla mah?" Tanya Adit

"Semua manusia akan meninggal pada waktunya, nyawa, rezeki, takdir hanya tuhan yang tau"

Pandangan Adit seketika mengabur, suara burung di atas seketika menghilang berbarengan dengan ambruknya tubuh Adit di atas makam Karla.
Dengan cepat Irfan menggendongnya menuju mobil dan menuju rumah Adit untuk mensadarkan nya.

Adit pingsan sebab dari kemaren setelah mendengar kabar meninggalnya Karla ia tidak makan satu sendok pun.
Hari-harinya hanya menangis sampai menunggu Karla di makam kan.
Sepertinya penyakitnya kambuh karna dia tidak makan satu harian lebih.

"Bangun atuh dit" ucap Mamah nya

"Sabar tante, Adit pasti bangun"

Benar saja, Adit mulai menggerakan tangan nya dan perlahan membuka matanya.
"Karla mana? Tadi gw mimpi Karla pergi, gk mungkin kan mah?" Tanya Adit pada mamah nya

Dengan sekali hembusan nafas mamah nya menjawab pertanyaan putranya yang baru saja merasakan kehilangan.

"Adit, Karla emang udah gk ada, kamu yang sabar ya" pernyataan yang di hadapinya kini sangat berat.

*****

Beberapa hari setelah kematian Karla semua berjalan sangat normal, namun beberapa ada yang masi merasakan kehilangan, termasuk Aditia deren yang sampai sekarang belum keluar dari kamarnya.

Stres, acak-acakan, kecewa, sedih, merutuki diri, itu kondisi yang di rasakan Adit setelah meninggalnya Karla

"Karla kamu dimana sayang" Adit meracau tidak jelas tubuhnya kurus kering karna dia jarang bahkan tidak makan

Adit bangkit berjalan menuju cermin besar yang berada di dalam kamarnya.
Terdapat sebuah pantulan manusia yang memakai baju hitam dan celana jeans pendek dengan rambut acak-acakan dan mata sembab.

"Karla kamu dimana" lagi dan lagi, hanya kalimat itu yang Adit ucap kan setiap harinya

Argh

Dukk

Pranggg

Darah segar menetes dari tangan Adit akibat dia memukul cermin untuk melampiaskan semua ke resahan nya selama ini.
Adit terduduk, terdapat bulir bening yang memenuhi pelupuk matanya yang siap terjun menghujani pipinya.
Bukan karna perih yang di tangan nya, melainkan perih yang ia rasakan di hatinya.
Rasa penyesalan seakan terus menghantuinya.

Ia mengambil pecahan cermin di depan nya.
"Ayah, bunda aku minta maaf jika belum bisa mebahagiakan kalian. Karla aku akan menyusulmu sekarang, tunggu aku di depan pintu keabadian itu" ucap Adit ia mengarahkan kacanya tangan kirinya tepat pada urat nadi.
Ia menggesekan nya darah segar keluar dan

Brakk

Tubuh Adit ambruk dan potongan cermin itu entah terpental kemana.
"Tunggu aku sayang, Asshadualah ialahailallah waashadu anna muhammadarasulullah" mata Adit terpejam tepat pada hari Rabu pukul 20.29 ia menghembuskan nafas terakhir.
Tubuhnya dingin, darah segar bercucuran dari pergelangan tangan nya.
Kini dunia telah kehilangan dua insan yang saling mencintai.

Tok... Tok... Tok...

Terdengar suara orang mengetuk pintu dari luar sana.
"Adit makan dulu nih," Mamah membawa bubur ayam kesukaan Adit dan Karla

Tok... Tok... Tok...

"Tumben gk nyaut" mamah merasa bingung dan berusaha untuk membuka pintu kamar anak bungsunya ini, namun sayang pintunya terkunci.

"Arlan sini" teriak mamah

"Iya mah?"

"Tolong kamu dobrag pintu kamarnya Adit, soalnya dari tadi mamah ketok, mamah panggil gk di jawab dan pintunya juga kekunci, mamah takut terjadi apa-apa" ucap mamahnya

"Ywd mamah mundur dulu ya"

1... 2... 3...

Dugh

1... 2... 3...

Dugh

1... 2... 3...

Brak

Pintu berhasil di dobrag dari luar dengan cepat mamah dan Arlan masuk untuk melihat keadaan Adit.

Prangg

Piring yang ada di tangan mamah jatuh ketika melihat keadaan anaknya yang terkapar tak berdaya di lantai.
Arlan jongkok untuk memeriksa apakah masi ada.
Arlan beralih pada tangan kiri Adit yang mengeluarkan darah sepertinya dia stres dan bunuh diri, fikir Arlan

"Innalillahi wainnailahi rojiun" ucap Arlan yang membuat mamahnya geleng-geleng kepala memeluk tubuh anaknya yang terasa kaku dan dingin

"Kenapa kamu pergi secepat itu nak," mamah memeluk tubuh Adit yang sudah tak bernyawa.

Arlan segera menghubungi papahnya yang sedang lembur untuk mengerjakan proyek yang sebentar lagi akan di mulai.

Setelah menghubungi papahnya, Arlan kembali merengkuh tunuh mamahnya yang menangis tersedu-sedu akibat kepergian Adiknya yang tewas akibat bunuh diri.

****

Pemakaman Adit berlangsung, Adit di makamkan di samping makam Karla.
"Yang sabar ya mba, saya juga sama kehilangan anak saya" ucap Bunda

"Malah adu nasib njr" bisik Riski pada Irfan

"Diam anjr" umpat nya

"Iya mba, gimanapun juga kita cuma bisa mengikhlaskan kepergian mereka" ucap mamah

Semua bubar dari pemakaman yang tersisa hanya dua gundukan tanah dan beberapa kuburan disini.































Assalamualaikum...
Hallo guys gimana part kali ini, pasti kalian bahagia kan?
Tapi kalau author sedih karna udah gk bisa nerusin nih cerita lagi karna udah mau end hiks😭
Nanti author gk ketemu kalian lagi huhu
Tapi kalau kalian mau ketemu author lagi, nanti author kasih tau caranya hehe.
Kalau gk ya gpp lupain aja

Oke segini dulu dadah


Tomboy girl vs Cool boy  [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang