Chapter 43

453 34 21
                                    

"Karla kenapa kamu buat onar di sekolah?" Tanya seseorang perempuan yang usianya memasuki kepala empat.

"Dia yang memulai menjelek-jelekan nama saya bu, apa ibu diam aja jika nama ibu dan keluarga ibu di jelek-jelekin di tempat umum bu?" Jelas Karla

"Gk bu saya gk berniat menyindir dia, dia aja yang kesindir karna dia ngerasa pelacur bu" bela Alvin

"Maksud lu apa? Jagoan berlindung di ketek guru lu hah?" Muak Karla

"Karla benar bu" tiba-tiba Riski yang dari tadi di luar kini masuk berada di tengah-tengah kecanggungan di dalam ruang Bk.

"Siapa yang suruh kamu masuk Riski?" Pinta ibu Novi tegas

"Disini ada temen saya yang sedang di salah-salahkan tapi jelas dia tidak bersalah, kalo ibu gk percaya saya ada video pas Alvin jelek-jelekin nama Karla" Riski melirik Alvin sinis dan merogo saku dan mengambil ponsel nya

"Ini bu," Riski memberikan ponsel nya pada ibu Novi

"Baik, Karla ibu minta maaf sama kamu dan kamu Alvin, siapa yang mengajari kamu berbicara seperti itu? Apa kamu tidak punya etika? Buat apa kamu sekolah kalo etika kamu gk di jaga?" Tegas bu Novi

"Karla, kamu boleh keluar sekarang" ucap bu Novi.

Karla keluar bersama Riski dan meninggalkan Alvin di dalam ruang Bk

"Makasih ki," ucap Karla

"Yoe sama-sama"

Tiba-tiba ntah datang dari mana Adit menghampiri Karla

"Kenapa rame-rame di depan ruang Bk?" Tanya nya

Sebelum Riski menjawab, Karla langsung menarik tangan Riski dan Raya.

Setelah merasa jauh dari Adit, Karla melepaskan tangan nya yang sedari tadi menarik tangan kedua teman nya.

"Lu kenapa ngejauh dari Adit?" Tanya Riski

"Gpp" Karla terpaksa berbohong, jika Karla menceritakan yang sebenarnya mungkin teman-teman nya akan membenci Adit.

"Gw ke kelas duluan ya" Karla pergi meninggalkan teman-teman nya di depan perpustakaan.

*****

Sepulang sekolah seperti biasa jika tidak membawa mobil Karla memesan taxi online.
Sekarang Karla sedang menunggu taxi di dekat sekolah nya.
Tiba-tiba mobil hitam berhenti tepat di depan nya dan pria berwajah tampan mengenakan seragam sama dengan Karla keluar dari mobil.

"Pulang bareng yuk" ajak nya

Karla hanya diam tak mengubris dan tak bergerak

"Hai dengar gk aku ngomong, pulang bareng yuk" ulang nya

"Gk ush" ucap Karla dingin

"Aku  minta maaf sama kejadian tadi pagi" Adit menundukan pandangan nya merasa bersalah dan mengambil tangan Karla tapi Karla malah menghindari nya.

"Gk usah, mending sekarang lu pergi" usir Karla

"Tapi aku mau ajak kamu jalan-jalan sebagai permintaan maaf"

"Ajak aja sepupu lu" ucap Karla lalu menjauh mengadang taxi yang sebentar lagi datang.

"Neng Karla?" Tanya supir Taxi

"Iya pak"

Karla memasuki taxi dan meninggalkan Adit begitu saja.
Ini sifat Karla selain jutek dia sifat dia juga bergantung pada sifat orang di sekitarnya.
Jika Adit bisa memperlakukan dia seperti tadi pagi maka Karla akan melakukan hal yang sama.

*****

Malam yang sepi hanya terdengar suara hujan yang mengguyur deras kota Bandung pada pukul 20:24.

Karla yang sedang duduk di balkon rumahnya sambil menikmati hembusan angin dan aroma khas hujan yang ia sukai.
Ponsel ia matikan supaya tidak ada yang mengganggunya malam ini.

Karla mengambil bingkai foto yang terpajang rapi di dinding kamar nya.
Terdapat seorang wanita parubaya yang usianya menginjak 43tahun sedang menggendong anak perempuan memakai sweter biru dengan topi buny di kepalanya.

"Nek, Karla rindu nenek sekarang cucu nenek sudah besar ternyata benar kata nenek kehidupan orang dewasa memang keras, Karla kangen nenek semoga nenek tenang disana ya nek" lirih Karla sambil mengusap fotonya bersama sang nenek

"Halo epribadeh" teriakan tak asing bagi Karla memasuki kamar nya

"Ganggu lu"

"Ngapain? Nunggu kesamber petir?" Tanya Kevin

"Nunggu kesamber cinta nya bang bright"

"Alah asu, lu pegang apa?" Tanya Kevin

"Oh ini foto nenek bang"

"Nenek cantik ya, sama kek bunda" puji Kevin

"Iya bang"

"Tapi aneh si nenek cantik, bunda cantik tapi lu kenapa gk cantik? Anak pungut ya lu?"

"Sabar jangan ngehujat" Karla mengelus dadanya.

"Makan yok, bunda udah nunggu di bawah"

"Makan apa?"

"Bayi kudanil"

"Dih anjr abang bukan abang gw sumpah" ucap Karla sambil tertawa.

"Bang lu tau gk?" Karla mendudukan dirinya pada sofa yang ada di kamarnya

"Gk, kan lu belum cerita"

"Eh iya juga ya" Karla menggaruk tengkuk nya

"Argh.. gini deh tadi tuh gw telat sekolah sampe di hukum bang gara-gara gw nunggu Adit eh malah Adit nganterin sepupunya, mana sepupunya tengil banget kek lu kalo gk di kasih uang bulanan ama ayah" ucap Karla

"Heh gw plester tuh mulut lama-lama, lemes banget udah kek Nasar goyang seperti mati lampu"

"Gk usah nanyi" pinta Karla

"Ohhhh, jadi lu cemburu ama sepupunya Adit?" Tanya Kevin

"Gk anjh cuma gw gk suka aja ama sifat nya"

"Namanya Alena kan?"

"Loh bang lu kenal?" Bingung Karla

"Kenal lah gw kan temen nya Arlan dan Arlan sering bawa Alen kalo main" ucap Kevin

"Gatel ya bang"

"Iya de dia masi Smp aja udah berani godain abang"

"Idih bangga lu?" Ucap Karla anarkis

"Gw tepuk juga lama-lama mulut lu"

"Heh apasi pada ribut bunda dari tadi nungguin di bawah" tiba-tiba bunda muncul dari ambang pintu

"Hehe maaf bunda, tadi Karla ajak ngobrol abang bentar" cengir Karla

"Hmm sudah-sudah ayok makan mumpung masi hangat" keluarga Karla turun menuju meja makan

Bersambung....

Tomboy girl vs Cool boy  [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang