Bukan tanpa sebab, masa remaja adalah masa peralihan. Mungkin, dahulu kita masih mencari air mengalir untuk membasuh tubuh ataukah saling kejar mengejar dengan angin. Masa kecil adalah masa tentang menerbangkan layangan. Tapi, masa remaja adalah masa untuk menerbangkan angan yang bisa merusak. Betapa bahagia seorang anak-anak di saat ia punya banyak teman di sekelilingnya. Ia, sampai lupa waktu untuk pulang ke tempat seharusnya kembali. Mungkin ia tak punya keluarga lengkap. Ia juga tak punya teman banyak. Ia hanya punya kelembutan hati. Bukan tanpa sebab, ia jadi idaman para wanita. Tanpa ia harus menyengajai. Di sisi lain, ia dijadikan bahan olok-olokan oleh teman laki-laki sebayanya. Membuat ia tidak suka bergaul dengan laki-laki. Anak ini harus melangkah, tanpa cahaya di gelap malam, pun terang di siang hari. Ia mungkin akan menyusup ke dalam dunia liar. Atau tetap pada pendiriannya. Ketika ia menyentuh buku, tenggelamlah segalanya. Dengan memakai sebuah kacamata hitam. Tak begitu tampan. Tapi, siapa kira ketampanan dari dalam mengalahkan segalanya. Bukankah begitu kawan? ________________________________ Cerita ini saya tulis dengan pemikiran sendiri. Maaf bila ada salah kata, nama, sifat, ataupun yang lainnya. Cerita ini dari awal berjudul KETOS. Iya ketua osis. Tapi, sedikit membelokkan menjadi fiksi remaja yang menarik.
14 parts