affandra, hadiah terakhir

388 48 45
                                    

Hai, si lemah
Buatlah semesta menerima
Dirimu apa adanya
Relakanlah
Masih banyak senyum di dunia
Yang bisa terima semua indah kurangmu

SI LEMAH - HINDIA & RAN

🍃

Affandra adalah anak terakhir, berarti dia adalah hadiah terakhir yang diberikan oleh Tuhan untuk keluarga Ramadhan. Orang orang menganggap anak bungsu itu manja, keanak-anakan, dan selalu dituruti apa mau nya.

Padahal menjadi anak bungsu juga tidak enak, anak bungsu adalah harapan terakhir keluarganya disaat kakak kakak nya tidak mencapai apa yang diinginkan.

Anak bungsu juga mendapatkan banyak tekanan, dibanding bandingkan oleh kakak nya, dan juga harus mencapai keberhasilan yang sama dengan kakak kakak nya.

Dibanding dengan kakak kakak nya, Affandra sedikit berbeda. Lelaki itu tidak memiliki minat sama sekali dengan jurusan IPA, Affandra satu satunya anak yang berada di jurusan IPS sepanjang sejarah keluarga Ramadhan.

Affandra tidak terlalu pintar dalam pelajaran, tetapi dia berusaha untuk mendapatkan nilai bagus. Lelaki itu juga suka bermain games, tidak heran ia menyempatkan separuh waktu nya di kamar.

Affandra juga tidak se-supel Sabitah dan Jehian, di dunia nyata ia hanya memiliki satu teman dekat yaitu Leonardo. Lain halnya jika menyangkut soal game, Affandra mempunyai banyak teman online.

Karena obsesi nya terhadap game, nilai Affandra pernah menurun secara drastis sehingga membuat ayah marah besar. Ayah menyita semua peralatan game Affandra dan akan mengembalikan nya jika nilai nya naik.

Tentu saja nilai nya naik dan peralatan game nya di kembalikan. Affandra bukan anak yang bodoh melainkan dia hanya tidak mempunyai minat dalam pelajaran.

"Arah 20, ada orang yang pake ghille."

Jari lelaki itu bergerak cepat, memang dalam permainan tembak tembakan ini dibutuhkan reflek cepat dan mata yang tajam.

Mulut nya berkomat kamit merapalkan banyak nama nama binatang, mungkin saja seluruh kebun binatang sudah Affandra ucapkan.

Affandra mendengus kesal, dia membanting mouse nya karena team nya kalah. Kalah di permainan memang biasa sih, tapi masalahnya Affandra lagi menjaga KD nya yang bagus.

Affandra keluar dari permainan tersebut dan merebahkan diri nya di kasur. Lelaki itu sudah 4 jam duduk di layar komputer dan mata nya sudah lelah.

Dengan malas, Affandra bangkit dari kasur nya. Meregangkan tubuh nya sebentar lalu keluar dari kamar, ia hanya melihat bunda yang sibuk memasak dan ayah yang baru bangun dari tidur nya.

"Bang Jehian kemana bun?" tanya Affandra.

"Keluar sama Iqbaal."

Affandra cuma ber-oh ria, dia memandang bunda nya yang sudah memotong banyak sayur. "Sini bun, Affandra bantu."

"Gak usah Andra, bunda bisa sendiri kok."

"Sini bawang nyaa, biar Andra yang potongin."

Affandra mengambil pisau dan bawang bombay dari tangan bunda nya, ia memotong bawang itu dengan hati hati. Affandra memang tidak sejago Sabitah dan Jehian dalam perihal memasak, tetapi untuk memotong sayuran, dia masih bisa.

"Affandra Yogaswara Ramadhan," Suara ngebass ayah membuat Affandra tersontak kaget.

Affandra menoleh ke belakang dengan bawang bombay di tangan nya. "Ayah sudah bilang apa? jangan dekat dekat dengan dapur, ayah takut dapur nya kebakar kayak dulu."

TENTANG HARI ESOK [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang