satu

254 44 39
                                    

Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.

Albert Einstein

🍃

Jehian sudah malas kuliah, ia membayangkan dunia kuliah akan seseru cerita wattpad yang Hannah baca ternyata tidak.

Impian nya untuk menjadi bagian dari himpunan atau BEM pupus karena ayah nya tidak merestui nya. Padahal Jehian adalah mahasiswa yang kompeten di angkatan nya, jika saja ayah nya memperbolehkan nya pasti Jehian akan maju menjadi ketua himpunan atau BEM.

Terkadang Jehian iri dengan Reva yang dibebaskan melakukan apa saja, iri dengan Haidar yang berani mengutarakan perasaannya, dan iri dengan Iqbaal yang bisa mengambil keputusan dengan baik.

Setiap langkah Sabitah, Jehian, dan Affandra pasti dipilihkan oleh ayah mereka. Untung saja saat Jehian sedang berdebat soal jurusan kuliah nya dengan ayah, Jehian memenangkan perdebatan itu.

Jehian juga ingin bebas, dia ingin menentukan langkah nya sendiri. Dia bukanlah bayi yang baru bisa berjalan, he's a grown man.

"Pasti si Jehian lagi buat skenario sinetron di kepala nya." kata Haidar sambil melempar kacang ke arah teman nya.

"Apaan sih Dar," kesal Jehian.

"Naha ngalamun siang siang? hoyong dimasukin mbak kunti?" tanya Iqbaal.

Jehian berdecak kesal, mood nya akhir akhir ini memang berantakan. Dia masih memikirkan hal hal yang belum dia capai, dan menyesal dengan pilihan nya di masa lalu. Jika Jehian bisa membantah ayah nya, mungkin kuliah tidak akan semembosankan ini.

Ditambah lagi Hannah yang sedang sibuk dengan acara Gereja nya, biasanya Hannah selalu bersama Jehian tapi 2 minggu ini gadis itu selalu bersama Fadil. Tapi ini resiko nya sih mempunyai pasangan yang beda agama.

Memang, penyesalan selalu datang terakhir.

"Lo gak kelas Je?" tanya Reva.

"Oh iya, habis gini kelas nya Pak Ruflan."

Jehian mengemas barang barang nya lalu beranjak dari tempat nya, ia meninggalkan tempat itu tanpa pamit ke kawan kawan nya.

"Jehian lagi pms?" tanya Haidar.

"Dawam deui aya masalah, tangtos antos mood na wangsul deui." jawab Iqbaal.

Jehian berjalan dengan cepat ke kelas nya yang berada di lantai 3, beberapa kali ia disapa tapi lelaki itu hanya membalas nya dengan senyuman.

Senyuman nya luntur saat melihat ketua himpunan yang sedang mengatur rapat di ruangan sebelah nya.

Jika Jehian memberontak, apa dia bisa merasakan di posisi itu?

🍃


SRAK

Affandra mengacak acak rambut nya, nilai ulangan matematika nya sudah dibagikan dan dia mendapatkan nilai yang kurang memuaskan. Padahal dia sudah belajar berhari hari untuk ulangan matematika, tetapi kenapa ia mendapatkan nilai yang kurang memuaskan?

Ia mengintip nilai Leonardo, dan tentu saja lelaki itu mendapatkan nilai 90 keatas. Affandra menghembuskan nafas nya dengan berat, lelaki itu jadi takut pulang ke rumah.

TENTANG HARI ESOK [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang